Napas Xia Ling semakin terengah-engah saat ia meletakkan kedua tangannya di bahu Li Lei yang sekokoh batu.
Li Lei merasa terdorong untuk menindih tubuh Xia Ling. Ketika ia mulai menanggalkan kancing baju Xia Ling dengan satu tangan, telapak tangannya yang hangat dan kasar menjelajahi piyama sang gadis. Sepertinya, gairahnya telah tersulut.
Xia Ling bergidik dan pikirannya menjadi kabur. Ia menerima dan menyambutnya. Tetapi, entah dari mana, sebuah adegan lain melintasi pikirannya — adegan yang sangat mirip dengan adegan di hadapannya yang mengganggu terus-menerus. Memori itu muncul sekali lagi; villa yang besar, pergelangan tangan diborgol, pria jahat...
Xia Ling setengah tersadar dan berjuang untuk membebaskan dirinya meskipun tubuhnya lemah. Namun, semakin ia ingin lepas dari gerakan Li Lei yang semakin tidak terkendali, semakin kuat Li Lei menahannya.
"Li Lei," suaranya bergetar. "Jangan, jangan lakukan ini..."
