Awan gelap menyelimuti langit, diikuti oleh kegelapan dan kekacauan yang turun ke bumi. Tangga batu berbentuk spiral, mayat-mayat berdarah, gudang-gudang senjata dan isinya – semuanya terlihat suram dan kacau balau, kental dengan aroma kematian dan marabahaya.
Rhode mengambil nafas panjang, namun dia tidak dapat merasakan udara yang dingin dan berdarah itu. Bagaimanapun juga, ini hanyalah sebuah game. Dia menggelengkan kepalanya dan mengalihkan pandangan kepada teman-temannya yang duduk di lantai dekat dia. Saat ini mereka sedang beristirahat untuk memulihkan tenaga dan memperbaiki senjata mereka. Pemandangan tersebut sudahlah tidak asing bagi Rhode, tapi dia tahu bahwa pertempuran ini bakal berlangsung lebih sengit dari yang sebelumnya.
"Berapa orang yang masih hidup?"
Dia bertanya dengan suara yang pelan.
Mendengar pertanyaannya, teman-temannya saling memandang. Kemudian seseorang yang berbadan kurus berdiri.
"Lapor, ketua! Saat ini hanya ada 96 orang yang tersisa. Dungeon Void Dragon ini ternyata jauh lebih berbahaya dari yang kita perkirakan, dan banyak kawan kita yang tewas terkena perangkap sebelumnya. Untungnya kita masih memiliki golongan yang cukup beragam."
"Bagus."
Rhode mengangguk. Dia tidak berkata apa-apa lagi, dan kawanannya pun ikut diam.
Jika mereka adalah guild biasa, mereka akan kehilangan keberanian sejak dulu dan menjadi kacau. Lagipula, yang akan mereka hadapi adalah salah satu bos terkuat, terelit dan paling mengerikan yang ada dalam game, yaitu Void Dragon yang tak terkalahkan. Dia adalah bos terakhir dari bab ketiga cerita di dalam game Dragon Soul Continent Online. Saat ini bos tersebut dikenal sebagai bos paling mengerikan. Untuk menghadapinya, guild biasa perlu mengumpulkan setidaknya sepuluh kelompok. Tetapi saat ini, guild milik Rhode hanya menyisakan 96 orang saja yang masih hidup, dan jumlah tersebut jelas tidak cukup untuk menghadapi Void Dragon. Meskipun begitu, tidak ada sedikitpun kepanikan di mata mereka, yang ada hanyalah ketenangan, kepercayaan diri dan keyakinan.
Orang yang mereka yakini dengan jiwa avatar mereka, saat ini sedang berdiri tidak jauh dari tangga di depan mereka. Orang tersebut sedang melihat kearah langit dengan wajah yang penuh dengan ketabahan. Sebuah bekas luka terlihat di alisnya, yang sering membuat orang-orang terpesona. Sebuah baju besi ajaib menyelimuti tubuhnya layaknya benteng perkasa yang tidak akan pernah takluk.
Selain itu, tidak hanya penampilan luarnya yang berwibawa yang membuat orang-orang menaruh kepercayaan padanya. Tidak peduli seberapa kuat kelihatannya, penampilannya hanyalah sebuah desain avatar, dan bekas luka di alisnya juga hanyalah barang kosmetik.
Alasan sebenarnya adalah prestasinya yang gemilang dan gelar berharga yang dimilikinya.
Pemain pertama yang merebut peringkat teratas di antara pemain-pemain profesional.
Pemain pertama yang berhasil menguasai kelas tersulit yang bisa dimainkan, 'Spirit Swordsman.'
Sejak bab cerita pertama dari game 'Dragon Soul Continent Online' yang berjudul 'Kegelapan yang Datang', dia telah memimpin guildnya tanpa bergantung pada orang lain. Pemahamannya yang baik terhadap kelas lain membuatnya mampu menduduki peringkat papan atas dan menjadi orang pertama yang mengalahkan semua bos dalam game. Semua video petualangannya disukai oleh banyak pemain lainnya. Dia dipuji bagaikan seorang guru, dan dia adalah ketua Guild nomor satu di game Dragon Soul Continent Online – Rhode.
Dia telah berhasil menaklukkan bab 'Kegelapan yang Datang', dan membuka jalannya menuju bab kedua, 'Era yang Bergejolak'. Bab tersebut juga berhasil ditaklukkan dan dia telah sampai pada bab ketiga 'Pengadilan Hampa'. Dan sekarang, dengan kekuatannya sendiri, dia akan segera menaklukkan bab ketiga ini. Namun, bukan dirinya yang akan membuka bab selanjutnya.
Sudah berapa tahun berlalu sejak saat itu?
Rhode bertanya pada diri sendiri sembari mengalihkan pandangannya dari petir yang nampak di awan.
Sejak kematian saudara perempuannya, dia telah bermain Dragon Soul Continent Online selama tujuh tahun, dan selama itu dia menetapkan tujuan-tujuan yang terlihat mustahil bagi pemain yang lain tetapi dia telah berhasil mewujudkannya. Itu semua dilakukannya demi menghilangkan rasa sakit yang dialaminya. Semua keberhasilan dan pencapaiannya mampu membuatnya senang, dan secara perlahan menghilangkan rasa sakit di hatinya.
Tetapi semua itu akan segera berakhir.
Sebulan yang lalu, orang tua Rhode berkunjung ke luar negeri. Sayangnya, pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan, yang menewaskan kedua orang tuanya seketika. Rhode tidak mampu mengingat dengan jelas panggilan telepon yang dia terima, dan bagaimana perasaannya saat menerima kabar tersebut. Sekarang, dia telah memutuskan untuk berhenti bermain dan kembali pada kehidupan nyata. Keputusan ini diambil tidak hanya demi orang tuanya yang sudah meninggal, namun juga demi dirinya sendiri. Baginya, saat ini merupakan saat yang tepat untuk berubah.
"Ke..ketua?"
Suara kecil tersebut menyadarkan dirinya dari lamunannya. Dia mengangkat kepalanya dan melihat seorang penyihir wanita kurus yang mengangkat tangannya, pandangannya tertuju pada Rhode.
"Apakah...apakah anda benar-benar akan berhenti bermain?"
"Ya."
Rhode mengangguk. Kemudian dia mencoba mengontrol emosinya yang sedang bergejolak. Dia menggelengkan kepalanya dan melihat kawan-kawannya; banyak kenangan dan pencapaian yang ia peroleh selama tujuh tahun ini, dan mereka adalah kawan-kawan seperjuangannya yang telah mendampinginya selama tujuh tahun. Namun, dia akan segera meninggalkan mereka. Walaupun ini hanya ada dalam sebuah game, dia bisa merasakan keinginan dan harapan kawan-kawannya, bahkan dari sekedar gerakan tangan yang hampir tidak terlihat. Saat dia kembali ke kehidupan nyata nanti, sepertinya dia tidak akan bisa mengenali kawan-kawannya di sana.
"Aku telah mengirimkan lamaranku kemarin. Kuharap aku bisa menemukan perusahaan yang bersedia mempekerjakanku."
"Tenang saja. Jika saya menerima lamaran anda, saya akan menempatkan anda sebagai manajer di salah satu departemen perusahaan saya!"
Ksatria itu melngayunkan pedang di tangannya. Kata-katanya berhasil mencairkan suasana di sana dan membuat semua orang tertawa.
"Terima kasih. Sayangnya, aku tidak mencantumkan pengalaman bermain game di dalam lamaranku. Seperti yang kalian tahu, guild kita memiliki banyak musuh. Jika lamaranku diterima oleh salah satu musuh kita, maka habis sudah."
Rhode tersenyum dan menjawab. Setelah itu, dia berdehem dan memasang mimik serius di wajahnya.
"Kalian tahu sendiri bagaimana kita berhasil melalui berbagai cobaan dalam beberapa tahun terakhir ini."
Mendengar kata-kata itu, lantas kawan-kawannya kembali sunyi dan mulai memfokuskan perhatian padanya.
"Kita juga tahu bahwa banyak orang di berbagai forum yang menuduh kita dan berpendapat bahwa keberadaan kita merusak keseimbangan game, memonopoli semua pembunuhan pertama terhadap para bos, dan menghilangkan makna kompetisi dalam game ini..Jujur saja, mereka tidak salah, tapi…"
Rhode tiba-tiba mengepalkan tangannya dan mengayunkannya sekuat tenaga.
"Tapi beginilah kita! Kita adalah guild terkuat! Kita memiliki kekuatan! Dan karena itulah kita selalu berjaya! Guild yang lain tidak cukup kuat, dan itu adalah urusan mereka jika mengalami kekalahan. Jika mereka cukup kuat, mereka seharusnya bisa menandingi kita. Selama ini kita tidak pernah bmenggunakan cara curang maupun metode ortodoks. Semua ini berkat kekuatan dan kemampuan kita sendiri! Kita tidak pernah menyerah, kita tidak pernah mengaku kalah ataupun bermalas-malasan, jadi pencapaian ini sudah selayaknya kita miliki. Itu saja."
Rhode berhenti sebentar, dan kemudian melanjutkan.
"Aku mencintai guild ini. Aku akan merindukan waktu yang telah kita habiskan bersama selama tujuh tahun ini, tapi di dunia ini, semua hal baik akan berakhir pada waktunya. Aku harus menemukan tujuan hidupku, namun aku tidak akan melupakan kalian semua, juga guild ini, yang memberikan kenangan terburuk sekaligus terbaik dalam hidupku. Aku akan selalu mengingat Starlight dalam hatiku."
Rhode berkata sambil menunjuk kepalanya.
"Banyak orang berkata bahwa jika aku meninggalkan guild ini, maka itu akan menjadi akhir dari guild ini. Aku tahu bahwa banyak guild yang mendengar bahwa aku akan berhenti bermain dan sekarang bersiap-siap untuk mengalahkan guild ini , mereka meremehkan kita. Dalam Dragon Soul Continent Online ini, bukan hanya aku saja yang bermain. Aku tidak akan bisa mendirikan guild ini sendiri. Aku tidak bisa membentuk kelompok sendiri, dan jelas aku tidak mungkin bisa menaklukkan banyak bos sendirian. Karena itulah aku berharap bahwa kalian bisa membuktikan bahwa guild ini akan tetap kuat setelah kutinggalkan…"
"Karena kita memiliki kemampuan – kemampuan untuk membawa guild kita menjadi nomor satu dalam game ini!"
"Baik!"
"Tidak masalah, ketua."
"Serahkan pada kami. Jika waktunya tiba, kami akan membuktikannya pada orang-orang bodoh itu!"
"Bagus sekali."
Mendengar jawaban kawan-kawannya, Rhode mengangguk, dan dia menoleh ke arah kanan kelompok tersebut.
"Liu tua."
Mendengar panggilannya, seorang penyihir kurus berjalan keluar dari kerumunan tersebut dan melangkah ke sisinya. Rhode memandangnya sesaat, kemudian mengeluarkan identitas ketua guildnya dan menaruh benda tersebut di tangan sang penyihir.
[Pemberitahuan Sistem: Memindahkan Kepemimpinan Guild, Memindahkan Kepemimpinan Kelompok]
"Selanjutkan kuserahkan padamu."
Rhode melepaskan pegangannya. Suaranya terdengar tetap tenang, tidak ada yang berubah sama sekali.
"Serahkan padaku, Rhode."
Penyihir tersebut mengangguk, dan kemudian berkata lagi.
"Ya, sebagai ketua Guild yang baru, aku memerintahkanmu untuk memimpin kami semua terakhir kalinya."
"Liu tua?"
Mendengar perintahnya, muka Rhode menjadi masam. Melihatnya, sang penyihir tersenyum dan menepuk pundaknya.
"Kau yang memulai era ini, dan sudah seharusnya kaulah yang mengakhirinya, Rhode. Memang begini seharusnya."
"…"
Rhode terdiam; dia melihat ke arah kawan-kawannya yang ada di dekatnya. Pada saat itu, mereka semua telah siap dan menunggu perintahnya seperti biasa.
Kemudian Rhode mengangkat pedangnya, mengarahkannya ke depan.
"Bersiaplah!"
Sesuai dugaan, Void Dragon sangat tangguh.
Rhode telah bertaruh dengan banyak bos level atas di game alam Dragon Soul Continent Online, namun belum ada yang sekuat Void Dragon. Pola serangannya benar-benar rumit, bahkan seringkali acak. Kerusakan yang ditimbulkannya beberapa tingkat lebih tinggi dari bos-bos pada umumnya. Tentu saja semua ini berkat status kecepatan, respon dan pertahanannya yang termasuk dalam level S.
Hah…! Benar-benar musuh yang sulit ditaklukkan…
Rhode menggenggam erat pedangnya dan menggertakkan giginya, melihat monster yang ada di hadapannya. Pertempuran itu telah mencapai puncaknya, dan hanya dia satu-satunya pihak yang mampu bertahan hidup. Walaupun begitu, nyawa Rhode hampir habis; kedip-kedip merah di retina matanya sebagai penanda bahaya mengingatkan dirinya bahwa dia telah mencapai batas.
Memangnya kenapa jika musuhku adalah Void Dragon?
Saat mereka saling melihat nyawa masing-masing, terlihat bahwa mata musuhnya tersebut dipenuhi dengan kebencian. Tiba-tiba, Rhode merasa aneh; dia sepertinya bisa merasakan emosi dari naga itu. Sebagai bos terkuat di game ini, baru kali ini dia merasa terdesak, dan hal itu membuatnya merasa kesal.
Kalau begitu, aku akan membawamu.
Berpikir begitu, Rhode mengangkat tangan kirinya.
Dengan suara jeritan burung, pedang milik Rhode tiba-tiba terbalut oleh api yang membakar. Api tersebut berubah bentuk menjadi Burung Api, dan dengan kepala yang terbalik, api tersebut menuju ke Void Dragon. Menghadapi serangan secara langsung dari Rhode, naga tersebut mengaum lantang. Sambil mengangkat kaki depannya, naga itu pun menerjang.
"!!!"
Tiba-tiba, Rhode merasa tubuhnya terguncang berat. Sebuah kekuatan tiba-tiba bangkit saat Burung Api tersebut menjerit dan menghilang sesaat kemudian. Tapi sebelum menghilang, Burung Api tersebut menimbulkan ledakan luar biasa yang mengenai Void Dragon. Sang naga yang sebelumnya mengayunkan cakar ke arah Rhode pun kehilangan arah gerakannya setelah tiba-tiba terkena ledakan tersebut.
Setelah beberapa saat, sebuah pintu kosong terbuka.
Rhode menggertakkan giginya. Kedip-kedip merah penanda bahaya tersebut semakin terlihat merah, memberitahukannya bahwa dirinya berada di ambang kematian. Tapi, dia sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Ini adalah kesempatan terakhirnya, entah dia menang atau mati melawan. Dia mengangkat pedangnya , berlari ke depan. Namun, Void Dragon sendiri telah berhasil memulihkan dirinya. Dia menggeram dan mencoba menyerang Rhode sekali lagi. Pada saat bersamaan, Rhode juga melemparkan pedang di tangannya.
Thunderbolt, aktif!
Pedangnya berubah menjadi cahaya terang yang menusuk dada Void Dragon. Rhode memfokuskan perhatiannya pada cahaya tersebut – yang menembus cakar dan sisik tubuhnya dengan mudah.
Void Dragon menjerit kesakitan; setelah itu, cakar naga yang besar menghantam tubuh Rhode.
Warna merah telah memenuhi jarak pandangnya, Rhode tidak dapat melihat apa-apa lagi di depannya, tapi di sudut matanya, dia dapat melihat pembantu sistem dengan jelas.
[Selamat untuk guild Starlight yang menjadi guild pertama yang berhasil menaklukkan bos di Void Dragon Dungeon. Kejahatan telah dimusnahkan]
[Karakter ini menerima kerusakan fatal dan akan segera mati]
Akhirnya berakhir juga.
Saat melihat pemberitahuan sistem tersebut, Rhode melayangkan senyum gembira.
Dan tiba-tiba, cahaya terang bersinar di atasnya, memindahkannya ke tempat dia biasanya dibangkitkan.
Di saat bersamaan, cahaya putih melayang ke atas menuju langit dan menghilangkan kegelapan yang menyelimutinya.
Semua pemain yang telah hidup kembali segera berlari menuju tempat dimana pemain dihidupkan kembali. Bahkan semua pemain lain dari seluruh dunia yang juga kesal karena guild Starlight kembali memecahkan rekor juga ikut datang. Semua orang melihat ke arah tempat tersebut dengan napas tertahan, menunggu kemunculan Rhode.
Namun, di atas layar mereka, muncul sebuah pengumuman sistem.
[Pemberitahuan Sistem: Pemain 'Rhode' telah keluar dari game]
Pemain legendaris yang menaklukkan ketiga bab cerita game tersebut menghilang begitu saja.