Wajah Xia Ling terlihat menderita saat ia menoleh ke samping, menghindari kontak mata dengan Li Lei.
Amarah pun tampak di mata Li Lei saat ia mengepalkan tinjunya. Namun, dalam sekejap, lelaki itu menggunakan tangan yang sama untuk membelai wajah gadisnya dengan lembut, dan dengan hati-hati mengarahkan wajahnya kembali. "Xiao Ling, jangan takut. Buka mulutmu dan biar ku periksa."
Xia Ling menatapnya tak berdaya. Di bawah lampu yang berkelap-kelip, ekspresinya begitu lembut sehingga terasa menenangkan. Perlahan, ia menurut dan membuka mulutnya.
Li Lei memperhatikan tenggorokannya. "Pei Ziheng adalah binatang buas. Dia memberimu obat?"
Xia Ling mengangguk, hampir menangis.
"Tidak apa-apa, aku di sini." Li Lei dengan tenang menghiburnya dan meraih ponselnya untuk melakukan panggilan. "Halo, James. Segera pergi ke klinik di Markas Ketiga. Xia Ling diberi obat yang membisukan dan perlu perawatan."
