Seiji membuka matanya dan menyadari bahwa dia telah kembali ke tempat tidurnya sendiri.
"Aku sudah kembali ..."
Dia perlahan-lahan duduk dan menatap sisi bantalnya.
Ponsel dan pedang kayunya masih duduk diam di sana.
Apakah semuanya hanya mimpi? Tidak... itu tidak mungkin.
Dia diam-diam turun dari tempat tidur, memeriksa jam di ponselnya, dan menghubungi nomor Yukari. Sambil menunggu panggilan untuk terhubung, dia mengambil pedang kayunya dan berjalan menuju ruang belajarnya.
Yukari mengangkat telepon.
"Yukari, bagaimana kabarmu?"
"... Aku baik-baik saja." Suaranya terdengar kelelahan.
"Apakah kamu ingat apa yang baru saja terjadi?" Seiji mencoba bertanya.
"Aku ingat... itu bukan mimpi." Yukari berhenti sejenak. "Seigo... aku ingin bertemu denganmu."
"Eh? Sekarang juga?"
"Ya…"
"... Baiklah, aku akan menjemputmu di rumahmu." Seiji segera membuat keputusan.
"Terima kasih... aku akan menunggumu."
