Setelah mengakhiri panggilan itu, Shen Lingshuang kembali ke ruang tamu dengan pikiran yang dipenuhi kata-kata putranya.
"Mereka hanya mencoba menyandera kita dengan hutang budi itu. Ini sama sekali tidak manusiawi. Benar, ia menyelamatkanku, dan kita harus berterima kasih pada mereka. Kakek menggunaksn pernikahan sebagai cara membalas budi pada mereka dulu, dan salahkulah karena ingin membatalkan pernikahan ini. Tapi sudah kubilang. Aku akan memberikan kompensasi terbaik yang bisa mereka dapatkan… selain menikahiku. Lagipula, selama ini, apapun yang diminta keluarga mereka, pasti dibantu oleh keluarga kita. Bahkan meski permintaannya tidak masuk akal, kita mencoba sebisa mungkin. Lantas apa? Mereka ingin agar pernikahannya tetap berlangsung sekaligus terus membuat permintaan dan tuntutan juga? Mustahil! Walaupun mereka sudah menyelamatkanku, bukan berarti kita harus mematuhi setiap rengekan dan tuntutan mereka."