"Iya. Gerakan tarianmu tidak salah dan kau bisa menyemangati orang-orang di sekitarmu. Itu yang diperlukan untuk menjadi calon penari yang baik di dalam grup tari." Wei Shaoyin memberitahunya.
Pertanyaannya akhirnya terjawab. Xia Ling kini mengerti mengapa Wei Shaoyin memilihnya. Selain dirinya, penari-penari lainnya baru menari beberapa tahun saja, bagaimana mungkin mereka bisa disamakan dengannya yang sudah berpengalaman 15 tahun menari secara intensif di masa hidupnya dulu? Selain itu, sebagai seorang diva, ia sudah mengalami berbagai macam situasi, termasuk yang sulit. Maka, tidaklah susah bagi Xia Ling untuk menyemangati penari-penari lain.
"Saat syuting, aku selalu fokus memperhatikanmu. Walaupun penampilanmu tidak istimewa, tapi kemajuanmu sangat pesat. Kau sepertinya mampu belajar hal-hal baru untuk memperbaiki dirimu setiap hari." Wei Shaoyin menjelaskan. "Penari lain menganggap proses pembuatan video ini hanya sebagai tugas, tapi kau mampu memperhatikan titik-titik pembelajaran dan pengalaman yang didapatkan. Kau seorang penari yang rajin dan cerdas."
"... Terima kasih." Xia Ling tak tahu harus bagaimana menanggapi pujian darinya. Dia sebenarnya tidak mendapat pengalaman apapun, ia hanya berusaha berhati-hati untuk tidak menunjukkan kemampuan sebenarnya. Sehingga, ia meninggalkan kesan bahwa ia "meningkat" dengan tahapan yang bisa dipercaya. Kalau tidak begitu, ia akan terasa sangat tersiksa harus pura-pura tidak bisa menari dengan baik padahal dia sangat luar biasa.
"Tapi, bukan karena itu saja kau menawarkan menuliskan lagu pertamaku, kan?" Ia bertanya. Dunia hiburan penuh dengan orang-orang yang rajin dan cerdas. Mereka rela berjuang demi mengejar mimpinya. Tidak mudah bagi seseorang untuk dapat menonjolkan diri dan berkembang dalam karir mereka.
"Sudah pasti ada alasan lain." Wei Shaoyin tertawa dengan santai. "Hal yang paling berkesan bagiku adalah ketika aku mendengarkanmu bernyanyi hari itu. Kau sedang berdiri di beranda dan menyanyikan lagu Xia Ling. Suaramu jelas-jelas tidak cocok untuk menyanyikan lagu dengan nada seperti itu, namun dengan perubahan yang kau lakukan, kau mampu menyanyikannya dengan indah. Dunia hiburan memang penuh orang-orang yang cerdas, tapi jarang ada yang bijak dan kreatif. Kau betul-betul mengerti dirimu dan sangat termotivasi, juga mampu mengatasi kekuranganmu. Kalau ini tidak berubah, kau kelak pasti meraih prestasi yang luar biasa."
"Jadi," Wei Shaoyin menyimpulkan. "Menulis lagu pertamamu sama sekali tidak akan menurunkan reputasiku. Sebaliknya, bisa membantu seorang bintang baru menjadi terkenal akan membuatku sangat bahagia."
"Terima kasih atas bantuan dan perhatianmu kepadaku. Kalau begitu, aku akan mengikuti maumu dan siap membantu di studio rekaman." Karena semuanya sepertinya sudah terencana, tidak ada alasan bagi Xia Ling untuk menolak tawaran Wei Shaoyin. Jujur saja, sebenarnya ia sangat senang Wei Shaoyin mau menuliskan lagu pertamanya. Setidaknya ia tidak perlu khawatir harus membawakan lagu seorang produser yang kurang kompeten. Bagi Xia Ling, tidak ada yang lebih menjengkelkan dibanding harus bekerja sama dengan orang bodoh.
Musim gugur semakin mendekat.
Daun-daun pepohonan di luar mulai gugur dan rontok tanah. Keadaan Xia Ling kelihatannya mulai membaik. Sudah saatnya ia pergi.
Kepala pembantu rumah membawanya ke belakang taman untuk memberitahu Li Lei kalau dia akan pergi. Di taman, terlihat bunga hibiscus telah bermekaran dengan indah. Xia Ling agak heran melihat Li Lei memangkas semak-semak tinggi. Kemampuannya sangat ahli dan gerakannya santai sekali, membuat Xia Ling berpikir bahwa ia sangat ahli dalam semua hal.
Kepala pembantu tersenyum kepadanya. "Nona Ye, bunga hibiscus yang dikirim ke kamar anda dulu dipetik langsung oleh Tuan Muda."
Para pembantu rumah tangga awalnya sangat tidak ramah terhadap Xia Ling. Tidak ada yang menjelaskan tentang bunga hibiscus sewaktu ia menerimanya. Tapi setelah makan bersama dengan Li Lei dan Xia Ling dipapah pulang olehnya, sikap mereka terhadapnya sedikit membaik.
Xia Ling tidak terlalu peduli dengan perubahan sikap mereka. Dunia memang seperti itu, manusia juga seperti itu, jadi tidak perlu dihiraukan.
Hal yang mengusik perasaan Xia Ling adalah saat mengetahui bahwa Li Lei sendiri yang memetik bunga untuknya. Apakah dia punya banyak waktu senggang atau mungkin ada niat lain? Bukannya dia ingin terlalu mencurigai, tapi terasa sangat aneh bagi seseorang seperti Li Lei menjadi begitu perhatian terhadap seorang penari biasa seperti Xia LIng.
Li Lei meletakkan gunting tanaman yang ada di tangannya dan berjalan. Ia mengenakan sebuah kemeja lengan panjang berwarna abu-abu dengan kerah bulat yang santai dan agak longgar. Pakaiannya terlihat seperti pakaian rumah yang nyaman. Saat ia menghampiri Xia Ling, terlihat samar-samar garis tubuhnya yang kekar di bawah permukaan pakaiannya. Hal ini memberi aura kegagahan yang menggoda, juga sedikit mengintimidasi.
Ia berhenti didepan Xia Ling sambil tersenyum kecil. "Tidak mau tinggal beberapa hari lagi?"
"Kesehatanku sudah pulih dan jadwal tempat pelatihan juga sangat padat. Aku harus kembali berlatih." Xia Ling menjelaskan dengan sopan.
Li Lei tidak terlalu memperhatikan, sebaliknya ia justru mengarahkannya untuk duduk di kursi di sampingnya. "Kau bisa memilih untuk tidak pergi."
Alis mata Xia Ling berkedut sedikit, seperti mendapatkan sebuah firasat.
Setelah itu, suaranya terdengar sedikit merendahkan. "Selama kau mau, kau boleh terus ada di sisiku. Aku dapat menyuruh seseorang untuk mengatasi urusan di tempat pelatihan. Jika kau mau terus latihan, kau bisa mengikuti satu atau dua kelas. Tapi kalau kau tidak mau ikut pelatihan sama sekali juga tidak apa-apa."
Ada hal yang tidak perlu disebutkan secara jelas, tapi dalam hal ini, Xia Ling masih tidak mengerti apa yang baru didengarnya. Oh, bagaimana dia bisa hidup sia-sia di dua kehidupannya.
Li Lei bermaksud untuk memenuhi kebutuhan Xia Ling dan menjadikan gadis itu miliknya.
Hal ini bukan sesuatu yang baru atau tidak lazim di dalam dunia hiburan, sama sekali tidak mengejutkan. Jika bukan karena perlindungan Pei Ziheng di kehidupan sebelumnya, akan ada banyak sekali orang yang ingin memiliki Xia Ling. Kalau dipikir lagi, bukankah dia sebenarnya wanita simpanan Pei Ziheng, walaupun Xia Ling secara naif berpikir bahwa mereka adalah pasangan?
Pemikiran itu sedikit menyakitkan dan Xia Ling memalingkan wajah untuk menutupi perasaannya.
Li Lei menyeruput tehnya dengan perlahan, dengan sabar menunggu jawabannya. Pria itu memiliki gaya yang elegan dalam menguasai ketegangan ini-- sederhana, tegas dan juga menawan. Xia Ling berpikir; bagi seorang lelaki yang memiliki kekayaan, kekuasaan dan status, juga wajah yang tampan, bukankah dia bisa mendapatkan wanita cantik dan menarik manapun yang dia inginkan? Mengapa dia hanya tertarik terhadap seorang yang berpenampilan biasa seperti Xia Ling?
Xia Ling benar-benar bingung.
"Mengapa?" Dia bertanya tanpa sengaja.
Li Lei memandangnya, senyumannya hanyut dalam matanya yang hijau seperti giok. "Seperti yang pernah aku katakan dulu, kau adalah tipeku. Selain itu, kau juga sangat murni dan kau tahu bagaimana bersikap dalam suasana yang rumit.
Mata Xia Ling menjadi tegang. Murni... Li Lei sudah menilai tubuhnya berdasarkan kriteria berhubungan dengan seorang wanita simpanan. Mungkin dia menyuruh orang untuk menyelidiki hubungan asmaranya dahulu. Xia Ling merasa tersinggung.
Tiba-tiba, Xia Ling berdiri. "Aku mohon maaf kalau mengecewakan anda, tapi aku sama sekali tidak tahu bagaimana 'bersikap dalam suasana yang rumit'. Bos yang Terhormat, terima kasih atas kebaikan anda selama ini. Besok aku akan pergi."
Li Lei tidak menahannya.
Bahkan saat Xia Ling berangkat keesokan harinya, ia menyuruh kepala pembantu mengantarkannya keluar.
Kepala pembantu membantu Xia Ling mengangkatkan kopernya dan juga memberikan sebuah kotak yang dibungkus dengan cantik. "Nona Ye, Tuan muda menyampaikan kalau dia pernah mengotori ponselmu, maka dia memberikan ganti yang baru. Tolong disimpan baik-baik."
Xia Ling baru teringat ponselnya yang penuh darah. Ia pernah meminjamkan ponsel pada pria itu ketika ia cedera. Hal itu membuat Xia Ling tidak senang. Siapa sangka Li Lei memperhatikannya selama ini.
Tapi, karena Li Lei punya maksud lain terhadap Xia Ling, hadiah pemberiannya tidak boleh diterima.
Xia Ling dengan halus menolak kotak itu. "Aku sangat berterima kasih atas niat baik Tuan Muda, tapi tolong disimpan kembali."
Sang kepala pembantu kelihatannya sudah mengantisipasi, ia pun menyodorkan hadiah untuk yang kedua kalinya. "Tuan Muda berkata kalau Nona Ye tidak mau menerima hadiah ini, berarti tuan muda masih kurang tulus. Kalau begitu, aku perlu membawa beberapa orang untuk membawa hadiah ke kamp pelatihan. Nona Ye, tolong jangan mempersulit seorang pembantu sepertiku."
******