Kupu-kupu menari di antara bunga, burung bernyanyi di hutan, dan salju turun di pelindung cuaca, berubah menjadi kabut putih samar.
Waktu terus berjalan di taman yang indah dan tenang itu. Setelah sekian lama, Natsuya perlahan melepaskan Seiji.
Tatapan mereka saling mengunci satu sama lain, kemudian mata mereka terbelalak seperti ikan kaget. Mereka saling menatap satu sama lain dengan wajah memerah dan lidah yang kelu.
Ini seperti adegan yang keluar dari drama idola remaja.
Seiji tidak merasakan momen manis dan asam. Sebaliknya, dia merasa jantungnya berdegup kencang dan rasa gatal di dadanya.
"Maafkan aku," Kata Natsuya pelan, memecah keheningan. "Ini terlalu tiba-tiba."
Seiji menggaruk wajahnya canggung. "Tak..tak apa. Aku hanya sangat terkejut."
