Dirga tersenyum jahil, ia sepertinya telah menemukan ide untuk membalas Sesil yang usil dan berani menjahilinya. 'Hemm dia belum tau siapa aku, aku tidak bisa dilawan. Aku bahkan sudah menghadapi banyak tingkah aneh wanita. Sesil akan malu jika melihat kami berdua bermesraan, dia pasti iri. Bodo amat, biar ia buru-buru ngajak kekasihnya menikah' pikir Dirga, ia terkikik dalam hati.
"Biarlah" Dirga lalu melingkarkan lengannya di pinggang Winda. "Karena aku memang sangat dan sangat menginginkanmu, aku sudah tidak sabar untuk memilikimu seutuhnya" Dirga mendekatkan wajahnya. Winda yang seperti tau maksud tindakan Dirga segera berbisik.
"Ada kak Sesil, hentikan" bisiknya lirih.
"Aku tidak peduli" detik berikutnya Dirga sudah membekap mulut Winda dengan bibirnya. Winda mendorong dada Dirga karena tidak enak hati dengan kak Sesil tapi sia-sia. Dirga tidak peduli.
Dirga baru melepaskan Winda setelah ia puas, ia lalu tersenyum nakal.