Monika terperanjat mendengar ucapan suaminya. Emosinya semakin menjadi. "Siapa sebenarnya yang keterlaluan?! Hah!" kata Monika tidak kalah dengan nada tinggi.
"Pelankan suaramu!" kata Vian dengan suara ditekan.
"Kenapa? Kau takut Mama dengar? Kau takut namamu tercemar? Kau takut image malaikatmu yang palsu itu terbongkar? Kenapa? Biarkan saja seisi rumah ini tau perbuatan burukmu di luar sana!" Emosi Monika semakin memuncak.
Plakk!
Vian tidak mampu menahan diri, ia menampar Monika agar wanita itu diam.
Di luar ruang kamar Monika, para pelayan yang berada tidak jauh dari sana mendengar pertengkaran majikannya. Mereka saling berbisik-bisik. Sudah biasa mereka mendengar omelan Monika, tapi mendengar pertengkaran mereka sampai separah ini baru kali ini terjadi.
"Ada apa?"
"Entahlah."
"Sepertinya tuan dan nyonya sedang bertengkar. Tapi kenapa?"
"Aku pun tidak tau pasti."
"Apa mungkin karena tuan tidak pulang semalam?"