Chapter 61 - Perang Badar (3)

Bulan Ramadhan.

Para tentara Muslim tetap berpuasa ketika melakukan perjalanan ke Badar. Menurut cerita, mereka bergantian naik hewan tunggangan, bahkan Rasulullah pun Kadang-kadang harus rela berjalan dan juga menjadi orang yang menaiki hewan tunggangan.

"Kalian juga tak lebih kuat dariku dalam berjalan. Aku juga seperti kalian dalam hal mendapatkan pahala dan ridha," demikian ucap Rasulullah.

Suatu saat, ketika Rasulullah terharu terhadap orang-orang yang berpuasa dan tak memiliki apa-apa, sambil kedua matanya berkaca-kaca dia mengucapkan doa seperti ini, " Ya Allah!mereka adalah pejalan kaki dan tak beralas kaki. Berikanlah mereka kekuatan. Ya Allah! Mereka tak memiliki baju, maka berikanlah mereka pakaian. Ya Allah! Mereka kelaparan, maka kenyangkanlah mereka. Ya Allah! Mereka tak memiliki apa-apa, maka kayakanlah mereka dengan kebaikan-Mu."

Hari itu tak ada lentera Islam selain mereka di dunia yang luas ini. Mereka adalah yang pertama dari yang pertama.

Di pihak Quraisy, Abu Sufyan dapat menghela nafas lega setelah tahu bahwa Abu Jahal dan tentaranya telah sampai di daerah dekat tempat dirinya berada untuk memberi bala bantuan. Namun, kemudian Abu Sufyan memutuskan untuk membawa rombongan itu ke arah sudut pantai.

Sementara itu Abu Jahal sendiri tak mempedulikan rombongan dagang. Tujuan dia adalah menghancurkan Muhammad dan orang-orangnya yang berhijrah ke Madinah.

Ketika Rasulullah mendengar kabar bahwa rombongan dagang melarikan diri ke arah pantai dan tentara kaum musyrik bergerak menuju arah mereka, dengan murka membara dia berbalik dan bertanya pada sahabat-sahabatnya, "Wahai sahabatku... Quraisy telah datang bersama rombongan tentara. Seperti yang kalian ketahui, mereka bergerak kesini dengan amarah. Bagaimana menurut kalian? Apa rombongan dagang atau tentara Quraisy yang lebih cocok untuk kita kalhkan?"

Sebagian di antara mereka menjawab, " rombongan perdagangan lebih cocok untuk kita kalhkan! "

Beberapa kali Rasulullah melempar pertanyaan serupa.

" Mengikuti rombongan dagang dan mengalahkan mereka akan lebih mudah, " begitu ucap sebagian di antara mereka.

Mendengar jawaban mereka tetap seperti itu, Rasulullah berdiri dan pergi dengan raut muka sedih. Sebagian orang yang tahu apa keinginan Rasulullah sebenarnya langsung sadar setelah melihat raut muka Rasulullah. Ayahku mengatakan kepada orang-orang bahwa bertempur melawan tentara Quraisy sebenarnya merupakan keputusan yang lebih benar. Karena itu, mereka semua akhirnya bersuara, "Wahai Rasulullah, lakukanlah apa yang Allah perintahkan kepadamu!"

Miqdad bin Amr sambil meneteskan air mata berseru, "Kami selalu bersamamu, kami bersumpah kepada Allah yang mengutusmu membawa kebenaran. Seandainya engkau membawa kami melalui lautan lumpur, kami akan berjuang bersamamu. Kami akan memusnahkan semua yang menghalangimu di kanan dan di kirimu, di depan dan di belakangmu."

Bagaimana dengan kaum Anshar? Apa pendapat mereka mengenai perang Badar?