Chereads / Aisyah Wanita yang hadir dalam mimpi Rasulullah / Chapter 73 - Zahir, Teman Perjalanan (2)

Chapter 73 - Zahir, Teman Perjalanan (2)

Rasulullah sangat gembira seakan-akan dirinya mendapat rahmat ketika mendengar bahwa Zahir bisa mencari dan mengumpulkan bunga-bunga dan akar-akar tanaman hias yang dia kumpulkan di antara bebatuan di padang pasir tempat tinggalnya, terus dijual di pasar Madinah. Meskipun Zahir awalnya tak begitu yakin dan khawatir dengan hal ini, Rasulullah menguatkan dirinya, "Ayo kita jual bersama-sama."

Dukungan itu membangkitkan keberanian dan semangat Zahir untuk mengumpulkan bunga-bunga padang pasir yang paling indah. Ketika Rasulullah menginginkan bunga dari seseorang, apakah orang itu akan berhenti mengumpulkan bunga? Setelah dapat dari Rasulullah hari itu, Zahir jatuh cinta begitu mendalam pada bunga.

Rasulullah adalah orang yang memberi perhatian seindah bunga, tak peduli seberapapun jelek orang itu. Dialah yang menutupi luka-luka penyakit di badan Zahir dengan kelopak-kelopak bunga. Rasa cinta pada bunga yang di berikan Zahir kepada Rasulullah seakan-akan dapat kami rasakan juga. Kadang-kadang Zahir juga mengirimkan bunga kepada kami.

Bahkan, milik Zahir bukanlah semata-mata bunga, melainkan kunjungan. Kunjungan perwalian.

Rasulullah merupakan wali bagi semua orang Muslim di Madinah dan juga wali bagi orang-orang yang tak memiliki wali di dunia ini. Cinta Rasulullah merupakan kunjungan ridha Allah.

Siapa yang tahu bagaimana Azhir mendaki lereng-lereng dan padang rumput? Misalnya, apa saja yang dia bicarakan dengan rerumputan, semak-semak, dan bunga-bunga itu? Apakah hati seseorang yang terbuka kepada setiap insan bisa ikut menangis ketika memetik bunga-bunga yang dia kumpulkan? Betapa padang pasir yang yang kering dan panas menyengat itu berubah menjadi taman surga bagi dirinya setelah Rasulullah mengajak dirinya dengan berkata, "Datanglah, ayo kita jual bersama-sama...."

Aku juga memiliki seseorang yang mencintaiku. Aku juga memiliki seseorang yang peduli denganku. Aku bahkan juga memiliki tempat untuk tinggal.

Apakah dia berkata seperti itu?

Jejak manakah, ombak seperti apakah yang membuat Zahir kembali hidup, mau menerima panggilan orang-orang dan kota yang telah mengucilkan dirinya?

Setiap waktu Rasulullah selalu mengecek apakah Zahir datang ke pasar. Rasulullah suka khawatir bila Zahir datang terlambat. Tapi jika ia melihat Zahir datang lebih awal dari pada dirinya, dia sangat bergembira, Kadang-kadang Rasulullah berjalan perlahan-lahan di belakang Zahir, kemudian menggunakan kedua tangannya untuk menutup mata Zahir.

"Hei bunga, aku punya seorang budak, tidak adakah yang ingin membelinya?" ucap Rasulullah bercanda. Zahir mengenali suara Rasulullah. Dia membiarkan dirinya dipeluk Rasulullah.

"Tidak Rasulullah, Tak ada orang yang akan membeli diriku selain dirimu, ya Rasulullah. Orang yang dijual tak begitu berharga, tapi orang yang membelinya lebih berharga dibandingkan dunia."

Rasulullah merupakan hadiah paling agung bagi Zahir.

Rasulullah merupakan obat, hadiah utama bagi kami semua. Dia adalah pendekat, pembiasa, penggabung, penambah, dan penyatu. Sebenarnya bukankah dia sendiri merupakan obat seluruh alam?

Muhammad menjadi pendekat yang jauh, penyambung kota dengan padang pasir. Ia duduk mengobrol dengan para penjual bunga. Rasulullah merupakan kasih sayang bagi manusia. Hadiah. Hidayah...

Dia seperti hujan deras yang turun dari langit untuk menyelamatkan tanah kering. Ia adalah hadiah langit.

Rasulullah merupakan penghias hati yang terselimut pasir dengan bunga-bunga. Senyuman terang secerah matahari. Telapak tangannya hangat dan penuh rahmat. Beliau merupakan hadiah bagi daratan.

Hidayah.

Rasulullah adalah hadiah bagi daratan dan langit.