Dias memeluk Dinda dengan kuat, begitu kuat sehingga membuat Dinda merasa sesak. Dinda meronta mencoba melepaskan diri dari pelukan Dias tapi sia-sia karena tenaga dia jauh lebih kuat dari Dinda. Dinda tidak mungkin bisa lepas jika bukan atas kehendak Dias.
Jangan pergi, aku sudah cukup tersiksa dengan sikapmu ini. Maafkan aku yang justru terlihat egois dan kasar di matamu. Kata Dias dalam hati, ia tidak ada keberanian untuk mengucapkannya, lebih tepatnya ia terlalu gengsi untuk mengakui perasaannya yang sesungguhnya.
"Bos Dias, aku mohon jangan seperti ini. Lepaskan aku, aku kesulitan bernafas" rintih Dinda.
Barulah kemudian Dias sudah melonggarkan pelukannya. "Jangan pergi, tetaplah seperti ini untuk sesaat."