Indahnya Cinta saat tanpa sadar perasaanmu terus tumbuh untuk terus memperhatikan pujaan hatimu.
"Coba aku liat!"
Dias memegang rahang Dinda lalu mengarahkan wajah gadis itu ke arahnya. Dengan cuek Dias meneliti wajah Dinda yang sudah memerah. Dias dengan santai menggerak-gerakkan kepala Dinda ke arah kiri dan kanan, seperti sedang memilih barang yang akan ia beli.
"Kau ini ceroboh, makan dengan benar. Jangan buat aku malu di depan klien penting" Dias ngomel tidak jelas. Dias bahkan mengambil tisu dengan kasar lalu menggosok-gosok asal bibir Dinda. Dias kesal karena Dinda disentuh pria lain.
"Uhmm hmmm ..." Dinda sedikit meronta.
"Sekarang sudah benar" Dias mengusap puncak kepala Dinda sambil tersenyum kesal, tidak lupa nada bicaranya di buat halus meski dalam hati ia ingin berteriak.
"Bos, apa-apaan sih. Aku kan bisa melakukannya sendiri" protes Dinda.