Friska membetulkan posisinya, ia turun dari meja dan kini malah sengaja membusungkan dadanya. Menggunakan kedua tanganya untuk menopang di atas meja. Friska sengaja menggoda Dirga.
"Bicaralah, aku akan senang untuk mendengarnya."
"Friska, aku harap ini kali terakhir aku memberitahumu. Hubungan kita sudah lama berakhir dan sekarang aku sama sekali tidak berminat, bahkan bermimpi pun tidak untuk kembali menjalin hubungan denganmu."
"Tidak, aku tidak mau dengar" Friska menutup kedua telinganya menggunakan tangan.
"Kamu harus dengar, agar kau tidak terus-terusan terluka" Dirga menarik tangan Friska dari menutup telinganya.
"Kamu peduli denganku? Kamu peduli dengan luka hatiku?" Friska senang masih ada setitik perhatian.
"Ya, aku peduli. Setidaknya karena kita pernah mempunyai hubungan baik."
"Baiklah, lanjutkan. Aku mau dengar lagi" kata Friska penuh harap.
"Friska aku ada sedikit cerita, kamu harus tau ini."