Chereads / Lahirnya kembali sang bintang / Chapter 15 - Pemulihan di Villa Pegunungan Milik Bos Besar

Chapter 15 - Pemulihan di Villa Pegunungan Milik Bos Besar

Xia Ling menjerit dan bergegas ke sudut ruangan. Ketika bayangan di dalam gelap itu menabrak sesuatu dan menimbulkan suara dentingan keras, barulah Xia Ling menyadari bahwa ada barikade logam antara bayangan besar itu dan dirinya.

Bayangan besar tersebut adalah seekor anjing Mastiff.

Xia Ling memiliki ketakutan pada anjing sejak dia masih muda, apalagi seekor Mastiff besar seperti ini. Pei Ziheng telah memelihara lebih dari sepuluh Mastiff yang berjaga di sekitar bungalo untuk mencegahnya melarikan diri. Xia Ling tidak pernah berpikir bahwa mereka bisa dimanfaatkan dengan cara seperti ini.

Ia dikurung di kamar yang gelap itu sepanjang malam dengan hanya ditemani anjing Mastiff yang terus melolong, menabrak barikade logam, seolah-olah siap memangsanya kapan saja. Xia Ling sangat ketakutan. Gadis itu memaki-maki Pei Ziheng dengan kata-kata yang paling kasar, dan kemudian memohon pada laki-laki itu dengan cara yang paling merendahkan martabatnya. Akhirnya, ia merasa suaranya menjadi serak setelah berteriak. Ia pun berbaring meringkuk di sudut dinding, hampir histeris.

Dia tidak tahu kapan Pei Ziheng akhirnya membuka pintu ruang bawah tanah.

Hal yang ia dengar hanyalah suaranya dari atas, mencibir, "Masih tertarik untuk melihat seperti apa binatang buas itu?"

Bibirnya yang bergetar tidak bisa mengeluarkan suara.

Kedua kaki Pei Ziheng muncul di depan wajah Xia Ling, dan ia mendengarnya berkata, "Minta maaf, katakan bahwa kau salah dan aku akan membawamu keluar dari sini."

Xia Ling tidak bisa mengingat bagaimana ia mengakui kesalahannya, tetapi ia sepertinya ingat bahwa Pei Ziheng telah membungkuk untuk menggendongnya dan membawanya kembali ke kamar tempat mereka semula. Kamar itu juga merupakan penjara, dengan kamera di mana-mana. Ada rantai, borgol, dan sistem keamanan yang sangat ketat. Namun, sinar matahari yang memasuki kamar dan kelembutan tempat tidur memberinya rasa aman. Ia tertidur dengan lelap.

Xia Ling menderita demam tinggi yang berlangsung selama seminggu dan mengalami mimpi buruk terus-menerus. Dalam mimpi-mimpi buruknya, ia berulang kali melihat wajah Mastiff yang menggeram padanya.

Ketika pulih, Xia Ling hanya berbaring dengan taat di lengan Pei Ziheng setiap malam, mentolerir setiap pelukan dan belaian Pei Ziheng tanpa perlawanan. Seolah-olah dia masih Xia Ling yang mencintainya dengan sepenuh hati, yang menyembahnya seperti dewa.

Saat ingatannya berangsur-angsur pergi, air di bak mandi perlahan-lahan terisi penuh.

Air hangat menutupi seluruh tubuh Xia Ling, membasahi luka di bahu kanannya. Pandangannya kabur, air mata membanjiri dirinya, dan ada rasa asin di bibirnya. Ia mencengkeram handuk mandi erat-erat, menggosokannya dengan keras ke tubuhnya, mencoba membersihkan bau darah dan binatang dari dirinya. Namun, bahkan setelah kulitnya merah dan sakit karena gosokan-gosokan tersebut, bau busuk itu tetap ada.

Akhirnya, Xia Ling melemparkan handuk tersebut ke dalam bak mandi, meringkuk dan memeluk dirinya sendiri dengan erat.

Suara air yang mengalir berputar-putar di telinganya, seperti lagu yang lembut dan sedih, yang seolah-olah hendak berkata; kalau saja dia bisa kembali ke masa lalu, kembali ke masa ketika dia berumur 12 tahun ketika bunga-bunga bermekaran penuh. Kembali ke masa ketika dia bisa mengatakan tidak pada uluran tangan pria itu, sehingga semuanya bisa berakhir pada saat yang indah ...

Jika hal itu yang terjadi ... itu akan menjadi ... yang terbaik.

Kemudian, ketika sadar kembali, ia berada di tempat tidur.

Xia Ling membuka matanya. Ia menatap langit-langit yang dirancang dengan rumit dan lampu gantung yang indah serta berselera tinggi. Ia merasakan sprei tempat tidur yang lembut di sekelilingnya. Xia Ling mendengar seseorang berteriak padanya. Setelah mengerahkan seluruh kekuatannya, ia akhirnya bisa mendengar apa yang dikatakan—

"Ye Xingling, apakah kau ingin mati? Bagaimana kau bisa pingsan saat mandi? Lukamu benar-benar terendam dalam air! Jika staf tidak datang untuk membawakanmu makanan dan menemukanmu berbaring di sana, kau akan mati karena kehabisan darah!"

Orang yang berteriak-teriak padanya adalah Tan Ying. Ia terlihat sangat marah.

Xia Ling butuh beberapa saat untuk mengingat bagaimana ia berakhir di tempat ia berada. Ia membuka mulut untuk mengatakan sesuatu tetapi dihentikan oleh seseorang di sisinya. "Nona Ye, kau kehilangan banyak darah. Kurasa kau tidak boleh bicara sekarang dan istirahat saja."

Baru saat itulah ia merasakan pusing. Tubuhnya lemah seolah-olah tidak ada kekuatan yang tersisa. Ia memang telah kehilangan banyak darah.

Karena itu, ia dengan patuh menutup mulutnya.

Tan Ying memerhatikan saat seseorang mengganti cairan infus Xia Ling. Ia juga menunggu sampai semua orang meninggalkan ruangan sebelum duduk di samping tempat tidur gadis itu. Ia berkata, "Ye Xingling, kau benar-benar memiliki bakat untuk menciptakan masalah bagiku. Semua trainee sedang bersiap-siap untuk kembali ke kamp pelatihan besok. Dan kau memilih saat ini untuk terluka!"

Xia Ling menatapnya dalam diam, tidak mengatakan sepatah kata pun. Meskipun kehilangan banyak darah karena pingsan di kamar mandi, tetapi lukanya disebabkan oleh hewan peliharaan Li Lei ... Bukannya dia ingin terluka. Bukankah seharusnya Tan Ying menyalahkan Li Lei?

Tapi tentu saja, Tan Ying tidak akan mempermasalahkan hal itu dengan Bosnya. Jadi, Xia Ling hanya bisa menerimanya.

Tan Ying melanjutkan, "Mengingat beratnya cederamu, kau pasti tidak bisa pergi sekarang. Aku sudah bicara dengan bos, dan dia bilang kau bisa tinggal di sini untuk sementara waktu untuk memulihkan diri. Ketika kau sudah lebih baik, kau bisa kembali sendiri ke kamp pelatihan." Dia berhenti dan menambahkan, "Bos juga akan menghabiskan beberapa waktu di sini untuk pemulihan. Kau sebaiknya tetap tinggal di dalam rumah dan tidak terlalu banyak berkeliaran. Jangan ganggu dia."

Xia Ling memahaminya dengan sempurna. Separuh perkatannya tidaklah penting, baris terakhir dari perkataannya - bahwa Xia Ling tidak boleh mengganggu bos besar - itulah yang ingin ia tekankan.

Tan Ying tidak perlu khawatir. Xia Ling tidak berencana untuk berkeliaran. Ia tak perlu diperingati. Lagipula, macan tutul itu masih di luar sana. Xia Ling tidak ingin mengambil resiko mendapat masalah lagi.

Xia Ling mengangguk patuh. Tan Ying memberikan pandangan persetujuannya dan terus berkata, "Juga, mengenai apa yang terjadi hari ini, jangan bertanya terlalu banyak tentang hal itu. Ketika kau kembali ke kamp pelatihan nanti, pastikan kau merahasiakan yang terjadi. Paham?"

Ia mengerti. Mereka berasal dari dunia kriminal. Mereka pasti punya rahasia.

Kalau dipikir-pikir, tidak semua orang di lingkaran dunia hiburan tahu tentang latar belakang Li Lei. Xia Ling hanya tahu sedikit tentang hubungan pria itu dengan keluarga Li yang terkenal karena ia tidak sengaja mendengar Pei Ziheng membicarakannya. Pei Ziheng juga mengatakan bahwa Skyart Entertainment benar-benar tidak menonjolkan diri dan tidak memamerkan siapa pendukung mereka. Jika bukan karena Pei Ziheng sengaja menggali informasi itu, ia juga tidak akan tahu.

Oleh karena itu, dengan identitasnya saat ini sebagai seorang trainee rendahan, ia seharusnya tidak tahu apa-apa. Tidak mengherankan bahwa Tan Ying mengingatkannya untuk bungkam. Setiap orang yang telah melihat apa yang telah Xia Ling lihat pasti akan berpikir bahwa hal-hal tersebut tidak normal.

Xia Ling menatap Tan Ying dan berbicara dengan susah payah. "Jangan khawatir, saya tidak punya banyak rasa ingin tahu."

Tan Ying tersenyum sinis. "Tidak apa-apa jika kau memiliki rasa ingin tahu juga. Selalu ada cara untuk memastikan kau tidak pernah bisa berbicara."

Ancaman. Tanpa diragukan lagi, ia telah diancam.

Xia Ling mengerutkan kening, perasaan jengkel terdengar melalui suaranya. "Tuan Tan, jangan khawatir, saya belum siap untuk mati." Ia lalu melanjutkan, "Saya lelah dan ingin beristirahat. Anda sebaiknya pergi."

Tan Ying menyipitkan matanya saat memandang Xia Ling. Setelah beberapa saat, ia berkata, "Ye Xingling, aku semakin tidak bisa membacamu. Aku tidak tahu apakah kau ini tidak bijaksana atau memang bodoh? Tapi, hal ini lebih baik daripada melakukan sesuatu yang bodoh. Kau bisa saja kehilangan nyawamu." Setelah mengatakan hal tersebut, laki-laki itu berdiri. "Aku akan pergi kalau begitu. Jika ada masalah, kau bisa menghubungiku. Selain itu, jika kau butuh sesuatu selama berada di sini, kau juga bisa meminta bantuan dari para staf."

Xia Ling menyaksikan saat Tan Ying pergi. Sebelum pergi, Tan Ying menutup pintu kamar Xia Ling dengan saksama.

Kamar menjadi tenang dan Xia Ling meredupkan lampu-lampu yang ada. Ia kemudian tidur nyenyak di bawah selimut.

Hari-hari pemulihannya dimulai. Karena berada di gunung, hari-harinya terasa sepi. Suasana begitu damai dan pemandangan indah sangat mempesona. Setiap pagi, Xia Ling akan merebus teh bunga dan duduk membaca di balkon ruang tamu lantai dua. Terkadang, ia hanya melamun, membiarkan pikirannya yang kacau balau menjadi tenang.

Li Lei tidak pernah muncul. Sebenarnya, selain staf yang datang untuk membersihkan dan mengirim makanannya, Xia Ling hanya melihat satu orang lain - penjaga villa gunung, yang membawakannya sebuah buket besar bunga Hibiscus Mutabilis[1] atas perintah Li Lei. Bunga-bunga itu adalah jenis yang bisa berubah warna tergantung pada waktu. Di pagi hari, bunga-bunga tersebut berwarna putih bersahaja tetapi berkelas, yang kemudian berubah menjadi merah bersemangat di sore hari. Hadiah dari Li Lei lembut dan menawan, serta enak dipandang.

Penjaga villa mengatakan bahwa ini adalah permintaan maaf dari bos karena luka yang diderita Xia Ling.

  1. Hibiscus Mutabilis dalam bahasa indonesia dikenal dengan bunga waru landak