Ji Yi tidaklah bodoh. Ketika menyadari bahwa He Jichen masih memperlakukan Qian Ge dengan sangat buruk setelah mengetahui kebenarannya, Ji Yi tahu bahwa He Jichen sedang melindunginya!
Ditambah lagi, setelah Ji Yi mendengarnya mengucapkan kalimat itu dengan angkuhnya untuk melindungi dirinya dari Qian Ge, darah di dalam tubuhnya seakan mendidih.
Jika He Jichen membantunya ketika dia diganggu oleh Lin Zhengyi karena He Yuguang, lalu bagaimana dengan kejadian hari ini? He Yuguang tidak tahu menahu tentang apa yang sedang terjadi, tetapi He Jichen masih melakukan apa yang dia lakukan.
Dalam beberapa hal, dia masih seperti pemuda yang dulu ada di sekolah Yizhong, Suchengꟷke manapun dia pergi, orang-orang dengan sopan memanggilnya "Kak Chen." Ji Yi cukup mengerutkan kening saja, dan He Jichen akan mulai mengayunkan tinjunya pada siapa saja yang mengganggu gadis itu.
Ji Yi menatap He Jichen dan tertegun.
"Dan juga, bukankah kau bertanya jika aku mendengarkan percakapan kalian?" tanya He Jichen dengan nada suara yang sama, tanpa perasaan.
"Ya. Aku mendengar semuanya, tanpa melewatkan satu kata pun. Tapi lantas kenapa?"
Sambil berkata demikian, He Jichen memindahkan posisi tubuhnya dan melipat kedua tangan di depan dada sehingga terlihat sangat berkuasa dan suaranya terdengar angkuh saat melanjutkan perkataannya, "Dalam duniaku, tidak ada yang namanya keadilan. Yang ada hanyalah dia benar dan kau salah!"
"Bukankah kau ingin aku berbuat adil? Semua yang baru saja kulakukan adalah bersikap adil padamu! Kini setelah semuanya jelas, bisakah kau pergi dari sini?"
Meskipun Qian Ge berusaha untuk tetap terlihat tenang, ketika mendengar He Jichen mengucapkan kata "pergi," wajahnya berubah pucat pasi.
Qian Ge menahan tangisannya sambil menatap He Jichen untuk beberapa waktu lamanya. Bibirnya berkedut seakan hendak mengatakan sesuatu, tetapi dia tiba-tiba menangis, air matanya jatuh beruraian.
Dengan cepat Qian Ge mengangkat tangan untuk membasuh air mata dari wajahnya. Akhirnya dia tidak mengatakan apapun dan berbalik pergi, tidak tahan berlama-lama tinggal di sana. Wanita itu bergegas menuju lift.
Ji Yi mengira bahwa masalah telah selesai, tetapi dia tidak mengira bahwa segera setelah Qian Ge pergi, He Jichen dengan kejamnya kembali memanggil pelayan. "Kau, bersihkan bagian lantai di depan pintu. Ingat, gunakan cairan disinfektan!"
Ji Yi melihat jelas ketika Qian Ge terhuyung dan hampir terjatuh setelah He Jichen mengatakan hal itu. Langkah kakinya lalu berubah menjadi derap lari.
Sang pelayan menjawab He Jichen dengan kata "ya," kemudian berjalan ke arah koridor dengan cairan anti bakteri dan sebuah kain lap.
He Jichen tidak mau repot memperhatikan kerja sang pelayan. Dia masuk ke dalam kamar dan perlahan menutup pintu.
Ketika pintu tertutup dengan suara "Klop!", Ji Yi mendadak tersadar dari lamunan setelah semua yang terjadi. Spontan ia melihat ke arah He Jichen yang berdiri di sampingnya.
Pria itu terlihat sangat menakutkan. Seolah tahu bahwa Ji Yi sedang memperhatikannya, perlahan dia menarik tangannya dari daun pintu dan berbalik menghadap Ji Yi.
Sorot matanya tidak terlihat setenang sebelumnya, dan ada begitu banyak emosi bergejolak di dalamnya seakan emosinya bisa meledak kapan saja.
Dia terlihat jauh lebih menakutkan dan lebih marah daripada saat berhadapan dengan Qian Ge tadi.
Jantung Ji Yi berpacu tak karuan. Gadis itu menopang tubuhnya dengan bersandar pada tembok.
Gerakan kecil Ji Yi seakan mengingatkannya akan keadaan gadis itu, ia lalu memicingkan mata dan bertanya, "Ji Yi, memangnya ada lubang di kepalamu?!"