Winda terlihat masih menantikan penjelasan dari Putra saat pelayan cafe yang mengantarkan pesanan mereka sudah pergi.
"Sudahlah lupakan saja, aku bercanda tadi hahaha. Silakan nikmati minumannya."
Putra tidak ingin merusak suasana meskipun ia sangat ingin mengungkapkan isi hatinya yang sesungguhnya kepada Winda. 'Hah, inikah yang dinamakan kasih tak sampai? Mengapa terdengar sangat menyedihkan. Astaga' batin Putra.
"Hemm, iya" kata Winda sambil tersenyum mengangkat cangkirnya.
Ah apa yang dia ucapkan tadi? Apakah hal yang penting? Sayang sekali aku tidak menyimaknya tadi. Batin Winda. Ia lalu menyeruput minumannya.
"Aww panas" Winda mengibas-ibaskan tangannya di depan bibir, ia lupa jika memesan minuman panas.