Chereads / Pembunuh Dari Ranjangku / Chapter 3 - Chapter 02 - Contract

Chapter 3 - Chapter 02 - Contract

Modeling International, sangat cantik, independen, berpendidikan, kepribadian unik, apa lagi yang kurang? Setiap mata menatap memuja keelokan dirinya hingga banyak perusahaan berlomba-lomba memperkerjakan ia sebagai Brand Ambassador mereka. Namun, matanya kini terkunci pada satu konrak yang diajukan oleh salah satu perusahaan terkenal, Calore's Fashion Group. Perusahaan fashion ternama dan terbesar di dunia dengan brand Calore mereka.

Ia akan mendapatkan apa yang ia incar selama ini.

Zaidan Arthur Calore.

Pria yang berhasil menjejaki sebagai pria terkaya serta tertampan dengan posisi nomor satu skala internasional. Sangat hebat dan memukau, ditambah dengan Calore's Group yang ia pimpin menyebar dalam segala bidang, baik fashion, penginapan layak hotel dan beberapa hal lainnya serta banyak jenis cabang yang tak ingin repot ia ingat. Karena targetnya hanya satu, yaitu mendapatkan si pria kaya Zaidan dengan bekerja di perusahaannya. Walau ia hanya bekerja di salah satu perusahaan cabang Calore's, namun sudah pasti ia akan selangkah lebih maju untuk mendekati pria tersebut dan dengan optimis ia yakin bahwa ia dapat menaklukan pria yang terkenal dingin tersebut.

"Ini penawaran yang sangat hebat, Fareth." ia tersenyum tipis begitu selesai membaca isi dokumen tertera mengenai kerja samanya dengan perusahaan tersebut.

Fareth mengangguk setuju, "Tentu saja. Itu akan menjadi sesuatu yang sangat mengejutkan media dan namamu akan semakin melunjak di media massa. Kita harus menerima tawaran ini, Ruin." Fareth yang merupakan manager sekaligus asisten pribadinya itu tampak sangat bersemangat.

Kekehan lolos dari bibir ranum Ruin, "Tidak akan ada orang yang melewati kesempatan ini, Fareth. Kecuali jika dia orang gila," Ruin menyesap jus jeruknya dan angkat bicara sebelum Fareth sempat mengucapkan sepatah kata apapun "dan aku bukan orang gila." Fareth hanya mengangguk dan terus tersenyum bahagia memperhatikan map berisi kontrak kerja sama tersebut.

"Kapan kita bisa menemui mereka?" tanya Ruin dengan posisi tangan yang menopang dagu sembari menatap Fareth menunggu jawaban, "aku sudah sangat tidak sabar." Lanjutnya.

Fareth melirik Ruin sekilas, lalu menyeruput kopinya dengan tenang, lalu menjawab, "Besok kita akan menemui mereka di kantor mereka."

Ruin mengangguk mengerti, kembali ia meminum jus jeruknya dalam sekali tegukan hingga kandas.

= = = = = >< = = = = =

Seperti yang ia bicarakan dengan manager-nya, Ruin pergi menuju gedung perusahaan Calore's Fashion Group bersama dengan Fareth, untuk membicarakan lebih lanjut mengenai kerja sama model terkenal tersebut dengan perusahaan yang tak kalah terkenal juga. Samar-samar dalam perjalanannya menuju ruangan direktur perusahaan tersebut, Ruin sempat mendengar usuk-usuk dari karyawan-karyawan yang bekerja di sana bahwa bos besar mereka akan mengunjungi perusahaan cabang fashion-nya hari ini.

Zaidan Arthur Calore akan mengunjungi perusahaan ini. Sungguh suatu keberuntungan bertemu dengannya kembali setelah sekian lama. Ruin tersenyum miring akan suara batinnya yang memang benar adanya. Sedangkan Fareth, hanya diam berjalan di sisinya dengan wajah tenang. Mereka sedang dituntun oleh seorang sekretaris menuju ruangan direktur.

"Ini ruangan Tuan William, silahkan masuk. Beliau sedang menunggu kehadiran anda berdua." suara sekretaris yang bernama Mia tersebut menyentak lamunan panjang Ruin hingga Ruin kini beralih menatap pintu ruangan direktur bernama William tersebut.

Apa ia akan datang? Batin Ruin kembali bersuara.

"Ayo masuk, Ruin." Ucap Fareth setelah mengetuk pintu ruangan direktur dan mendapat sahutan untuk masuk dari dalam. Ruin mengangguk, kaki jenjang putihnya lantas beranjak dari titik diamnya dan memasuki ruangan yang bernuansa abu-abu tersebut diiringi detak high heels-nya yang bergema.

William – direktur perusahaan tersebut – berdiri menyambut mereka dengan wajah cerahnya. Ruin tampak sedikit terkaget, pasalnya direktur yang ia kira telah berusia tua ternyata masih sangat muda dan tampan. Hanya saja kalah tampan dengan Zaidan-nya, Ruin tertawa dalam diamnya, mengiyakan kata hatinya.

"Selamat datang Nona Ruin, Tuan Fareth. Silahkan duduk." William menunjuk kedua kursi yang ada di seberang kursi kebesarannya dan mereka hanya terpisahkan oleh meja besar yang berisi banyak jenis dokumen dengan map yang berwarna-warni dan satu laptop keluaran terbaru yang terkenal mahal dan canggih.

"Terima kasih."gumam Ruin singkat.

"Kalian ingin minum? Kopi? Atau – "

"Tidak perlu, Tuan William. To be honest, kami baru saja sarapan pagi tadi, kami masih sangat kenyang." Fareth memotong pembicaraan William tanpa menunggu William menyelesaikan kalimatnya.

"Baiklah nona dan tuan. Pihak kita berdua sepertinya sama-sama tidak ingin membuang-buang waktu. Mengenai kerja samanya, bagaimana? Apa kalian bersedia?" tanya William seraya membuka beberapa mapnya. Belum sempat Fareth angkat bicara, William sudah lebih dulu menyerahkan satu map berwarna merah, lalu berkata, "Ini dokumen mengenai detail kerja sama kita," William menarik nafas sejenak, "ku harap kalian bersedia."

Fareth membuka dokumen yang diberikan oleh William lalu membacanya sesaat. Tak lama kemudian ia menyerahkan dokumen tersebut kepada Ruin yang langsung membaca apa yang terlampir dan tersirat dalam dokumen tersebut. Lantas senyum tipis terukir indah di bibir Ruin menyadari akan banyak keuntungan yang akan ia dapati jika dia benar-benar menyetujui kerja sama tersebut dengan pekerjaan yang tak rumit – bahkan sudah menjadi keahliannya selama ini – hanya perlu menjadi peraga busana yang mereka ciptakan.

"Kami bersedia, tuan." Tanggapan yang diberikan Fareth membuat William tersenyum senang karena berhasil menggaet model papan atas yang diinginkan banyak perusahaan lain. William terkekeh pelan, menyadari bahwa tentu saja model kalangan manapun akan menerima tawaran kerja sama yang perusahaan ini kirimkan karena kini mereka sedang berada di atas kejayaan yang hingga kini pun belum ada yang dapat mengimbangi.

"Silahkan tanda tangan kontrak kerja samanya." Ucap William sembari menyerahkan dokumen lainnya yang menunjukkan kontrak kerja sama mereka selama Ruin menjadi Brand Ambassador perusahaan terkenal itu.

Dengan teliti mata Ruin membaca beberapa ketentuan yang akan berlaku dan salah satu dari yang sedikit mengejutkan adalah ia akan menjadi Brand Ambassador mereka dalam waktu satu tahun. Kontrak pemberlakuan kerja sama akan diperpanjang jika Ruin dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.

Jackpot! Batin Ruin berseru senang.

Tepat setelah Ruin menandatangani dokumen tersebut, sekretaris yang tadi mengantar ia bersama Fareth ke ruangan itu memasuki ruangan setelah sebelumnya mengetuk pintu terlebih dahulu dan mendapat seruan masuk ke dalam ruangan.

"Tuan Zaidan meminta anda menemuinya sekarang, Tuan." Ucap sekretaris tersebut yang membuat William menatap tak enak pada para tamunya yang kini akan menjadi partner kerjanya. "Aku akan menemuinya sebentar lagi," William melirik Ruin dan Fareth dengan senyum kecilnya yang menawan, lalu berkata, "sepertinya pembicaraan kita sudah selesai. Maaf tidak bisa menemani kalian lebih lama, bos besar sedang menungguku."

Ruin hanya mengangguk dan menjawab, "Tak masalah," serentak ia dan Fareth berdiri, "senang bekerja sama dengan anda. Kami mohon pamit dulu."

"Saya akan memberitahukan jadwal photoshoot anda kepada tuan Fareth nanti. Sampai jumpa."

= = = = = >< = = = = =

"Aku sangat berharap tadinya dapat melihat langsung si Tuan Tampan itu. Sangat disayangkan."dengus Ruin bersama wajah rengutannya yang tak mengurangi kadar kecantikan – bahkan menambah kadar keimutannya – membuat Fareth gemas dan mencubit pipi Ruin pelan.

"Kau dari dulu sangat terobsesi dengan sosok Zaidan Arthur Calore, ada apa dengannya?"

Ruin mencebikkan bibirnya, "Sepertinya aku pernah memberi tahumu mengenai itu. Dia tampan, kaya, berpendidikan, lalu – " Fareth mengencangkan cubitannya pada pipi Ruin hingga Ruin mengaduh pelan.

"Pasti ada hal lainnya selain itu. Aku kenal betul dirimu, kau bukan orang yang matre." Fareth melepaskan cubitannya lalu merangkul bahu Ruin merapat pada dirinya yang sedikit lebih tinggi dari dirinya. Hangat dari tubuh Fareth menyebar ke tubuh Ruin dalam lingkupan suhu dingin kota tersebut.

Ruin hanya diam dan tersenyum misterius.

= = = = = >< = = = = =