Dinda yang mengenali suara tersebut enggan untuk menoleh ke belakang, ia ingin cepat masuk dan terbang ke Indonesia sehingga tidak lagi bertemu pria tersebut. Setidaknya untuk sementara waktu.
"Dinda" Dirga mencekal lengan adiknya. "Masih ada waktu, bicaralah padanya" pintanya.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi dengannya kak" kata Dinda dingin.
"Jangan seperti ini, bersikaplah dewasa. Masalah tidak akan selesai jika kamu terus menghindar".
"Aku sudah selesai dengannya".
"Tapi, Dinda ..."
"Permisi tuan, biarkan penumpang lain melewati pintu" kata petugas bandara.
"Maafkan kami" Dirga lalu mundur mengajak Winda dan Dinda.
"Dinda, bicaralah dengannya. Kakak tunggu" kata Winda meyakinkan Dinda dengan tatapan lembutnya.
"Baiklah kak" kata Dinda tak bersemangat.
Dinda berjalan mendekati Niko dengan perasaan enggan, masih terasa menyakitkan baginya ditolak oleh pria yang selama ini ia sukai.
"Dinda, maafkan aku ..."