Chereads / Penguasa Dunia Sesat / Chapter 5 - Kisah Manusia Pertama dan 3 Gu serta Munculnya Harapan

Chapter 5 - Kisah Manusia Pertama dan 3 Gu serta Munculnya Harapan

Sesaat, suasana di sekitarnya menjadi sunyi. Ratusan pasang mata berbalik memandangnya.

Ini akan menjadi hal yang menarik, Fang Yuan tertawa dalam hati. Dengan tatapan semua orang mengikutinya, ia menyeberangi sungai dan tiba di tepian.

Dia bisa merasakan ada sesuatu yang menekannya. Tekanan itu berasal dari kolam arwah yang berada jauh dibawah kumpulan bunga anggrek bulan di dekatnya. Kolam itu memproduksi primeval qi[1] – karena terlalu banyak qi disitu, tekanannya semakin besar.

Dengan cepat, sekumpulan cahaya kecil muncul dari dalam bunga-bunga di bawah kakinya. Cahaya-cahaya itu naik ke atas dan melingkupi tubuhnya, sebelum akhirnya mereka masuk ke dalam.

Ini semua adalah Gu Harapan, pikir Fang Yuan. Ketua akademi itu tidak memberitahu semua peserta akan hal itu, namun Fang Yuan tahu persis. Setiap butir cahaya itu adalah sebuah Gu – dan mereka dikenal sebagai Gu Harapan.

Ada salah satu legenda yang bercerita tentang Gu Harapan. Dalam legenda itu, diceritakan bahwa ketika dunia baru dibentuk, tempat itu hanya berisi gurun. Diantara semua makhluk buas yang muncul di Bumi, muncullah manusia pertama. Namanya adalah Ren Zu[2], dan ia dikenal sebagai pemakan daging mentah dan peminum darah – akibat hidupnya yang sulit.

Dari semua hewan, ada sekumpulan hewan buas yang disebut Predicament. Makhluk-makhluk ini menyukai aroma Ren Zu dan ingin memakannya sejak lama.

Ren Zu tidak memiliki tubuh sekuat bebatuan gunung; ia juga tak memiliki gigi yang tajam dan cakar seperti milik makhluk buas. Bagaimana ia bisa bertarung melawan Predicament? Sumber makanannya terbatas dan ia harus bersembunyi sepanjang hari. Dalam rantai makanan, posisinya berada di paling bawah – dan ia kesulitan bertahan hidup.

Disaat itulah muncul 3 Gu yang menghampirinya dan berkata, "Berikan kami bagian dari hidupmu, dan kami akan membantumu melewati kesulitan yang kamu alami." Ren Zu tak punya tempat lain untuk kabur, jadi mau tak mau ia menyetujui permintaan mereka.

Pertama, ia memberi umur mudanya kepada Gu yang terbesar di antara mereka bertiga. Gu itu lalu memberinya kekuatan.

Dengan kekuatannya, hidup Ren Zu mulai berubah. Ia mulai memiliki persediaan makanan yang cukup, dan ia juga mampu melindungi dirinya sendiri. Dia mampu bertarung melawan para Predicament dan mengalahkan mereka. Namun, setelah waktu berlalu, ia mulai merasa menderita dan sadar bahwa kekuatan bukanlah segalanya. Ia perlu mengontrol diri dan membiarkannya berkembang secara perlahan; bukan untuk digunakan sesukanya. Dan lagi, kekuatannya terlalu kecil jika digunakan untuk bertarung melawan seluruh anggota Predicament.

Ren Zu pun menyesal dan memutuskan untuk memberi umur dewasanya kepada Gu yang paling cantik di antara mereka bertiga. Lalu Gu tersebut memberinya kebajikan.

Dengan kebajikan, Ren Zu mampu belajar bagaimana caranya berpikir dan mencari tahu. Ia mulai mengumpulkan berbagai macam pengalaman; dan ia menyadari bahwa kebijakan jauh lebih berguna daripada saat ia menggunakan kekuatannya. Dengan bergantung pada kebajikan dan kekuatan, ia mampu menaklukkan impian yang tak pernah ia bisa lakukan sebelumnya – dan berhasil membunuh banyak Predicament. Dia akhirnya makan daging dan minum darah milik para Predicament – dengan kegigihannya, ia berhasil bertahan hidup.

Namun, semua hal baik tak bertahan lama. Ren Zu sekarang menjadi tua, dan ia akan terus bertambah tua. Ini karena ia telah memberikan umur muda dan dewasanya kepada Gu kekuatan dan kebajikan. Ketika seseorang bertambah tua, ototnya mulai melemah dan otaknya menjadi lebih lambat.

"Hei manusia, apa lagi yang bisa kamu berikan kepada kami? Kamu tak punya apapun lagi," sahut Gu kekuatan dan kebajikan. Mereka lalu meninggalkannya.

Tanpa kebajikan dan kekuatan, Ren Zu dikepung oleh para Predicament. Ia sudah tua dan tidak mampu berlari; giginya mulai tanggal dan tak mampu digunakan untuk mengunyah buah dan tanaman liar.

Disaat ia berbaring lemah – dengan para Predicament yang mengepungnya – hatinya mulai berteriak minta tolong. Sesaat setelah itulah, Gu ketiga muncul dan berkata kepadanya, "Hei manusia, bawalah aku. Aku akan membantumu menyelamatkan diri dari para Predicament."

Ren Zu berkata sambil menangis, "Gu, aku tak punya apapun lagi. Lihatlah, Gu kekuatan dan kebajikan sudah meninggalkanku. Aku hanya punya umur tuaku! Meskipun umurku ini tak seberharga umur muda dan dewasaku, hidupku akan berakhir jika aku memberikannya kepadamu. Meskipun aku dikelilingi oleh Predicament saat ini, aku tak akan mati begitu saja. Aku hanya ingin hidup lebih lama lagi, meskipun itu hanya beberapa detik. Jadi, pergilah; aku tak punya apapun yang bisa kuberikan padamu."

Namun Gu itu berkata, "Dari kami bertiga, akulah yang memiliki keinginan paling remeh. Hei manusia, jika kamu memberikan hatimu padaku, bagiku itu sudah cukup."

"Kalau begitu, aku akan memberimu hatiku," jawab Ren Zu. "Tapi Gu, apa yang akan kau berikan padaku sebagai gantinya? Dalam situasi seperti ini, meskipun Gu kekuatan dan kebajikan kembali padaku, semuanya percuma."

Dibandingkan dengan Gu kekuatan, Gu yang ini terlihat rapuh dan mungil. Bila dibandingkan dengan Gu kebajikan, Gu yang ini hanya bisa mengeluarkan cahaya putih yang samar – sama sekali tidak menakjubkan.

Namun ketika Ren Zu memberikan hatinya, Gu tersebut tiba-tiba bersinar tanpa akhir. Melihat cahaya itu, para Predicament berteriak ketakutan: "Itu Gu Harapan! Kabur! Kaum Predicament paling takut terhadap harapan!"

Dalam sekejap, para Predicament pun kabur. Ren Zu tak bisa berkata apapun – dan sejak itu, setiap ia menghadapi kesulitan, ia akan mengisi hatinya dengan harapan.

Saat ini, Gu Harapan berubah menjadi sebaris cahaya dan memasuki tubuh Fang Yuan. Karena adanya tekanan dari luar, kumpulan cahaya itu berkumpul di dalam perutnya dan bersatu dengan cepat – 3 inci di bawah pusarnya.

Fang Yuan merasakan tekanannya mulai berkurang. Ia mulai melangkah maju. Dengan setiap langkah yang ia tapaki, satu demi satu Gu akan muncul dari balik bunga dan memasuki tubuhnya – dan bergabung dengan cahaya besar di perutnya. Bola cahaya itu bersinar semakin terang, namun sang ketua akademi mengerutkan keningnya.

"Jumlah Gu Harapannya lebih sedikit dari yang diinginkan." Banyak tetua yang menyaksikan hal itu juga memikirkan hal yang sama. Ketua klan tersebut juga mengerutkan keningnya. Orang ini sudah pasti tidak memiliki bakat bernilai A!

Fang Yuan menahan tekanan yang ada sambil berjalan maju. "Kurang dari 10 langkah, artinya aku tak punya bakat untuk berkultivasi. 10-20 langkah berarti bakat bernilai D. 20-30 langkah berarti bakat bernilai C. 30-40 langkah berarti bakat bernilai B. Dan 40-50 langkah berarti bakat bernilai A. Sekarang, aku baru berhasil menapaki 23 langkah."

24, 25, 26… 27.

Fang Yuan terus berhitung dalam hati; ketika ia mencapai langkah ke-27, ia bisa mendengar suara ledakan. Di antara kedua ginjalnya, bola cahaya itu telah mencapai batasnya dan meledak secara tiba-tiba.

Ledakan energi itu hanya terjadi di dalam tubuhnya; orang lain tak bisa melihatnya. Hanya Fang Yuan yang bisa merasakan getaran itu. Bulu kuduknya mendadak merinding, pori-pori di tubuhnya mulai tersumbat, dan pikirannya mulai tegang.

Sesaat setelah itu, pikirannya menjadi kosong dan seluruh tubuhnya menjadi terasa ringan – seakan-akan ia jatuh ke awan. Hatinya mulai rileks, bulu kuduknya turun, dan pori-porinya terbuka lagi.

Setelah itu, seluruh tubuhnya mulai berkeringat.

Proses ini terasa sangat lama, namun kenyataannya proses ini berjalan sangat cepat. Segala perasaan yang ia alami pun dengan cepat mulai menghilang.

Pikiran Fang Yuan kosong untuk sesaat, sebelum ia kembali sadar. Ia mulai memfokuskan perhatiannya ke tubuhnya; dan dia menemukan sebuah celah yang terletak di bawah pusarnya dan diantara kedua ginjalnya.

Upacara kali ini berhasil!

Ada harapan untuk keabadian!

  1. saluran energi di dalam tubuh manusia. Lebih dikenal dengan sebutan chi
  2. Ren = manusia, Zu = leluhur. Dengan kata lain, ia merupakan manusia pertama di Bumi (seperti Adam dari Adam dan Hawa)