Chapter 838 - Anak Bodoh

Kungo merasakan sakit yang luar biasa.

Dia merasa seolah-olah tubuhnya dihancurkan oleh magma terpanas yang perlahan-lahan menghilangkan sebagian dari dirinya. Kesadarannya menjadi kabur, seperti api pada lilin yang diterpa angin. Dia merasa seolah-olah cahayanya akan padam setiap saat. 

Dia ingin berteriak atau menjerit keras, tapi dia tidak mampu membuat suara.

Gelapnya kematian mengelilinginya. Panas ekstrim membawa rasa dingin yang mendalam.

'Tidak… Aku tidak boleh mati…

'Aku harus hidup… Aku harus hidup…'

Kungo menggunakan keinginan kuatnya untuk mendukung keberadaannya. Dia mentolerir, bertahan, dan berdoa..

'Tuan… Kumohon bangunlah… Bangun…'

Kungo tidak tahu berapa lama waktu berlalu. Dia tidak lagi bisa berkonsentrasi dengan lamanya waktu berlalu.

Samurai setia itu menggunakan semua yang dia miliki untuk bertahan. Tapi, kematian yang tidak terhindarkan menghampirinya.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS