"Hemm, ngomong-ngomong tentang kasihan. Sepertinya aku juga perlu di kasihani" kata Dirga sambil memberikan kode dengan beberapa lirikan mata.
Winda menoleh dengan tatapan tak mengerti, menuntut penjelasan lebih lanjut.
"Ah, bukankah sejak penikahan kita ... Ehm kita belum melakukannya dengan benar?" kata Dirga sedikit canggung.
"Melakukan apa?" Winda tambah tidak mengerti.
"Ehem" Dirga berdehem untuk mengusir kecanggungan, entah kenapa rasa ini masih timbul meski mereka sekarang sudah menjadi suami istri. "Malam pertama" kata Dirga cepat tanpa menatap Winda.
"Apa? Uhuk uhuk ..." Winda menjadi terbatuk-batuk dengan wajah yang tersipu malu setelah mendengar dua kata terakhir Dirga.
Lampu merah membuat Dirga mempunyai kesempatan untuk menatap Winda lebih dalam. Ia membelai pipi istrinya.
"Aku tidak akan melepaskanmu malam ini" kata Dirga serius.