Dinda masih mengatur nafas saat telah duduk di samping Fani. "Kau habis ngapain? parah banget tuh muka?" ledek Fani dengan suara pelan.
"Dinda hanya mengangkat telapak tangannya memberi kode ke Fani untuk tindak bertanya dulu, ia masih ngos-ngosan setelah naik ke lantai tiga dengan berlari melewati tangga.
"Ok, Aku tunggu" kata Fani Akhirnya.
Rudy yang sedari tadi menunggu kedatangan Dinda sudah memperhatikannya terus, namun tidak sedikitpun di balas oleh Dinda, menoleh ke arahnya pun tidak. Jelaslah, siapa juga yang mau sama cowok nggak jelas seperti Rudy.