Winda menyentil kuat-kuat dahi suaminya, yang kemudian membuat Dirga nyengir kuda.
"Awh, kenapa menyentil dahiku?" protes Dirga.
"Karena kamu bicara ngawur. Sudah ayo tidur. Katanya aku harus banyak istirahat" Winda cuek memejamkan mata.
"Yah, sayang. Kita buat udara di kamar memanas dulu kenapa? Ayolah" rengek Dirga.
"Aku lelah."
"Aku akan melakukannya dengan hati-hati. Kamu tinggal pasrah menerimanya saja" Dirga mulai memberikan sentuhan lembut di tubuh Winda.
Winda menggeliat, membalikkan badan dan sekarang posisinya memunggungi suaminya. Tapi Dirga tidak menyerah, ia justru lebih leluasa menikmati bagian dada dengan tangannya yang nakal.
"Dirga, hentikan" lenguh Winda.
"Benarkah kamu tidak menginginkannya?"
"Nggak" jawab Winda asal.
"Bayangkan saja kenikmatan yang akan di dapat" rayu Dirga.
"Nggak mau."