Kali ini Winda benar-benar tidak mampu membendung kekesalanya kepada dr.Febri. Winda mengayunkan tangannya di udara, memang pantas dr.Febri mendapatkan tamparan pedas di pipinya.
Hap, dr.Febri mampu menghentikannya. Ia mencengkeram pergelangan tangan Winda. Febri lalu tersenyum miring.
"Sudah aku duga, kau pasti akan melakukan itu. Kenapa? Kau tidak terima?"
"Anda pantas mendapatkannya" kata Winda dengan penuh penekanan.
"Tidak semudah itu kau menyentuhku. Hanya tangan wanita dengan persetujuan ku yang bisa menyentuhku. Apa kau ingin melakukannya? Akan aku beri service spesial"
"Tidak sudi!" ucap Winda marah.
Dirga keluar sari ruanganya, ia tidak suka melihat tingkah Febri. Dirga segera menghempas kasar tangan Febri yang masih mencengkeram pergelangan tangan Winda. Dirga lalu merenggut kasar kerah kemeja dr.Febri dengan tangan kiri sementara tangan kananya sudah mengayun di udara, bug! Satu pukulan berhasil melesat dengan sukses.