Kami meninggalkan istana, tapi aku memutuskan untuk mampir ke toko senjata sebelum pergi ke pelabuhan.
Pak tua yang menjalankan tempat itu betul-betul mengambil resiko besar saat semua orang menjebak dan menghianati aku. Aku merasa seperti aku berhutang banyak pada dia.
Dia membuatkan pedang sihir untuk Raphtalia dan sarung tangan yang digunakan Filo saat dia dalam wujud manusia.
"Hei pak tua—lama tak jumpa."
"Lihat siapa yang datang. Keesokan hari setelah kau pergi, seluruh kota dipenuhi dengan poster yang mengatakan bahwa ada imbalan untuk kepalamu. Aku hampir gak bisa mempercayainya."
"Itu adalah saat-saat yang sulit."
"Yah sepertinya kau berhasil membuktikan ketidakbersalahanmu pada semua orang."
"Tentu—banyak hal berkat kau. Alat-alat yang kau berikan pada kami betul-betul sangat membantu. Terimakasih."
"Ya, terimaksih banyak."
"Makasih!"
Raphtalia dan Filo juga mengucapkan terima kasih. Mereka mencoba mengembalikan alat-alat itu pada pak tua, tapi dia menolaknya.
"Hentikan itu. Orang-orang mencoba memberiku sesuatu, itu membuatku gugup. Alat-alat itu hanyalah eksperimenku. Kalian boleh menyimpannya."
"Hal yang kau tambahkan pada perisaiku pernah membantu kami juga. Itu membentuk semacam medan kekuatan yang menyelamatkan kami, namun kemudian hancur."
"Jangan kuatir soal itu. Itu juga eksperimenku. Aku ingin melihat apakah aku bisa memahami perisai legendaris sedikit lebih baik—pastinya, perisai itu memang misterius."
"Berkatmu kami bisa selamat. Aku gak tau gimana berterimakasih padamu."
"Sudah kubilang gak usah begitu. Apa yang bisa ku bantu hari ini, bocah?"
"Bisakah kau tunjukkan beberapa perisai padaku?"
"Kurasa aku gak punya perisai yang cocok kau gunakan... atau apakah itu untuk nona muda ini?"
"Tidak... sebenarnya, kurasa aku bisa mengatakannya padamu."
Aku memberitahu apa yang kudengar tentang sistem penyalinan senjata. Seperti yang kuduga, dia terlihat agak terganggu dengan hal itu.
"Kau tau aku pemilik bisnis ini. Apa yang kau bicarakan itu pada dasarnya tindakan pencurian terhadap aku."
"Apa kau lebih suka aku nggak memberitahumu? Akan aku pastikan kerajaan akan mendukungmu, tapi untuk sementara ini biarkan aku mencobanya."
"Yah kedengarannya para pahlawan lain telah melakukannya secara sembunyi-sembunyi.... Baik, terserahlah. Selain itu, kau adalah bocah baik. Ambil saja yang kau suka."
Ada sebuah perisai menggantung di dinding, jadi aku mengambilnya. Ada sebuah getaran yang menjalar di tanganku, dan sebuah ikon muncul di bidang pandangku.
Sistem penyalinan senjata diaktifkan
Persyaratan Iron Shield terpenuhi
Persyaratan Iron Shield terpenuhi
Persyaratan Red Iron Shield terpenuhi
Persyaratan Pink Iron Shield terpenuhi
Persyaratan White Iron Shield terpenuhi
Persyaratan Brown Iron Shield terpenuhi
Persyaratan Blue Iron Shield terpenuhi
Persyaratan Sky Iron Shield terpenuhi
dsb...
Itu membuka setiap warna variasi dari Iron Shield!
Saat aku baru saja memulai di Melromarc, aku membuka beberapa warna variasi dari Small Shield punyaku. Bonus equipnya semuanya cuma peningkatan statistik yang kecil, jadi aku gak terlalu memperhatikan perisai itu pada saat itu.
Tapi... kalau sistem penyalinan senjata berkerja dengan cara seperti itu, aku punya ide.
Apa ada Balloon Shield? Itu adalah salah satu monster yang tak pernah membuka sebuah perisai berbasis monster.
Aku tau ada Balloon merah dan oranye. Mungkinkah ada Balloon biasa yang tak berwarna juga?
Aku mengelilingi toko untuk menyentuh dan membuka semua perisai.
Ada Round Shield, Buckler, Night Shield, Bronze Shield, Copper Shield, Steel Shield, dan Silver Shield. Bahkan ada Leather Shield—perisai yang sebelumnya gak bisa aku buka dari menyerap potongan kulit.
Kayaknya sebagian besar perisai yang tersedia untuk dijual membuka variasi warna yang berbeda dari material asalnya.
Aku menyalin beberapa perisai lagi, seperti Magic Silver Shield, Heavy Shield, Iron Armor Shield, dan Magic Shield.
Iron Shield dan Iron Armor Shield secara teknisnya berbeda, kurasa. Adapun untuk Magic Shield, itu lebih seperti perangkat kecil yang memiliki tombol. Saat kau menekan tombolnya, itu akan mengubah kekuatan sihir penggunanya menjadi sebuah perisai. Jadi pada dasarnya itu merupakan sesuatu yang mirip dengan pedang sihir milik Raphtalia.
"Oh hei, tunggu sebentar, bocah."
Kata pak tua itu sambil melambaikan tangannya saat dia masuk kedalam sebuah ruangan.
Aku mendengar dia menaiki tangga, dan kemudian bunyi dentuman seolah dia sedang memukulkan sesuatu.
Beberapa menit berlalu dan dia kembali ke ruang penjualan.
"Maaf sudah menunggu—perisai ini cukup langka di wilayah ini."
Dia kembali sambil memegang sesuatu yang terlihat kasar. Tapi itu tampak berkilau juga, menentukan cahaya dengan cara yang aneh.
Itu terbentuk dari suatu jenis logam. Kupikir itu besi. Tapi rasanya agak berbeda.
Aku membuka sebuah jendela untuk menganalisanya.
Siderite Shield
Kualitas: normal
"Siderite?"
"Ya, itu adalah sebuah nama untuk batu-batu aneh yang jatuh dari langit. Ini adalah salah satu produk pajangan yang paling menakjubkan dari Zeltbul. Ini merupakan bagian daei senjata seri siderite."
"Benarkah? Sebuah produk pajangan, huh? Kenapa kau memilikinya?"
"Dikala itu, yah... kau tau lah."
"Heh."
Terserahlah apa maksudnya, dia mungkin punya alasan tersendiri untuk nggak menjualnya.
Motoyasu mengatakan bahwa toko senjata terbaik adalah di Zeltbul. Aku penasaran apakah dia pergi kesana dan menyalinnya.
"Ini, ambillah."
"Oke."
Pak tua itu menyerahkan Siderite Shield padaku. Aku memerimanya.
Sistem penyalinan senjata diaktifkan
Siderite Shield 0/20 C
Kemampuan belum terbuka
Bonus equip: skill "Shooting Star"
Tingkat Penguasaan: 0
Nah ini dia! Para pahlawan lain menggunakan skill Shooting Star, dan sekarang aku telah mendapatkan versi perisainya.
Sistem penyalinan juga telah membuka sejumlah variasi warnanya. Tapi semuanya cuma memiliki bonus skill yang jelek.
Apa aku sekarang bagian dari kelompok pengguna Shooting Star? Kurasa itu akan bergantung pada seberapa bergunanya skill itu. Aku mengubah perisaiku menjadi Siderite Shield.
"Whoa!"
Pak tua terkesiap terkejut.
"Perisai ini disertai dengan sebuah skill aneh. Apa kau keberatan kalau aku mencobanya?"
"Aku gak tau...."
"Shooting Star Shield!"
Aku meneriakkan namanya, dan tiba-tiba aku dikelilingi oleh sebuah bola cahaya pucat.
Bola cahaya itu meluas sekitar 2 meter ke semua arah dengan aku sebagai pusatnya. Adapun untuk penggunaan SPnya, sepertinya sekitar 5% dari nilai maksimal punyaku. Waktu jedanya juga sangat pendek—sekitar 15 detik.
Menilai dari apa yang aku tau tentang game, sepertinya ini adalah sebuah skill penghalang defensif.
Itu mungkin mirip dengan Magic Shield yang barusaja ditunjukkan pak tua.
Kalau cara kerjanya sama seperti yang aku pikirkan, maka itu pasti akan berguna.
"Skill apa itu?"
"Kurasa itu semacam penghalang defensif."
Raphtalia mengulurkan tangannya dan menyentuh bola cahaya itu. Tangannya langsung melewatinya.
"Mungkin bukan?"
"Hmmmm....."
Filo melompat melewatinya juga. Lalu, menyadari bahwa bola cahaya itu nggak berpengaruh pada dia, dia bermain-main dengan melompat-lompat keluar masik penghalang itu.
Skill seri Shooting Star yang digunakan oleh para pahlawan lain mungkin merupakan skill berlevel cukup tinggi. Jika demikian, maka gak masuk akal bahwa versi perisainya gak berguna.
"Apaan yang kau lakukan di tokoku ini? Bocah gemblung.... Ow!"
Pak tua itu melambaikan tangannya sambil memarahi, saat dia berjalan mendekat, dia menabrak dinding cahaya itu.
"Ah... Kurasa cuma anggota partymu saja yang bisa melewatinya."
Aku gak punya cara untuk menguji daya tahan bola cahaya itu untuk saat ini, tapi sepertinya itu memang semacam medan kekuatan defensif. Kalau aku bisa menggunakannya secara efektif, ini akan sangat berguna dalam pertempuran.
Sepertinya penghalang defensif ini akan tetap ada selama sekitar 5 menit. Dengan waktu jeda yang pendek dibandingkan masa aktifnya, skill ini tampak sangat berguna.
"Sialan... kuharap kau berpikir dulu sebelum bertindak, bocah."
"Maaf. Aku ingin menunjukkan padamu apa yang bisa dilakukan perisai itu karena kau sudah menyimpan perisai itu begitu lama."
"Kalau memang begitu, kurasa aku gak bisa banyak protes."
"Kurasa sudah cukup eksperimen untuk hari ini. Kami akan pergi ke kepulauan Cal Mira."
"Oh ya, kudengar fenomena aktivasi sedang terjadi sekarang. Kalau kau mau pergi, sekaranglah saatnya."
"Kurasa kau benar, pak tua. Aku akan berkunjung lagi saat kami kembali dari kepulauan itu."
"Baguslah! Tapi apa kau yakin kau ingin terus menggunakan tokoku?"
"Tentu saja. Aku datang kesini karena aku tau seberapa bertalentanya kau. Aku mempercayaimu lebih dari siapapun di negeri ini—lebih dari negerinya sendiri."
"Bocah..."
Pak tua itu tampak hampir dikuasai emosi untuk sesaat.
Kebanyakan equipment yang kugunakan sampai saat ini berasal dari toko miliknya. Aku merasa aman disini.
"Kalau begitu, aku akan melakukan apa yang aku bisa untuk memastikan aku tetap berguna untukmu, bocah."
"Bagus. Sampai jumpa lagi."
Lalu kami meninggalkan toko, setelah mencoba sistem penyalinan senjata, dan bersiap berangkat ke kepulauan itu.
****