Chereads / Tate no Yuusha no Nariagari / Chapter 40 - Chapter 14 Ambil segalanya selain nyawa

Chapter 40 - Chapter 14 Ambil segalanya selain nyawa

"Oh wow... Nggak disangka aku menaiki sebuah kareta yang ditarik oleh dewa burung! Sungguh menggembirakan!"

"Dewa burung?"

Seorang merchant yang lewat meminta tumpangan ke kota selanjutnya, jadi kami memberi dia tumpangan.

"Kau belum mendengarnya? Hm... Hei, bukankah kau pemilik kereta ini? Meskipun kau sembunyi, aku bisa menebaknya."

Dari tadi dia mengobrol dengan Raphtalia, tapi sekarang dia mengarahkan jarinya padaku.

Kami berpura-pura kalau Raphtalia lah pemiliknya, dan aku cuma duduk di belakang membuat obat.

"Itu benar...."

"Kalian sangat terkenal di kota. Mereka mengatakan ada sebuah kereta yang ditarik oleh seekor dewa burung yang memberi orang-orang keajaiban dimanapun kereta itu datang."

Kereta berderak saat berjalan. Aku berpaling menatap Filo.

Jadi orang-orang berpikir dia adalah dewa! Sebenarnya dia adalah seekor babi kelaparan, manja kemanapun dia pergi.

Tapi keajaiban apa yang dibicarakan orang ini?

Hm?

"Gwehhhh!"

Filo tiba-tiba berteriak, dan dia berlari kencang.

"Woah!"

Si merchant, Raphtalia, dan aku terlempar dari kursi kami dan harus berpegangan untuk menstabilkan diri kami.

"Ahhhhh!"

"Yasuuuuuu!"

KRATAK KRATAK!

Keretanya berderit keras hingga kami nggak bisa mendengar apa yang terjadi diluar. Terkadang Filo akan berlari kayak gini secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Ini mungkin sudah yang keempat kalinya sejak kami memulai perjalanan ini. Dia sepertinya cuma melakukan apapun yang dia mau.

"Penumpangnya bukan cuma aku saja. Pelan-pelan Filo!"

"Oke! Tapi bukan begitu... Gweh!"

Kami berbisik agar nggak kedengaran merchant itu. Kami nggak mau menarik lebih banyak perhatian yang gak perlu, karena hal itu cuma akan menyebabkan masalah saja. Tapi aku merasa seperti orang-orang tetap memperhatikan kami.

Si merchant sudah menatapku dengan ekspresi terkejut di wajahnya.

"Kudengar dia bisa memahami bahasa kita. Itu menakjubkan!"

"Kurasa juga begitu."

Coba pikirkan, kalau orang sudah begitu terkejut bahwa dia bisa memahami bahasa manusia, apa yang akan mereka pikirkan tentang dia bisa bicara? Specs miliknya pasti sangat tinggi.

Aku harus menganggapnya sebagai sebuah potensi yang dimiliki para monster... saat kau melihatnya dengan cara itu, dia pasti memang sangat langka.

"Meski begitu, kami cuma pedagang keliling biasa, kami memberi tumpangan pada orang-orang, nggak ada yang spesial."

"Orang-orang mengatakan bahwa seorang pria suci datang menggunakan kereta dan memberi obat khusus pada orang yang sakit. Mereka mengatakan kau menyembuhkan orang-orang."

"Benarkah?"

Tentu, itu adalah obat yang sangat bagus, tapi kalau kau menabung sedikit, seseorang harus membelinya. Tapi aku menemukan bahwa kau juga bisa merekayasa resep secara spesifik sesuai kebutuhan pasien. Resep aslinya bekerja pada penyakit apapun, tapi enggak untuk yang khusus. Aku menambahkan herbal yang berbeda pada resepnya untuk membantu menyembuhkan lebih banyak penyakit.

Aku membuatnya untuk mengatasi demam, infeksi paru-paru, dan infeksi kulit. Tetap saja, itu cuma satu obat.

Metodenya telah tertulis secara jelas di buku resep tingkat menengah. Resep-resep yang kudapatkan dari perisai juga menyarankan beberapa rekayasa resep.

"Itu cuma obat biasa."

Aku menbuak sebuah kotak dan mengeluarkan obat untuk kutunjukkan pada dia.

"Apa ini obat ajaibnya?"

Dia mengambilnya dan menciumnya.

"Yah, yang pasti, aromanya seperti obat normal."

"Kau bisa tau?"

Apa dia seorang ahli obat? Aku penasaran, jadi aku menanyai dia. Tapi dia menggeleng.

"Bukan, aku cuma bisa mengetahuinya."

"Terus, pedagang model apa kau ini?"

"Aku seorang jeweler (ahli perhiasan)."

Benar, seorang jeweler... kurasa mereka ada didunia ini juga.

Kurasa dia menjual kalung dan sebagainya pada orang kaya.

"Perhiasan, eh? Jadi kurasa kau cenderung berhubungan dengan orang-orang kaya."

Kalau dia membawa perhiasan-perhiasan mahal dan mencari pelanggan, dia mungkin membutuhan perlindungan yang kuat. Jadi sangat aneh kalau dia bepergian sendirian.

"Kau benar."

Dia terkikih dan kemudian melanjutkan.

"Oh, aku menjual apapun yang ada, dari yang kecil sampai yang besar. Kau bisa menyebutku seorang penjual aksesoris."

"Bedanya dimana?"

"Lihat saja produk-produkku."

Dia mengeluarkan sebuah tas besar berisikan aksesoris.

Aku melihat kedalamnya. Tas itu dipenuhi dengan bros, kalung dan gelang.

Tapi kayaknya sebagian besar dari aksesoris itu terbuat dari besi atau perunggu. Dan ada permata yang dipasang... secara teknis. Permata itu nggak terlalu bagus. Kata permata kayaknya terlalu megah untuk mendeskripsikannya.

"Kebanyakan sih aku menjual barang-barang murah."

"Huh... Apa kau mengalami kesulitan?"

"Nggak juga... Produkku saat ini diperuntukkan bagi jajaran petualang miskin."

"Huh."

Menurut penjual aksesoris itu, aksesoris yang berbeda bisa diimbuhi dengan sihir untuk memberi efek-efek yang berbeda pada pemakainya.

"Dan sekarang berapa harga jual salah satu aksesorisnya?"

"Benar... benar... Yah, gelang besi ini akan meningkatkan attack power pemakainya, dan harganya sekitar 30 silver."

Itu sangat mahal. Aku nggak bisa menjual obat punyaku sampai mendekati harga itu.

"Kalau kita memasang sihir pada aksesoris itu kita bisa menjualnya hampir 100 silver."

"Beneran?"

"Tentu saja."

Heeh... Kayaknya itu layak dipertimbangkan.

Usahaku sudah cukup mentok dengan berjualan obat. Kita hampir menjualnya habis, untuk mendapatkan sejumlah uang, tapi tidaklah banyak. Aku juga berpikir menjual obat-obat lainnya... tapi untungnya nggak banyak. Kalau aku mulai mengumpulkan bahan untuk mendapatkan uang lebih banyak, aku akan kehabisan waktu.

Aku bisa memulai sebelum aku menjual sesuatu, tapi kalau kau memuat sesuatu dan mengumpulkan sesuatu disaat yang sama, efesiensimu akan mulai menurun.

"Kau seorang pengrajin?"

"Kurasa... Cukup mudah bagiku untuk membuat aksesoris... tapi dulunya aku membuat aksesoris dan menambahkan kekuatan sihir pada aksesoris tersebut, ya, kurasa aku adalah seorang pengrajin semacam itulah."

Itu masuk akal. Dia membuat aksesoris, dan setelah aksesoris tersebut diberi sihir, aksesoris itu akan memberi pemakainya kekuatan tertentu.

Tapi gimana caranya membutuhkan sihir pada sesuatu? Itulah yang rumit...

Aku nggak menyukai sebutannya. "Diimbuhi dengan sihir." Itu ada disemua resep obatku, dan aku melihatnya muncul di resep untuk Magic Power Water juga.

Maksudnya bahwa jika kau nggak bisa menggunakan sihir, kau nggak bisa membuat obat atau objek tersebut.

"Master! Sesuatu mendekat!"

Filo terdengar tegang, dan setelah memanggilku, dia langsung berhenti.

Raphtalia dan aku melompat dari kereta untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Kami melihat seseorang berjalan keluar dari dalam hutan.

Ada segerombolan, dan mereka semua memegang senjata. Mereka nggak kelihatan bersahabat, dan mereka datang kearah kami.

Pakaian mereka berbeda-beda, tapi mereka semua memakai armor. Mereka adalah bandit, mungkin datang dari pegunungan.

"Para bandit!"

Si penjual aksesoris berteriak.

"Ehehehe... harta atau nyawa."

Hah.... sungguh kata-kata yang klise.

Aku sudah pernah mendengar hal semacam ini sebelumnya... Kenapa mereka nggak menyelinap saja terus menyerang?

Tapi Filo sudah melihat mereka duluan, jadi mereka pasti telah memutuskan untuk menyerah melakukan serangan kejutan dan langsung mendatangi kami. Mereka pasti berpikir mereka bisa menang. Mereka kelihatan angkuh. Bisa juga mereka memiliki rencana lain.

Itu mengingatkan aku, saat kami berada di desa terakhir, aku mendengar tentang faksi bandit kejam yang terbentuk di hutan.

"Kami sudah tau semua tentang kalian! Dan kami tau bahwa ada seorang jeweler dikereta itu."

Para bandit itu berkerumun, dan mereka berteriak pada kami. Aku menatap pedagang aksesoris yang ada di bagian belakang kereta.

"Bukankah kau mengatakan bahwa kau nggak membawa sesuatu yang berharga?"

"Ya... seperti itulah."

Dia perlahan-lahan memasukkan tangannya kedalam sakunya, dan kayaknya meraba sesuatu disana.

"Ya aku memang punya aksesoris yang lumayan berharga, aku menyimpannya untuk orang lain."

"Aku mengerti. Jadi itu yang mereka incar."

Aku dapat pelanggan yang merepotkan.

"Kupikir kalau aku berpura-pura bahwa aku nggak punya sesuatu yang berharga, maka aku bisa mengurangi biaya dengan cara nggak menyewa bodyguard."

"Dasar bego! Aku akan meminta bayaran untuk ini nanti."

"Baiklah."

Dia kelihatan kebingungan sesaat, lalu mengangguk.

"Raphtalia, Filo. Kita dapat masalah."

"Oke!"

"Betul."

Pada sinyalku, Raphtalia melompat turun dari kereta dan bersiap bertarung.

Aku menarik di penjual aksesoris dan mengikuti Raphtalia.

"Kau tetaplah disampingku. Ngerti?"

"Ya, ya!"

Aku mengubah perisaiku dari perisai yang kupakai untuk membuka kemampuannya menjadi perisai yang lebih baik untuk pertempuran.

"Apa... Apa-apaan perisaimu itu?"

"Oh...."

Saat si penjual aksesoris menyadari pemilik dari dewa burung ini tak lain tak bukan adalah si Pahlawan Perisai kriminal, dia kelihatan terguncang.

"Apaan ini, kau mau melawan kami?"

"Tentu. Kurasa nggak benar menghujani api pada kalian dari belakang."

Aku menatap para bandit itu saat aku mengancam mereka.

Hal terpenting dalam pertempuran adalah mencegah musuh mendapatkan apa yang mereka incar. Pada dasarnya, aku nggak boleh membiarkan mereka lolos sambil membawa apapun yang dibawa si penjual aksesoris itu.

"Raphtalia, Filo, apa kalian siap?"

"Ya, aku siap kapanpun."

"Ya, aku sudah kebosanan ini."

"Bagus. Hajar mereka!"

Saat aku meneriakkan sinyalku, para bandit juga bersiap dan berlari kearah kami sambil mengacungkan senjata mereka.

Aku menghitung mereka dengan cepat, dan kayaknya jumlah mereka sekitar 15 orang. Itu cukup banyak.

"Air Strike Shield!"

Aku menargetkan salah satu dari mereka yang berlari kearah kami, dan perisai muncul di udara, menghentikan gerakannya. Aku menyiapkan skillku yang berikutnya.

"Change Shield!"

Change Shield adalah sebuah skill yang membuatku bisa mengubah perisai yang kubutuhkan secara seketika. Aku memilih Bee Needle Shield. Bee Needle Shield memiliki efek khusus Needle Shield (kecil), Bee Poison (paralysis).

"Waspadai perisainya! Ugh!"

Salah satu bandit bertabrakan dengan perisai itu dan jatuh ke tanah, linglung dan kayaknya lumpuh. Skillnya bekerja dengan baik.

"Shield Prison!"

"Apa?!"

Sangkarnya membesar untuk mengurung salah satu bandit.

Meski skill itu punya batas waktu.

Skill Change Shield memiliki cooldown 30 detik, jadi kau nggak bisa menggunakannya beberapa kali secara beruntun. Meski memiliki waktu cooldown, karena itulah lebih efektif. Jadi nggak terlalu buruk.

Tiba-tiba tiga orang berasa tepat didepanku. Mereka mungkin berpikir aku kelihatan seperti orang bodoh, berdiri diam sambil membawa perisai saja.

Aku melompat ke depan merchant itu dan melindunhi dia dari serangan.

Dengan dentuman metalik, serangan-serangan mereka terpantul dari perisaiku dan menghasilkan percikan api. Kayaknya serangan mereka nggak cukup kuat untuk menembus defenseku.

Sekarang aku menggunakan Chimera Viper Shield.

Efek khususnya adalah Poison Fang (medium) dan Hook.

Ular yang terukir pada bagian depan perisai menjadi hidup, dan menggigit para bandit yang menyerangku. Ular itu menyerang balik siapapun yang menyerangku, dan meracuni mereka.

"Gaaaaaahh!"

"Sialan... Itu?! Ugh!!"

"Tubuhku terasa aneh."

Chimera Viper Shield telah meracuni seseorang. Kalau mereka punya resistensi terhadap racun, maka itu nggak akan banyak berpengaruh.

Aku belum mencobanya pada seseorang.... meski kayaknya sangat kuat—perisai ini nggak akan menjatuhkan siapapun cuma dengan racunnya saja.

Lalu aku memilih Hook. Ular itu terulur keluar dari perisai dan melilitkan dirinya pada seseorang.

Jangkauannya dua meter, dan berguna untuk melilit seorang musuh (meski nggak menghasilkan damage), menarik yang dililtnya mendekat, atau menaiki tebing atau dinding. Aku memperhatikan para bandit, dan sekarang beberapa dari mereka kelihatan sakit dan tak stabil hingga mereka terjatuh ke tanah.

"Orang ini... Dia adalah sang Pahlawan Perisai!"

Kelompok bandit itu tiba-tiba kelihatan tertekan.

Mereka pasti baru sadar kalau mereka menghadapi aku dan sekarang mereka mulai teringat atas berbagai gosip yang telah mereka dengar. Rasa takut menguasai kelompok itu, dan kau bisa melihat ada reaksi diwajah mereka.

"Arghhhh!"

"Hiyaaaa!"

Raphtalia mengacungkan pedangnya, dan setiap kali seorang bandit menunjukkan titik lemah, dia akan menyerbu. Aku berhasil menangkis serangan mereka, tapi mereka terkejut pasa kekuatan Raphtalia. Salah satu dari mereka terlempar kebelakang dan kepalanya menghantam tanah saat dia mendarat.

Filo berlari kencang menerjang kelompok itu dan menendang mereka saat dia punya peluang. Sama seperti Motoyasu, mereka terlempar ke udara karena tendangannya, limabelas ...tidak, duapuluh meter!

Itu pasti membunuh mereka.

Jumlah mereka semakin sedikit, dan kayaknya cuma tinggal 6 yang masih bisa berdiri.

Tetap saja, mereka bersikap sombong dan percaya diri. Seperti mereka nggak memahami situasi mereka. Karena mereka belum mundur itu artinya ada sesuatu... Aku yakin tentang itu.

"Kalian datanglah!"

"Ahhhh!"

Bala bantuan datang. Jumlahnya 15 orang.

Sungguh menjengkelkan. Mereka semua lemah, tapi jumlah mereka banyak.

Dan seraya kelompok pertama nggak berusaha mengejutkan kami, bala bantuan itulah yang mengejutkan kami.

"Heeee!"

Si penjual aksesoris menjerit, dan aku merentangkan jubahku untuk melindungi dia dan memblokir anak panah yang ditembakkan pada kami.

Untungnya, nggak satupun dari anak panah itu yang cukup kuat hingga bisa menembus tingkat defenseku.

"Masih ada lagi!"

Aku melihat sekeliling dan melihat kawanan bandit yang baru itu menyerbu dari hutan ke arah Raphtalia.

Sialan! Darimana mereka datang?

Aku nggak yakin lagi apakah kami bisa mengalahkan mereka semua. Dalam skenario terburuk, bisakah kami kembali ke kereta dan menyuruh Filo menariknya agar kami bisa lolos?

"Ugh....!"

Ada suara dentuman yang keras, dan salah satu dari bandit itu telah menepis serangan pedang Raphtalia... dan cuma menertawakannya.

Apa maksudnya itu? Dia adalah seorang bandit, tapi kayaknya jauh lebih tenang daripada yang lainnya. Dia menggunakan pedang yang sama seperti para bandit yang lain, tapi pedang miliknya kayaknya terbuat dari material yang berbeda.

Dia juga terlihat lebih tua dari yang lainnya, seperti seorang pria di usia akhir 30'an. Kalau dia adalah orang Jepang, bisa kubilang dia seperti seorang samurai pengelana. Nyatanya, dia memgenakan armor barat, jadi dia bukanlah seorang samurai, tapi tetap saja dia kelihatan kuat.

"Orang itu."

"Ha, kayaknya kau menyewa Pahlawan Perisai sebagai seorang bodyguard. Tapi aku masih bisa mengalahkan dia."

"Ya."

Aku menoleh pada si penjual aksesoris, taou dia segera berpaling.

"Aku yakin bahwa pria ini mungkin disewa untuk membunuku."

"Hehehehe... yang ini sudah naik peringkat! Aku nggak peduli meski Pahlawan Perisai melindungi dia, aku masih bisa menang."

Naik peringkat? Ada hal lain lagi yang nggak ku mengerti.

Itu pasti semacam peningkatan berkekuatan yang kuat, kekuatan yang nggak bisa digunakan oleh orang biasa.

"Kami nggak akan kalah darimu!"

"Raphtalia, bertahanlah!"

"Apa cuma segini saja?!"

Pedang milik bodyguard itu memantulkan pedang milik Raphtalia.

Sial.... Dia benar-benar kuat.

Belakangan ini Raphtalia sekalian sembrono. Aku harus mencari cara untuk mengendalikan dia.

"Ah....."

Si bodyguard meraih dada Raphtalia dan mengancam dia dengan pedangnya.

"Baiklah Pahlawan Perisai. Berikan merchant itu padaku, atau aku akan membunuh cewekmu ini."

Pria itu pasti akan membunuh dia. Aku nggak tau kenapa dia harus membuat kesepakatan ini.

Tapi, apa yang harus kulakukan? Kalau dia menyandera Raphtalia, aku nggak bisa berbuat apa-apa, apalagi bertarung.

"Lepaskan dia!"

Itu terjadi dalam sekejap mata. Filo berlari dari berlari dari belakang dengan kecepatan penuh dan menabrak dia.

"Apa..."

Dia gagal menghindar tepat waktu, tapi dia berhasil memahan dampaknya.

Saat dia mengalihkan perhatiannya pada Filo, dia melepaskan Raphtalia.

Tapi dampak dari Filo telah membuat pedang milik Raphtalia terlepas dari tangannya, dan terlempar. Dia berlari untuk mengambilnya, tapi karena menghilangnya dia secara tiba-tiba, para bandit mengalihkan pandangan mereka padaku.

"Matilah."

"Rasakan ini!"

Clang! Perisaiku memantulkan serangan-serangan mereka dan menghasilkan dentuman metalik.

Semua serangan terpantul, kecuali serangan si bodyguard. Serangannya sangat sakit.

"Hiiii!"

"Jangan bergerak!"

Aku melindungi si penjual aksesoris disampingku sambil memblokir serangan-serangan yang datang. Aku nggak yakin seberapa lama aku bisa menahannya.

Pria ini menepis serangan Raphtalia, dan berhasil tetap berdiri saat Filo menabrak dia. Gimana caranya kami bisa menang?

Aku bisa menggunakan Shield Prison, tapi yang jadi masalah adalah batas waktu skill itu.

Para bandit yang lainnya merupakan sekumpulan kaum lemah, jadi kami bisa mengalahkan mereka satu per satu, tapi apa yang harus kami lakukan pada bodyguard itu?

Apa itu masuk akal untuk mengurung dia didalam Shield Prison saat kami mengurus yang lainnya? Kalau kami melakukannya, ada peluang dia akan lolos.

Aku sedang berpikir tentang hal itu saat Raphtalia mengambil pedangnya. Dia terlihat kuatir terhadap sesuatu.

Apa itu? Ekornya mengembang dan bulu ekornya berdiri.

"Aku adalah sumber dari segala kekuatan. Dengarkan perkataanku dan pahamilah. Bentuk sebuah fatamorgana dan sembunyikan kami! Hide Mirage!"

Raphtalia bergetar, dan kemudian menghilang.

"Cewek itu.... Dia menghilang!"

Para bandit yang berlari kearah dia langsung berhenti dan kelihatan bingung.

"Jangan mau di bodohi! Dia cuma menggunakan sihir untuk menyembunyikan dirinya."

Sihir milik Raphtalia telah meningkat sampai ke titik dimana dia bisa menggunakannya ditengah pertempuran!

Sialan... Aku masih belum bisa menggunakan sihirku. Aku merasa begitu tertinggal!

"Apa.... Filo juga?!"

Apa? Filo menyilangkan tangannya dan kelihatan berkonsentrasi.

"Aku adalah sumber dari segala kekuatan. Dengarkan perkataanku dan pahamilah. Hempaskan mereka! Fast Tornado!"

Sebuah tornado besar tiba-tiba muncul disekitar Filo, dan para bandit disekitarnya terlempar ke udara.

"Apa?"

Bahkan si bodyguard terkejut oleh semua sihir ini, dan dia mundur untuk menjaga jarak dari kami.

Tapi dia kurang beruntung.

Raphtalia mengacungkan pedangnya dan mendekati dia dari belakang.

"Ugh....."

"Kau sangat kuat, tapi itu sebabnya aku harus melakukan apa yang aku bisa untuk menang."

Raphtalia selesai bicara, dan pedang itu menebas bagian belakang leher si bodyguard. Dia tumbang.

Jadi kami berhasil mengalahkan mereka. Aku nggak bisa percaya bahwa mereka berdua bisa menggunakan sihir. Maksudku, aku bahkan nggak tau kalau Filo bisa menggunakan sihir. Dia harusnya menyatakan sesuatu. Yah dia adalah seekor monster. Mungkin itu cuma naluri.

"Sialan! Mundur!"

Setelah melihat bodyguard itu tumbang, salah satu dari para bandit itu yang layaknya pemimpinnya berteriak menyuruh mundur.

"Ya benar!"

Aku mengurung pemimpinnya didalam Shield Prison, dan Raphtalia melompat ke punggung Filo untuk mengejar para bandit yang melarikan diri.

"Bagus...."

Kami mengikat mereka dan memandang mereka.

"Kalau kita menyerahkan mereka ke polisi disuatu tempat, apa menurutmu kita akan mendapatkan hadiah?"

"Dengan keadaan seperti sekarang ini, aku nggak tau apakah ada uang..."

Raphtalia kelihatan kuatir.

"Gimana denganmu, apa yang kau tau?"

Aku menanyai si penjual aksesoris, tapi dia menggeleng.

"Tapi kau tetap harus menyerahkan mereka pada polisi."

"Kurasa begitu...."

Si pemimpin menatapku dan tertawa.

Aku bisa membayangkan apa yang dia pikirkan.

"'Kami cuma petualang yang cinta damai lalu Pahlawan Perisai menyerang kami.' Itu kan yang kau pikirkan?"

Dia segera berhenti tertawa.

"Tepat. Polisi akan lebih mempercayai apa yang kukatakan daripada mendengarkanmu. Pikirkan reputasimu!"

"Yah, mungkin kau ada benarnya."

Kenapa reputasiku mendahuluiku kayak gini? Semakin aku memikirkannya, semakin marah aku jadinya.

Si Sampah dan putri Lonte itu betul-betul membuatku terlihat buruk, dan semua orang mempercayai mereka.

Haaaaaah.....

"Baiklah kalau gitu. Kami cuma perlu membunuh kalian."

Aku nggak terlalu memikirkannya, cuma mengatakan seenaknya. Tapi para bandit itu menampilkan reaksi yang mendalam.

Wajah mereka pucat, dan beberapa dari mereka dengan putus asa mulai meronta untuk melepaskan diri dari tali yang mengikat mereka.

Filo berlari mendekat dan menendang mereka, dan mereka pingsan.

"Ya, aku punya monster berbahaya disini. Mungkin aku harus membuat dia mengatahui gimana rasanya manusia."

Aku menyeringai dan menggertak mereka.

"Makanan?"

Filo meneteskan air liur saat dia menatap satu bandit yang ada disampingnya.

"Hiiiiii?!"

"Hm... Apa yang harus dilakukan?"

"Tapi kau adalah merchant ajaib yang bersama dewa burung! Kau nggak boleh membunuh seseorang!"

"Aku nggak ingat aku pernah dipanggil kayak gitu. Kita semua akan mempertanggung jawabkan perbuatan kita masing-masing. Sekarang kalian semua telah hidup dengan merugikan orang lain. Dan sekarang adalah giliran kalian untuk bertanggung jawab. Pasrah saja."

"Ku mohon! Ampuni kami!"

"Baik. Serahkan semua barang berharga dan equipment kalian pada kami, dan beritahu kamu dimana persembunyian kalian. Silahkan saja kalau mau bohong. Tapi aku jadi sangat kejam saat orang berbohong padaku. Dan dewa burungku ini akan mencabik-cabik kalian. Dia akan mencabik-cabik kalian hingga berkeping-keping. Yang perlu kulakukan cuma memberi sinyal saja."

Para bandit gemetaran, dan mereka berbicara pelan, suara mereka dipenuhi dengan rasa takut. Ada gunanya juga reputasiku.

"Baik! Baik! Persembunyian kami ada di...."

Aku membuka peta dan memeriksa tempat yang mereka tunjukkan.

Tempat itu nggak jauh dari sini.

"Baiklah. Waktunya negosiasi."

Aku menurunkan tanganku dan Filo menyerang dengan sebuah tendangan yang cukup kuat hingga mereka tak sadarkan diri.

"Ambil barang-barang berharga mereka. Dan lihat seberapa bagus equipment mereka! Raphtalia, itu milikmu."

Kami sudah melucuti barang-barang milik si bodyguard. Equipment miliknya cukup bagus. Kami menganggapnya sebagai bayaran atas masalah ini.

"Kalau kita mencuri dari mereka, kita nggak lebih baik dari mereka."

Raphtalia memprotes tapi tetap mengikuti perintahku dan dengan cepat melucuti equipment para bandit itu.

"Baiklah. Sekarang berikan penawar racun pada orang-orang yang keracunan dan naikkan mereka ke kereta. Lebih cepat lebih baik, kita masih harus mendatangi persembunyian mereka."

"Baik!"

Kami pergi ke persembunyian itu untuk mengkonfirmasi apakah betul-betul ditempat yang mereka katakan dan menemukan seseorang yang sedang berjaga disana. Kami mengikat dia dan melucuti equipment dan barang berharga miliknya.

Lalu kami masuk kedalam dan mengambil semua harta dan permata yang mereka simpan dan mengangkutnya ke kereta. Akhirnya kami menurunkan para bandit yang terikat dan meninggalkan mereka di persembunyian mereka.

Kami mendapatkan banyak harta.

Seperti uang, makanan, alkohol, senjata dan armor, emas dan perak, obat penyembuh, dan berbagai barang murah yang lain.

Mereka lebih kaya daripada yang kuduga, jadi itu kompensasi yang lebih banyak daripada yang kupikirkan.

"Itu sangat.... cerdas."

Si penjual aksesoris merenungkan kejadian hari ini dan menatapku.

"Ya... Terus, menurutmu seberapa banyak masalah yang sudah kau sebabkan pada kami?"

Si merchant tiba-tiba tersadar, mengingat dimana dia berada.

"Para bandit itu bahkan punya seorang bodyguard yang melindungi mereka, dan kami mengalahkan mereka semua untuk menyelamatkanmu. Itu setara dengan beberapa silver kau tau."

Aku sedikit mengancam dia.

Ini semua adalah salah dia. Aku gak akan melepaskan dia dengan mudah.

Kami sudah sepakat kalau aku akan menerima salah satu aksesoris yang dia diaky. Dia bilang itu setara setidaknya 20 silver.

"Dihadapkan dengan kesulitan semacam itu dan namun masih mengatasinya! Ya, kau membuatku terkesan, Pahlawan."

Dia tampak tergerak. Dia menatapku lagi, lebih cermat daripada yang sebelumya.

Kurasa dia gak berbohong.

"Yah. Aku akan memberimu artifak ini, dan memberinya sihir. Aku juga akan membagikan rute bisnisku padamu."

"Itu lumayan banyak kan?"

Itu kompensasi yang jauh lebih banyak dari yang kami butuhkan, yang mana tampak mencurigakan.

Dia mungkin mencoba untuk menghukum kami karena mengambil salah satu aksesoris miliknya.

"Tidak, gak banyak merchant yang kayak dirimu—orang yang akan menuntut keuntungan meski sedang menghadapi kawanan bandit."

"Pasti ada banyak orang serakah diluar sana."

"Bukan itu maksudku. Kebanyakan orang akan meminta uang dari seseorang dan kemudian meninggalkan mereka, tapi kau tidak. Kau tau gimana melindungi mereka agar kau bisa terus mengambil keuntungan dari mereka."

"Melindungi mereka agar tetap hidup untuk mendapatkan keuntungan...."

Aku menatap para bandit yang terikat.

Mereka mungkin merupakan sebuah kelompok bandit yang kuat, tapi sekarang ini mereka terikat. Pakaian dan equipment mereka semua bagus, dan mereka jelas-jelas mencurinya dari orang lain. Kalau kami mencuri semuanya dari mereka, apa ada yang salah dengan hal itu? Bukankah orang-orang mengatakan bahwa kau memanen apa yang kau tanam?

"Maksudmu karena semua ini?"

"Orang-orang itu mendatangi kita untuk mencuri uang kita serta merenggut nyawa kita. Tapi kau masih berbaik hati, dan cuma mengambil harta mereka dan membiarkan mereka hidup. Sewajarnya kau harus membunuh mereka. Kalau kau berpikir tentang hal itu, ini adalah sebuah akhir terbaik yang bisa mereka harapkan."

Aku memang punya reputasi yang buruk, jadi betul-betul ada peluang bahwa polisi akan mempercayai kata-kata para bandit daripada kata-kataku. Meski begitu, mereka mungkin mempercayai aku.

"Mereka menukar nyawa mereka dengan semua barang-barang milik mereka."

"Kau bisa menganggapnya begitu..."

"Dan setelah mereka mengumpulkan barang-barang mereka lagi dan datang untuk membalas dendam, kau akan mengalahkan mereka dan merampas barang-barang mereka lagi!"

Si penjual aksesoris menampilkan senyum sinis.

Apa-apaan orang ini? Dia mulai membuatku jengkel!

"Pokoknya, kami akan menurunkanmu di kota berikutnya."

"Tidak terimakasih. Aku punya banyak yang harus kuberitahukan padamu. Aku nggak akan pergi sampai aku memberitahukan semuanya padamu."

Dia pikir aku ini muridnya apa!

Ada sesuatu yang janggal tentang semua ini. Apa maunya dia?

Kami sudah mengisi dompet dan kantong kami dengan barang-barang para bandit, dan kami melanjutkan perjalanan.

Ini mungkin nggak relevan, tapi sepertinya ada sebua guild merchant, dan seorang anggota korup telah menjual informasi pada para bandit bahwa penjual aksesoris ini menumpang di kereta kami. Orang itu nantinya akan di keluarkan dari guild.

***