Beberapa saat kemudian mereka sampai di sebuah butik yang cukup besar dan megah. Pantas saja jika sang designer tersebut terkenal sebab di lihat dari butiknya saja sudah terlihat mewah dan meyakinkan.
Begitu mereka masuk langsung di sambut oleh resepsionis, dan mereka diantar oleh seorang staf menuju ruang khusus untuk bertemu dengan sang designer. Cukup lama mereka menunggu di ruang tersebut.
"Astaga, kemana sih sang designer? Inilah hal yang paling aku tidak suka jika bekerja sama dengan designer ini, hemm attitudenya itu yang sering bikin kesal" keluh Sesil dengan wajah masamnya.
"Sabar, lagi pula kita sudah terlanjur pakai dia" dalam hati Winda juga kesal.
"Seperti apa sih orangnya? Jadi ikutan gemes nih, perlu di kasih pelajaran" Putra mulai emosi.
"Sabar, dia itu wanita. Masa kamu mau lawan?" Winda coba mendamaikan keadaan.
"Kalau dengan wanita ya lain cara ngasih pelajarannya, kamu mau coba?" goda Putra.