Chereads / Dunia Online / Chapter 70 - Suka

Chapter 70 - Suka

Selagi Ouyang Shuo berjalan meninggalkan Hotel Guifang Park, dia berjalan disamping jalan dan baru saja akan memanggil taxi. Tiba-tiba, muncul Ferrari merah yang berhenti di depan dirinya.

Dia mengangkat kepalanya untuk melihat, dan ternyata itu adalah Song Jia. Wanita cantik ini membuka bibirnya sedikit, dan sambil tersenyum dia berkata, "Kemana tujuanmu? Mari kuantar!"

Ouyang Shuo benar-benar tidak mengerti apa yang ada dipikiran wanita yang ada di hadapannya ini. Bila apa yang terjadi di meja barusan kurang jelas, maka apa yang terjadi sekarang membuatnya yakin bahwa Song Jia memiliki ketertarikan terhadap dirinya. Tapi kenapa? Dulu saat masih sekolah, dia hanyalah kutu buku yang tidak menarik, bagian mana dari dirinya yang yang cukup menarik hingga berlian indah ini tertarik padanya?

Melihat keraguannya, Song Jia pun menggodanya, "Kenapa? Apa kamu takut kuperkosa?"

Ouyang Shuo tidak bisa membiarkan dia begitu saja tanpa membalas, dia lalu membuka pintunya dan duduk di kursi depan. "Ha, apa yang perlu kutakutkan? Bila ada yang akan memperkosa disini, pastilah itu aku yang memperkosamu."

Song Jia pun tertawa kecil. Dia bahkan tidak menanyakan padanya dimana alamat dirinya, dan langsung memacu mobil sportnya menuju ke jalanan yang padat.

Saat ini, suasana di mobil terasa canggung. Keduanya tidak bertemu selama 5-6 tahun, namun keduanya sekarang terjebak dalam tempat sempit seperti ini, tiba-tiba keduanya kehilangan kata-kata.

Ouyang Shuo memiringkan kepalanya, lalu menatap Song Jia, matanya dipenuhi keraguan dan pertanyaan.

Ditatap begitu lekat oleh Ouyang Shuo, bahkan wanita elegan seperti Song Jia pun tidak dapat menahannya. Wajahnya memerah sembari dia menggerutu, "Apa yang kamu lihat, dasar mesum."

"Aku melihat suatu keindahan, apa kamu mau melihatnya bersamaku?" Ouyang Shuo tetap menebalkan wajah. Dia tidak percaya bahwa dirinya tidak berhasil memaksa Song Jia menunjukkan sifat aslinya.

"Kamu benar-benar berubah banyak ." Song Jia mendadak berkata seperti itu, dia tidak menggubris godaan Ouyang Shuo.

"Menjadi lebih tampan?"

"Ck, baiklah orang sombong. Aku tidak bertemu denganmu setelah beberapa tahun, kemampuanmu tidak berkembang, tapi wajahmu jelas bertambah tebal. Aku ingat bahwa kau dulu tidaklah seperti ini." Song Jia menutup mulutnya dan tertawa lembut.

"Memang dulu aku seperti apa? Aku sudah tidak ingat?" Tanya Ouyang Shuo penasaran.

"Dirimu ah, coba kuingat. Kesanku tentang dirimu selama sekolah adalah, kau tampan dan merupakan seorang laki-laki imut yang pendiam. Kau juga sangat dingin dan tidak terlalu senang untuk berhubungan dengan orang-orang."

"Ah tolonglah, tolong jangan gunakan kata imut untuk menggambarkan seorang pria okay?" Di hadapan pujian dari seorang wanita cantik, sejujurnya, Ouyang Shuo sedikit bahagia dalam hatinya. Namun, dia tidak bisa menunjukannya dalam kata-katanya.

"Haha, saat itu, kamu masih seorang bocah berumur 13-14 tahun. Dalam ingatanku, kamu memang imut!"

"Baiklah, aku mengaku kalah. Katakan yang sejujurnya, kamu terus memperhatikanku. Apa karena kamu dulu suka padaku?" Tanya Ouyang Shuo sambil bercanda.

'Ya, aku dulu suka padamu."

"Ha?" Mata Ouyang Shuo pun terbuka lebar, mulutnya ternganga saking kagetnya. "Jangan bercanda, kamu itu adalah tuan putri di sekolah kita, kamu benar-benar angkuh seperti merak. Laki-laki yang mengejarmu dapat membentuk beberapa barisan sepanjang lapangan sekolah. Kenapa kamu seorang primadona sekolah kita, bisa suka pada bocah kecil yang tidak menarik?"

Song Jia tersenyum kecil, "Tuan Puteri juga akan mencari seorang ksatria berkuda putih. Para pria yang mengejarku semua dipenuhi nafsu, mereka sangat menyebalkan. Hanya matamu yang begitu jernih, membuatku tergila-gila padamu. Apa kamu ingat hari valentine di tahun waktu kamu mendapat cokelat? Itu adalah cokelat dariku."

"Ha, waktu itu aku bertanya pada diriku sendiri, siapa perempuan yang memberikan cokelat padaku dan tidak meninggalkan nama?"

"Sayangnya, aku terlalu malu saat itu dan bahkan hingga kelulusan kita, aku tidak berani untuk menyatakan perasaanku padamu."

"Kamu masih bisa memperbaikinya sekarang, aku tidak keberatan." Ouyang Shuo tahu bahwa cinta pertama saat remaja terlihat seperti kenangan yang indah, tapi hal itu tidak dapat menahan ujian sang waktu. Begitu lama waktu yang lewat, yang tertinggal hanyalah kenangan manis. Karena itu, Ouyang Shuo berani untuk membuat lelucon seperti itu.

"Dasar bocah sombong. Aku tidak akan menyukai orang mesum berlidah licin sepertimu." Kata Song Jia sambil tertawa.

Ouyang Shuo lalu memegang dadanya dengan berlebihan, meniru aksen Stephen Chow dan berkata dengan sedih, "Dahulu, ada cinta yang murni tepat di depan mataku, tapi aku tidak menyadarinya. Kini setelah aku kehilangan cinta itu baru aku mulai menyesal, ini adalah hal yang paling menyakitkan di dunia…"

Song Jia pun ikut-ikutan menambahkan, dan berkata dengan penuh perasaan, "Bila langit dapat memberimu satu kesempatan lagi, apa yang akan kamu katakan pada sang gadis?"

Ouyang Shuo memutar kepalanya dan menatap kedalam mata Song Jia, dan sengaja berbicara dengan penuh perasaan. "Bila langit memberiku satu kesempatan lagi, aku akan mengatakan pada gadis itu, 'Aku mencintaimu, bila ada batas waktu bagi cinta kita, aku berharap agar cinta kita bertahan hingga 10000 tahun!'"

Ditatap dengan mata yang penuh perasaan, wajah Song Jia pun merona merah. Dia dengan canggung membuang wajahnya, selagi jantungnya berdetak dengan kencang. Walau dia tahu Ouyang Shuo hanya bercanda, saat kalimat "Aku mencintaimu" keluar dari mulutnya, dia tidak dapat tidak merasa tersentuh.

Bila tidak, kenapa orang-orang mengatakan bahwa cinta pertama adalah yang termanis. Bahkan setelah bertahun-tahun, rasa manis itu masih tetap ada dan tidak akan menghilang.

Suasana di mobil menjadi aneh, bahkan membuat Ouyang Shuo sedikit malu. Ketika dia mengatakan tiga kata itu, dia tidak tahu kenapa tapi jantungnya melambat setengah detakan, membuat dia yakin bahwa emosinya pun terpengaruh.

"Uhuk. Bila tidak merepotkan, bisa tidak kamu mengantarku ke area Awan Putih di distrik Tianyuan? Aku tinggal disana." Ouyang Shuo menggelengkan kepalanya, untuk menghilangkan perasaan aneh itu dari kepalanya, dan langsung mengubah topik pembicaraan.

"Ah, baiklah." Song Jia memutar setir dan memberikan teleponnya pada Ouyang Shuo di waktu yang sama.

"Buat apa kamu memberikan ini?"

"Simpan nomormu disini, kamu benar-benar tidak peka." Gerutu si cantik.

"Ah, baiklah." Ouyang Shuo lalu mengambil telepon itu, tanpa sadar menyentuh jari Song Jia yang lembut. Itu seperti menyentuh arus listrik, dia segera menarik tangannya.

Setelah dengan canggung menyimpan nomornya disitu, dia mengembalikan telepon itu pada Song Jia. Jari mereka tentu saja kembali bersentuhan. Namun kali ini, lebih terasa natural.

Dalam waktu tidak lebih dari setengah jam, mobil sport itu telah terparkir di pintu distrik Tianyuan. Ini merupakan pertama kalinya Ouyang Shuo merasakan kebencian terhadap mobil sport. Kenapa mereka harus melaju begitu cepat?

"Terima kasih tumpangannya, Cukup di depan saja."

"Oh. Kamu tidak akan mengajakku untuk masuk?"

"Ha? Lebih baik lupakan saja."

"Kenapa? Kamu tidak memiliki simpanan di istanamu kan?"

"Bagaimana bisa?"

"Hahaha. Aku hanya bercanda. Kita harus saling kontak ya. Bye Bye."

"Bye Bye."

Tunggu dulu, ini sepertinya tidak benar. Apa dia baru saja menggodaku? Bukannya harusnya akulah yang mengatakan hal itu? Selagi dia menatap mobil sport yang melaju, hati Ouyang Shuo terasa tidak tenteram, dan dirinya tidak mampu menenangkannya.

Saat dia sampai dirumah, Bing'er pun menyambutnya dengan bahagia, membawakan sandal rumah untuknya. Ouyang Shuo tersenyum dan berkata, "Adikku sayang, hari ini aku tidak dirumah, apa kamu menjadi anak baik?"

"Hm. Bing'er adalah anak yang baik."

"Itu bagus, sini. Kakak akan memberikanmu hadiah." Ouyang Shuo melepas smartwatch yang ada di pergelangan tangannya dan membantu Bing'er memakainya. Di matanya, smartwatch ini hanya cocok untuk menjadi mainan Bing'er.

Pada pukul 9 malam, setelah membujuk Bing'er untuk tidur, Ouyang Shuo lalu kembali ke kamarnya dan masuk kedalam game.

Di dalam game, dia secara rutin melatih ilmu tombaknya pada boneka latihan selama satu jam. Lalu dilanjutkan dengan latihan Bajiquan, yang baru dia pelajari belum lama ini. Saat ini di Shanhai, semuanya telah berjalan dengan teratur dan hal-hal yang harus dia kerjakan menjadi sangat sedikit bahkan tidak ada. Maka Ouyang Shuo menggunakan waktu kosong ini, untuk lebih sering berlatih ilmu bela diri.

Walaupun dia terlihat seperti pejabat sipil, yang menunggu di dalam markas dari awal dan mengurus operasi dari markas, tapi sejujurnya dia masih memiliki tulang seorang petarung, karena bila tidak maka dia tidak akan memilih kelas perwira di kehidupan sebelumnya.

Sejujurnya, pria mana yang tidak berdarah panas dan berambisi menaklukan medan tempur. Bahkan jika mereka gugur, mereka tidak akan menyesal. Kekuatannya saat ini, dibandingkan Lin Yi di level pemula, masih sangat kurang, tidak cocok dengan identitasnya yang merupakan seorang jenderal yang memimpin seluruh pasukan di Shanhai. Karena itu dia ingin menggunakan waktu ini untuk berlatih.

Saat siang hari, Ouyang Shuo pergi ke gunung belakang untuk menengok kedua Nian yang menggunakan tempat ini sebagai rumah mereka. Menurut legenda, Nian menghabiskan sepanjang hidup mereka di lautan, dan hanya naik ke pantai ketika malam tahun baru, untuk mengambil nyawa manusia dan hewan.

Ouyang Shuo tidak tahu apakah legenda ini benar atau tidak, tapi adalah benar bahwa kedua Nian ini senang makan ikan air laut. Karena itu, Divisi Bahan Baku harus menyediakan 50 unit ikan laut segar setiap hari untuk kedua Nian ini. Untungnya kota ini berada tepat disebelah lautan. Bila tidak, memberi makan kedua hewan ini akan menjadi masalah besar.

Kembali dari gunung belakang, Ouyang Shuo menunggangi Tornado Hitam sambil membawa busur dan melaju keluar kota.

Hutan belantara di musim dingin memberikan suasana yang sangat khidmat dan damai. Rumput liar menjadi kuning dan layu, di pemandangan yang luas menghampar, selagi Ouyang Shuo menunggangi kudanya, dia merasa nyaman dan bebas. Seluruh dunia, ada hanya untuk dirinya.

Menunggangi kuda, pikiran Ouyang Shuo tiba-tiba dipenuhi bayangan Song Jia. Dia berbalik dan tersenyum, kecantikan dan kemudaannya menggoda hatinya. Entah kenapa, bayangan Sun Xiaoyue juga muncul, membuat dirinya sedikit kesal. Sejak kapan gadis nakal itu menjadi sosok berkesan dihatinya? Ini merupakan kekacauan.

Bila ada orang lain disana, mereka pasti dapat melihat bahwa musim semi Ouyang Shuo telah tiba.

Dalam lima tahun kehidupannya yang sebelumnya, Ouyang Shuo tidak pernah menjalin hubungan yang benar karena Bing'er. Bukan karena tidak ada gadis yang mengejarnya, tapi dia telah menolak mereka semua. Bagaimana bisa seseorang yang terus berkelana membicarakan tentang cinta?

Dalam kehidupan yang sekarang, pengembangan Shanhai berjalan mulus. Tidak disangka, ada beberapa gadis cantik yang masuk kedalam hidupnya dan menggerakkan hatinya yang tenang.

Dia tidak ingat jika saat reuni di kehidupannya yang dulu, apakah dia mengalami percakapan dengan Song Jia. Dia yang dulu adalah seorang yang lelah dengan hidup, bahkan jika dia bertemu Song Jia, dia tidak akan memiliki keberanian untuk menggodanya. Dia hanya ingat bahwa setelah reuni, dia tidak mengontak satupun dari teman sekelasnya, termasuk Song Jia.

Apa yang telah terjadi di masa lalunya masuk ke kepalanya. Ini tidak mengurangi keteguhannya karena dia bukan seseorang yang memiliki kekhawatiran berlebihan. Pengalaman yang banyak memperingatkan dirinya bahwa dominasi seorang kaisar tidak memiliki tempat untuk bermalas-malasan. Negeri ini merupakan milikku, begitu juga dengan para wanita cantik yang ada didalamnya.