Hubungan cinta yang berakhir secara tiba-tiba merupakan suatu hal yang masih terasa sangat sulit untuk diterima oleh Shi Guang. Ia bertahan dengan secercah harapan bahwa Lu Yanchen mungkin hanya sedang menarik ulur hubungan mereka. Di dalam pikirannya, Lu Yanchen mungkin akan muncul di hadapannya dalam satu atau dua hari ini dengan membawakan sebuket bunga dan meminta maaf padanya.
Akan tetapi, beberapa hari berlalu begitu saja. Bahkan setengah bulan telah terlewati, namun Lu Yanchen tak pernah sekali pun muncul. Kemudian, ia mendengar kabar dari yang lainnya bahwa Lu Yanchen telah berhenti sekolah.
Tak dapat menerima kenyataan akan putusnya hubungan mereka, Shi Guang akhirnya menangis penuh kepedihan karena ia tak mampu lagi menahan segala sakit hatinya.
Dua tahun telah berlalu.
Dalam dua tahun ini, ia telah mencampakkan nama 'Lu Yanchen' bersama dengan setiap hal yang bersangkutan dengannya ke dalam kaleng sampah kenangannya.
...
Pada suatu hari di musim panas yang amat terik tatkala sang mentari yang agung menyala-nyala seperti api. Kejuaraan Renang Universitas Nasional memulai pembukaan Water Cube
Ketika kompetisi renang gaya bebas jarak 200 meter akan dimulai, tak ada satu pun kursi penonton yang kosong di stadion kolam renang itu. Semua siswa dari berbagai sekolah mengangkat spanduk-spanduk dan bendera dukungan mereka sambil menyemangati sekolah mereka dengan riang dan menggebu-gebu.
Wasit meniupkan peluitnya agar para atlet menempati posisi mereka dan seluruh penonton pun terdiam. Semua orang menahan nafas mereka, mengantisipasi lomba yang akan segera dimulai. Sehabis pistol lomba ditembakkan, para perenang menyelam ke dalam air dan menerjang gelombang layaknya ikan-ikan yang berenang di air.
"Ayo...!"
"Ayo...!"
Sorak sorai semangat mengalun tanpa henti, semakin keras dan keras mengiringi setiap gelombang air, serta menggema ke setiap telinga orang yang ada. Aliran darah setiap orang seperti dipompa dengan penuh kegembiraan.
Ketika posisi pertama telah diraih, seluruh penonton bersorak dengan riang. Seketika, seluruh tempat membuncah dengan seruan yang teratur dan stabil yang terus mengumandangkan namanya. "Shi Guang! Shi Guang...! SHI GUANG!"
Shi Guang melepaskan kacamata renangnya dan menampakkan wajahnya yang rupawan. Bulu matanya yang panjang masih memantulkan kemilau air saat ia melambaikan kedua tangannya tinggi-tinggi ke penonton yang riuh bersorak-sorai untuknya.
Ia adalah juaranya! Semua jerih payahnya terbayarkan dengan penghargaan ini. Tanpa mengandalkan apapun kecuali kerja keras dan tekadnya sendiri, ia telah berhasil memperoleh mahkota pemenang kompetisi renang 200 meter!
Ia telah berhasil!
Akhirnya ia berhasil melakukannya!
Shi Guang yang penuh haru keluar dari kolam renang. Begitu memasuki ruang ganti, ia disambut dengan pelukan yang begitu erat dan bersemangat.
"Shi Guang, selamat! Kau yang terbaik!"
Gadis yang tengah memeluk Shi Guang ini bernama Li Fangfei. Ia adalah teman sekelas sekaligus manajer gratis Shi Guang. Dipenuhi oleh luapan energi, ia ingin menceritakan kepada Shi Guang bagaimana kegugupan, semangat bertanding, dan kegigihan yang dapat ia rasakan selama menonton kompetisi. Namun, pada saat ia baru akan berbicara, seorang anggota staf memotong pembicaraannya.
"Upacara pemberian hadiah telah dimajukan! Semuanya, mari bergegas dan ganti pakaian kalian!"
Berdasarkan jadwal, seharusnya terdapat waktu yang cukup bagi setiap atlet renang untuk berganti pakaian. Mengapa semuanya dimajukan?
Semua orang menunjukkan wajah heran dan kaget.
"Cepatlah! Tamu upacara pemberian hadiah akan segera datang."
Sangat jelas terlihat para staf mencoba mempertahankan emosi mereka meskipun mereka panik seolah mereka adalah semut-semut yang berlarian di atas papan penggorengan panas. Ruang ganti pun langsung dipenuhi dengan aura keseriusan.
Hal ini membuat semuanya bingung sebingung-bingungnya!
Memangnya latar belakang yang dimiliki tamu ini apa? Bukan hanya membuat upacara pemberian hadiah dimajukan, tapi dia bahkan membuat para staf tegang dan bertindak sangat hati-hati seolah mereka berada di tebing jurang yang curam dan ketakutan akan sesuatu hal buruk yang mungkin akan terjadi.
Meski bertekad kuat, Li Fangfei tak mampu menahan hatinya yang otomatis terpikat oleh gosip yang beredar. Ia berusaha menyusup ke depan seorang anggota staf dan bertanya dengan ekspresi yang tak tahu malu, "Bolehkah saya tahu siapa tamu untuk upacara pemberian hadiah ini?"
"...." Sebelum anggota staf itu bisa menjawab pertanyaannya, ia mendengar sebuah teriakan dari luar ruang ganti.
"Tamunya telah tiba. Upacara pemberian hadiah akan segera dimulai!"
"Cepat!" Kata anggota staf itu tiba-tiba dengan nada rendah yang tegas.
Bagaimana bisa ia punya waktu untuk menjawab pertanyaan Li Fangfei? Mengambil dua langkah lebar, staf itu meraih tangan Shi Guang yang baru saja selesai berganti pakaian lantas ke luar dengan sigap.