"Nona muda ini… ingin bergabung ke dalam kelompok prajurit bayaranmu."
Setelah Hank mengenalkan gadis itu, Rhode melirik ke arahnya. Gadis itu melepas jubah dan memperlihatkan wajahnya.
Kelihatannya gadis itu berusia sekitar 16 atau 17 tahun.
Dia memiliki paras wajah yang cantik. Rambutnya yang berwarna putih seperti salju terlihat mencolok. Matanya yang berwarna merah menatap Rhode dengan ekspresi penasaran. Dari tingkah lakunya, Rhode menyadari bahwa gadis itu adalah seorang bangsawan. Dengan sikap yang penuh kepercayaan diri dan keangkuha, tidak heran Rhode dapat menyimpulkan bahwa gadis itu bukanlah sekadar gadis biasa. Selain itu, pada kerah pakaiannya yang indah terukir sebuah pola yang rumit.
"Nona muda ini.."
Rhode mengerutkan alis. Dia berharap tidak ada sesuatu terjadi di luar dugaannya.
"Halo, Tuan Rhode Alander."
Gadis itu mengulurkan tangannya. Dia tersenyum dan berkata,
"Namaku Marlene Senia. Seperti yang dikatakan oleh tuan Hank disini, saya berharap bisa bergabung dengan kelompok prajurit bayaran anda. Saya harap anda bersedia memberikan kesempatan pada saya."
"Marlene Senia?"
Mendengar nama gadis itu, Rhode tercengang dan sedikit terkejut.
Marlene Senia bukanlah nama yang asing bagi Rhode; karakter ini cukup dikenal di kalangan pemain Dragon Soul Continent Online, dia bahkan memiliki julukan: 'Ratu Prajurit Bayaran'. Rumor mengatakan bahwa gadis ini merupakan Mage jenius. Ketika dia berumur 19 tahun, dia telah menembus lingkaran dalam, yang merupakan batas kekuatan terakhir seorang Mage. Kemudian, dia membentuk sebuah kelompok prajurit bayaran bernama 'Free Ring', dan merekrut banyak gadis muda yang berasal dari kerajaan Munn yang juga dikenal jenius dalam ilmu sihir. Tapi di antara para pemain, gadis ini tidak terlalu disukai karena kebiasaannya yang aneh --- dia membenci laki-laki.
Bahkan gamenya tidak berusaha untuk menyembunyikan fakta itu. Kelompok prajurit bayaran Free Ring merupakan kelompok yang bersifat eksklusif untuk wanita, dan laki-laki dilarang untuk bergabung ke dalamnya. Bahkan jika mereka membayar uang dalam jumlah yang besar, para pemain laki-laki tidak akan bisa menyewa salah satu dari mereka. Hal itu membuat banyak pemain tidak senang dan mulai merasa tidak suka dengan Marlene. Di mata sebagian besar pemain, penilaian mereka terhadap 'Ratu Prajurit Bayaran' tidak terlalu baik.
Walaupun dia kurang disukai oleh kalangan pemain laki-laki, alur cerita Marlene memiliki akhir yang khas ala 'pahlawan'. Ketika menghadapi invasi Negara Kegelapan, Marlene dan kawan-kawan kelompoknya menahan serangan musuh selama tiga hari tiga malam di kota Golden. Pada akhirnya, ketika mereka terkepung oleh pasukan musuh, Marlene dan kawan-kawannya mengeluarkan sihir terlarang yang membuat mereka binasa bersama dengan musuh. Mereka mengorbankan diri mereka untuk melindungi negaranya. Dari kisah itu, keberanian dan kegagahannya menjadi terkenal.
Rhode pernah mendengar nama Marlene sebelumnya, tapi secara pribadi, dia tidak pernah bertemu langsung dengan gadis ini. Karena itulah, ketika dia tahu bahwa gadis ini ternyata sedang berada di kota Deep Stone dan ingin bergabung ke dalam kelompok prajurit bayarannya, Rhode terkejut.
Bukannya dia membenci kaum laki-laki? Kenapa gadis ini malah berinisiatif untuk mencarinya? Apakah Marlene mengira bahwa dia adalah seorang wanita? Kejadian-kejadian aneh seperti ini tidak seharusnya terjadi!
Saat dia melihat Marlene yang mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan, Rhode masih tenggelam dalam pikirannya.
Mungkin hanya nama mereka yang sama? Tidak mungkin dia, kan? Dia bilang nama keluarganya adalah Senia, dan melihat penampilannya, dia jelas terlihat seperti seorang bangsawan…Tapi ---kediaman keluarga Senia terletak jauh dari sini, di kota Golden! Jadi kenapa tuan putri muda ini, yang seharusnya bersekolah di Akademi Sihir Kerajaan, ada di kota ini? Apakah dia ada urusan di daerah pedesaan ini?
"Aku telah mendengar tentangmu, nona Senia."
Rhode mengangguk dan menjabat tangan Marlene. Dia tidak terlalu mengetahui legenda di depannya, seperti pemain lain. Setidaknya dia mengerti garis besar situasinya.
"Aku minta maaf sebelumnya jika pertanyaanku terlalu mendadak, tapi….tidakkah seharusnya nona Senia saat ini berada di akademi?"
Mata Hank dan Marlen mengerlip setelah mendengar pertanyaan Rhode yang terkesan santai.
Namun, Marlen merasa tertarik pada Rhode karena pemuda itu mengenali identitasnya. Sepertinya rumor yang mengatakan bahwa Rhode adalah seorang bangsawan memang benar. Hank juga sama kagetnya, dia tidak pernah mengira bahwa Rhode memiliki hubungan dengan para bangsawan. Dan sekarang, akhirnya Rhode 'membeberkan' identitas bangsawannya.
"Jadi, begini…"
Setelah menyadari bahwa Rhode adalah seorang bangsawan juga seperti dirinya, Marlene mulai bersikap lebih sopan dan tidak seangkuh sebelumnya.
"Guruku berkata bahwa ketika kekuatanku telah melewati level tertentu, dan aku ingin terus mengasah kemampuanku, maka aku harus mengalami pertarungan sungguhan. Karena itulah aku meminta paman Sereck untuk memberiku kesempatan berlatih di sini."
Jadi, memang ada hubungannya dengan Sereck.
Rhode akhirnya menyadari alasan keberadaan gadis itu di sini. Keluarga Senia mengirimnya ke sini untuk menemui Sereck. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang harus dia pastikan.
"Nona Marlene."
Rhode menarik kembali tangannya, dan ekspresinya berubah menjadi serius.
"Melihat paman Hank yang membawamu ke sini, kukira kau sudah paham dengan keadaan kita saat ini. Terus terang , kami kekurangan anggota. Terutama saat ini, ketika kami akan menjalankan misi tingkat Bintang 4. Jika terjadi kecelakaan, kelompok kami mungkin akan dibubarkan. Mengetahui hal ini, apakah kau masih ingin bergabung dalam kelompok prajurit bayaran ini dan mempertaruhkan nyawamu?"
Mendengar pertanyaan Rhode, Marlene mengangkat dagunya dan menunjukkan senyum yang licik dan penuh dengan kepercayaan diri.
"Tentu saja aku mengetahui hal tersebut, Tuan Rhode. Tapi kupikir itu merupakan hal yang bagus untukku. Selain itu, sebagai Mage yang sudah mencapai lingkaran tengah, aku sangat percaya diri dengan kekuatanku."
Jadi kondisi kelompok kita bagus baginya?
Setelah mendengar jawaban Marlene, Rhode melirik ke arah Hank. Walaupun Marlene adalah 'Ratu Prajurit Bayaran' yang terkenal dalam game, dia tidak pernah bertemu langsung dengannya. Dari kesan pertama, gadis itu terlihat sangat mandiri dan memiliki harga diri yang tinggi. Namun, kata-katanya barusan membuat Rhode sedikit bingung. Dia tidak mengerti mengapa orang seperti Marlene menganggap bahwa bergabung dalam kelompok prajurit bayaran yang hampir bubar adalah hal yang bagus.
Hank sendiri menyadari lirikan Rhode, tapi dia hanya bisa terdiam. Hank tahu betul identitas Marlene. Sebagai bangsawan muda, kekuatan Marlene sudah cukup, tapi menjadi seorang prajurit bayaran tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan saja. Pengalaman dan kekuatan tekad juga memiliki peranan penting dalam hidup seorang prajurit bayaran. Walaupun Marlene adalah seorang Mage tangguh yang tidak akan ragu untuk menghabisi musuh-musuhnya di medan perang, pada akhirnya dia adalah seorang wanita. Jika gadis ini dibius dan dibawa ke ranjang oleh beberapa pria jahat, maka statusnya sebagai Mage tangguh tidak akan berguna, kan? Karena itulah Hank selalu berhati-hati. Jika terjadi sesuatu pada Marlene, maka dia akan berada dalam situasi yang sangat sulit.
Sikap Marlene yang angkuh layaknya seorang bangsawan juga membuat para prajurit bayaran merasa tidak nyaman dengannya. Hank berusaha mengenalkannya ke beberapa kelompok prajurit bayaran, tetapi pada akhirnya mereka selalu menolak Marlene dengan berbagai alasan seperti 'anggota kita sudah penuh'. Bagaimanapun juga, perbedaan status antara bangsawan dan orang biasa sangat lebar, dan para prajurit bayaran biasanya tidak percaya dengan kaum bangsawan.
Marlene bukanlah gadis yang bodoh. Dia tentu saja paham mengapa orang-orang itu menolaknya. Tapi harga diri gadis itu tidak akan membiarkannya menundukkan kepala dan mengikuti orang-orang itu.
Karena itulah, kemunculan Rhode memberikan secercah harapan dalam dirinya.
Rumor mengatakan bahwa Rhode adalah bangsawan seperti dirinya. Kalau begitu, bisa dianggap bahwa sikap pemuda itu lebih baik daripada prajurit-prajurit bayaran lain yang tidak berpendidikan itu. Selain itu, saat ini kelompok Rhode hanya memiliki dua anggota; jelas sekali bahwa mereka kekurangan anggota. Jika mereka menolaknya dengan alasan anggotanya sudah penuh, jelas-jelas bahwa alasan itu adalah kebohongan besar.
Rhode masih tidak paham dengan maksud kata-kata Marlene, tapi Hank tahu apa yang ingin dilakukan gadis itu. Sayangnya dia hanya bisa pasrah. Sebelum mendatangi markas kelompok Rhode, Hank telah berkali-kali meyakinkan Marlene bahwa bergabung dengan kelompok Starlight bukanlah keputusan yang bagus baginya. Mereka kekurangan anggota, dan misi yang ingin mereka tuntaskan sangat berbahaya. Selain itu, saat ini mereka menetap di Rumah Angker Cyril yang terkenal. Tapi semua itu sia-sia saja, karena Marlene tidak menggubrisnya sama sekali. Hal itu membuat Hank paham betapa angkuh dan keras kepalanya para bangsawan. Rhode merupakan contoh yang bagus, begitu juga dengan Marlene. Mereka tertarik dengan sesama jenisnya. Benar-benar merepotkan!
Kalau saja dia bisa melaporkan masalah ini pada Sereck dan membiarkan pria itu mengurusnya sendiri. Mungkin Sereck tidak akan membiarkan Marlene menghadapi bahaya seperti itu, tapi sayangnya Ahli Pedang itu tidak bisa ditemukan di Asosiasi Prajurit Bayaran dalam dua hari terakhir ini, jadi Hank tidak bisa bertemu dengannya. Marlene pun memanfaatkan kesempatan ini dan memaksa Hank untuk menuruti perintahnya.
Ya ampun! Hal seperti ini…kenapa kau melakukannya…
Hank sudah bisa membayangkan ekspresi Sereck ketika dia kembali dan mendengar keputusan Marlene. Kira-kira wajah seperti apa yang akan dia tunjukkan?
Ini hanyalah contoh kemalangan dari orang-orang yang menyedihkan seperti dia.
Rhode tidak mengetahui pikiran Hank tua yang penuh akan keluhan dan dia sendiri juga tidak ingin tahu. Sungguh sebuah keajaiban ketika seorang Mage berinisiatif untuk mendatanginya. Bahkan jika Hank tidak setuju, Rhode akan mengabaikannya dan merekrut gadis yang nantinya akan menjadi 'Ratu Prajurit Bayaran' ke dalam kelompoknya.
Tapi sebelum itu, dia perlu membereskan satu masalah tertentu.
"Aku bisa menerimamu dalam kelompok kami, nona Marlene."
Ekspresi Rhode berubah serius.
"Tapi aku memiliki syarat."
"Katakan saja."
Mendengar kata-kata Rhode, ekspresi Marlene berubah terkejut. Dia datang ke sini demi mendapatkan pengalaman bertarung yang nyata, tapi dia tidak menyangka bahwa setelah sampai di kota Deep Stone, Marlene malah menjadi burung yang dikurung. Hal itu membuat Marlene sangat tidak senang. Karena inilah, ketika mendengar tentang Rhode dan kelompok prajurit bayarannya, Marlene merasa bahwa ini adalah kesempatan yang bagus untuk terbebas dari sangkarnya.
Dan kelihatannya dia berhasil.
"Pertama-tama, karena kau telah bergabung dalam kelompok ini, maka kau akan kuanggap sebagai salah satu bawahanku."
Rhode mengangkat satu jari.
"Sebagai bawahanku, kau harus menuruti semua perintahku tanpa protes sama sekali. Saat berada dalam misi, kau dilarang untuk melakukan apapun tanpa seijinku. Bahkan jika kau ingin pergi ke toilet, kau harus melapor terlebih dahulu padaku."
"Kau! –"
Ekspresi Marlene sedikit berubah setelah mendengar perkataan Rhode. Namun sebelum dia berkata apa-apa, Rhode mengangkat jarinya yang lain.
"Dua, walaupun kau telah bergabung dengan kelompok prajurit bayaran kami, kita masih belum saling mengenal satu sama lain dengan baik. Karena itu, kupikir kita masih belum dapat bekerja sama dengan baik, jadi di dalam pertempuran, kau harus mematuhi semua perintahku. Kau harus melakukan apa yang aku perintahkan padamu. Jika aku ingin kau berdiam di tempat, bahkan jika ada musuh di depanmu, kau tetap tidak boleh bergerak!"
Rhode menurunkan tangannya.
"Itulah syarat-syaratku. Jika kau bersedia menerimanya, maka aku menyambutmu sebagai anggota baru di kelompok ini."
"Bagaimana kalau aku tidak setuju?"
Wajah Marlene terlihat masam. Dia menggertakkan gigi dan berkata dengan suara pelan.
"Silakan tinggalkan tempat ini secepatnya."
Rhode membalasnya tanpa ragu.
"Kurasa aku tidak perlu lagi menekankan betapa berbahayanya misi yang akan kita jalankan. Jika kau tidak bersedia menuruti perintahku, mungkin kita semua bakal mati di sana. Jadi, aku harus mengecilkan kemungkinan terjadinya kecelakaan. Jika kau menempatkan kami dalam situasi yang berbahaya, maka kami tidak akan ragu untuk meninggalkanmu."
Ketika Rhode menyelesaikan penjelasannya, suasana di dalam aula itu berubah menjadi tegang.