Pondok kecil Jing Jiu kedatangan tamu pertamanya, selain Liu Shisui.
Jing Jiu tahu kalau ia pasti akan datang. Oleh karena itulah Jing Jiu berdiri di halaman, untuk menunggu kedatangan tamu itu.
Jing Jiu menunggunya bukan karena rasa hormat. Hanya saja, Jing Jiu tidak terbiasa jika ada orang yang datang ke rumah guanya, walaupun ruangan gua nya masih terlalu kecil untuk disebut rumah gua.
Guru Lu yang tidak tahu tentang hal ini, merasa senang dengan sikap dan etika Jing Jiu.
"Jawaban yang kamu berikan kepada teman - temanmu tadi pagi, semuanya benar."
"Tapi, jawaban pertanyaan terakhirnya salah." ujar Guru Lu sambil mengeluarkan sepotong kertas dari lengan bajunya.
Jing Jiu kebingungan, ia merasa tidak mungkin ada jawabannya yang salah. Ia akhirnya mengerti apa permasalahannya setelah ia melihat isi kertas itu.
"Kamu tidak begitu paham akan pernyataan ini, karena ini adalah penjelasan terbaru di buku ini."
Tentu saja ini bukan kesalahanmu. Karena sebenarnya penjelasan yang diberikan oleh Sekte Green Mountains untuk pernyataan itu selama ini sudah salah." ujar Guru Lu lembut, sambil memandang ke arahnya.
"Tidak. Penjelasan yang sebelumnya tidak salah. Justru penjelasan ini yang salah." protes Jing Jiu.
"Bagaimana bisa penjelasan itu salah, sedangkan penjelasan itu diberikan oleh Great Grandmaster saat ia masih bertugas." jawab Guru Lu sambil tetap tersenyum.
Ada dua perubahan yang terjadi pada buku petunjuk magis level awal jika dibandingkan dengan versi yang terdahulu yang ada di Sekte Green Mountains dan semua perubahan itu dilakukan oleh Jingyang.
Tentunya, hanya Jing Jiu yang tahu tentang hal itu. Terlebih lagi, ia juga tahu kalau salah satu perubahan itu sebenarnya salah.
"Semua orang bisa membuat kesalahan, siapapun itu, baik itu seorang murid baru ataupun seorang Great Grandmaster." ujar Jing Jiu.
Mendengar jawaban itu, ekspresi di wajah Guru Lu sedikit berubah dan ia berpikir.
Sungguh hal yang tidak pantas diucapkan.
Kemudian, ia teringat akan apa yang diucapkan Jing Jiu pagi ini, tentang mengganti aturan yang ada di sekte. Yang ujarnya aturan ini tidak adil dan tidak pantas digunakan untuk mendidik murid baru...
"Kamu punya kemampuan pemahaman yang luar biasa dan juga bakat yang cukup baik. Belum lagi, kemampuan berpikirmu yang sistematis dan sangat tepat sasaran. Tapi, itu semua bukan alasan untuk kamu bertindak senekat ini."
Guru Lu memandangnya dan berkata, "Kamu harus tahu kalau murid - murid di Sekte Green Mountains boleh sombong, tapi tidak arogan."
Arogan?
Mengingat kedua perubahan yang ada di buku itu, Jing Jiu menjadi sentimental.
Jingyang mungkin adalah orang yang paling sombong di dunia ini, membuatnya melakukan banyak kesalahan.
Guru Lu salah mengartikan diamnya Jing Jiu, ia mengira Jing Jiu bisa menerima apa yang baru saja ia katakan. "Angin akan menumbangkan pohon tertinggi yang ada di hutan, sama seperti, pedang yang terbang lebih tinggi dari puncak gunung akan menghadapi angin ribut. Jika kamu ingin melangkah lebih jauh dalam perjalanan kultivasimu, kamu harus belajar untuk mengekang kesombonganmu. Bahkan, jika kamu ingin menolong teman - teman sekelasmu, kamu bisa mencari cara lain, tanpa harus melanggar aturan." Ujar Guru Lu menasehatinya dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
"Tapi, ini benar - benar konyol. Bukankah ada murid baru dari South Township. Ia tiba di Puncak Qingrong, namun, ia tidak mengerti bahasa kerajaan. Karena itu, ia sama sekali tidak bisa mengerti apa yang ada di buku teknik magis. Jika tidak ada yang mengajarinya membaca, bukankah Sekte Green Mountains akan kehilangan si jenius ini?" bantah Jing Jiu.
Master Lu marah, saat mendengar bagian pertama dari kalimat yang dikatakan Jing Jiu. Namun, sebelum ia sempat memarahinya, ia dikejutkan oleh bagian akhir dari kalimat Jing Jiu.
"Bagaimana kamu bisa tahu tentang hal ini?"
Itulah adalah cerita tentang Pimpinan Puncak Qingrong yang sekarang dan cerita itu juga bukan rahasia, hanyalah anekdot. Namun ia hanya seorang murid baru, darimana ia mendengar cerita ini?
Ujar Jing Jiu dalam hati. Kenapa aku harus memberitahumu kalau aku melihat sendiri gadis itu belajar menulis setiap malam?
Guru Lu mengira, apa mungkin pemuda ini dan Zhuo Rusui, serta murid - murid muda yang ada di Puncak Liangwang, adalah pion sudah sejak lama disiapkan oleh sekte?
Tapi, guru besar yang mana yang bermain - main seperti ini?
…
…
Waktu terus berlalu seperti air yang mengalir.
Satu tahun berlalu.
Dan musim semi kembali tiba.
Liu Shisui melangkah keluar dari aula latihan dan berjalan menyusuri jalan setapak menuju ke dalam hutan.
Ada belasan murid yang hafal dengan kebiasaannya ini dan tahu kemana ia pergi. Mereka tidak terkejut dengan hal ini, malah melambaikan tangan padanya.
Liu mengangguk dan membalas sapaan mereka dengan senyuman.
Dia sekarang sudah berumur dua belas tahun, ia sudah jadi seorang pemuda jika dilihat dari sudut pandang tertentu.
Penampilannya tidak berubah, masih tetap ramah dan baik hati. Namun matanya terlihat lebih tenang dan fokus. Sementara temperamennya mengalami perubahan besar. Ia terus tersenyum sambil berjalan, tampak percaya diri.
Melihat Liu memasuki pondok kecil itu, murid - murid itu kembali berkumpul dan berbincang - bincang.
Liu adalah murid yang paling istimewa di Sekte Green Mountains, dan setiap gerak - geriknya menarik perhatian banyak orang.
Keesokan harinya, semua orang tahu kalau ia mendaftarkan diri untuk ujian masuk inner sect.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk bisa masuk ke inner sect antara lain, harus mencapai tahap Spiritual Stability dan mampu berkomunikasi dengan Sword Seed.
Namun yang tidak biasa adalah, Liu hanya perlu waktu satu tahun untuk memenuhi persyaratan ini.
Setelah bertahun - tahun lamanya. Tersiar kabar kalau seorang Great Grandmaster yang baru saja turun, bisa masuk ke inner sect hanya dalam waktu setengah tahun.
Zhuo Rusui adalah murid dari Pemimpin Sekte Green Mountains dan saat ini, ia sedang latihan tertutup di Puncak Tianguan. Ia berhasil masuk ke inner sect, setelah berlatih di Paviliun Burung Utara selama satu setengah tahun.
Bahkan, jenius seperti Zhao Layue pun perlu waktu satu tahun untuk melakukannya.
Tidak ada yang percaya kalau Liu Shisui bisa melewati ujian masuk ke inner sect. Di mata murid - murid itu, ia tidak sebanding dengan Kakak Zhao, bahkan dengan kualitas Dao alaminya yang hanya ada satu-dalam-sejuta orang sekalipun.
Namun, ada juga yang beranggapan kalau Liu seharusnya punya kesempatan yang lebih besar jika perhatiannya tidak terbagi ke hal-hal lain.
Yang mereka sebut dengan 'hal-hal lain' tentunya mengacu pada hal yang berkaitan dengan pondok Jing Jiu. Karena hal ini lah, semakin banyak orang yang tidak menyukai Jing Jiu, mereka berpikir kalau ia sengaja menghambat perkembangan Liu karena iri. Tentunya ada juga murid - murid yang tidak sependapat, mereka sangat berterima kasih karena Jing Jiu tidak mengikuti saran Guru Lu, dan ia masih mau membantu mereka, walaupun hanya sesekali.
Guru Lu pada akhirnya juga berhenti memfokuskan perhatiannya pada Jing Jiu, ia juga tidak lagi berpikir kalau Jing Jiu adalah murid yang sudah dipilih sebelumnya oleh orang penting yang ada di puncak gunung.
Alasannya adalah karena Jing Jiu terlalu malas.
Jing Jiu tidak pernah ikut serta dalam kegiatan patroli yang dilakukan oleh murid - murid baru, ia bahkan tidak memberi alasan kenapa ia tidak ikut serta. Dan ia selalu menyuruh Liu untuk mengurus semua itu.
Dan lagi, tidak ada yang pernah melihatnya berlatih.
Orang seperti ini, tidak peduli betapa pintar dan cerdas dirinya, ia tidak akan pernah bisa maju.
…
…
Saat ia masuk ke halaman kecil itu dan melihat Jing Jiu yang ada di kursi bambu. Senyum manis diwajah Liu berubah masam.
Sudah berulang kali ia mencoba memberi saran pada Jing Jiu, namun tidak pernah didengar. Setiap hari Jing Jiu masih terus berbaring di kursi bambunya dan berjemur dibawah sinar matahari, sambil melamun seperti biasa.
Tapi, tidak seorang pun tahu sejak kapan, piring keramik yang berisikan pasir itu muncul di samping kursi bambu Jing Jiu..
Liu sudah lama mengamati piring itu, dan pasir didalamnya terus bertambah. Dan sekarang, sudah sepertiga bagian dari piring itu yang terisi pasir.
Tidak ada yang tahu apa kegunaan barang itu, dan Jing Jiu pun tidak pernah mau menjelaskan. Tapi Liu merasa kalau barang itu sangat berarti bagi Jing Jiu, ia bahkan tidak mengijinkan Liu untuk menyentuhnya.
"Tuan Muda, Aku sudah bicara dengan Guru Lu tadi malam... Aku sudah siap untuk ujian masuk ke inner sect."
"Aku melakukan hal ini karena aku benar-benar merasa sudah siap." Ujar Liu Shisui gugup.
"Sudah lebih dari satu tahun. Akan jadi masalah jika kamu masih belum siap." jawab Jing Jiu setelah ia melirik Liu.
Seketika itu juga Liu Shisui menyadari bahwa Tuan Mudanya mengajarinya teknik pernafasan saat mereka masih di desa, dan ini berarti ia sudah mulai berlatih bahkan sebelum ia menginjakkan kaki di Sekte Green Mountains. Namun ia juga merasa kecewa, karena ia bukanlah orang tercepat yang melewati ujian masuk ke inner sect. Tapi kemudian ia merasa lebih baik saat ia teringat kalau ia punya kesempatan yang lebih besar karenanya, dan hal ini meningkatkan kepercayaan dirinya.
"Kalian berdua memiliki kualitas Dao yang alami. Dan kamu seharusnya tidak terlampaui oleh..." ucap Jing Jiu.
"Kakak Zhao." ujar Liu menyelesaikan kalimat Jing Jiu, walau ia terlihat pasrah.
"oh, iya.." jawab Jing Jiu.
Suasana di halaman itu tiba-tiba menjadi tenang.
Bukan karena mereka kehabisan bahan pembicaraan, tapi karena Liu sedang memikirkan banyak hal lain di kepalanya.
Sudah setahun lebih, sejak ia tiba di Sekte Green Mountains. Semua orang dan hal yang ia temui d isini, akan sulit ia bayangkan jika saja ia masih berada di desa. Dan ia juga mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Namun semakin ia mengerti, semakin ia merasa tidak nyaman.
Entah itu tentang teknik pernafasan yang ia pelajari saat masih di desa, atau apa yang terjadi sesudahnya. Jing Jiu pasti punya banyak rahasia.
Tapi apakah rahasia-rahasia itu akan jadi masalah? Apakah itu masalah bagi mereka atau bagi Sekte Green Mountains?
Setelah lama terdiam, Liu Shisui akhirnya berbisik, "Tuan Muda, apa kamu mata-mata dari sekte lain?"
…