Dengan menelusuri ingatan Ye Xingling, Xia Ling mengetahui bahwa gadis itu berusia 16 tahun dan lahir dari keluarga pekerja keras. Ia mempunyai seorang ayah, ibu tiri dan saudari tiri yang bernama Ye Xingfei.
Setahun yang lalu, Ye Xingfei mengajak Ye Xingling untuk mengikuti sebuah audisi pencarian bakat di Skyart Entertainment. Untungnya, keduanya berhasil lolos audisi dan terpilih menjadi trainee. Skyart Entertainment mengontrak mereka dan berencana mendebutkan mereka sebagai grup duo. Sayangnya, sebuah tragedi terjadi di hari yang sama saat mereka menandatangani kontrak. Ye Xingfei mengalami kecelakaan karena sebuah truk yang hilang kendali. Hal ini menyebabkannya lumpuh total.
Skyart Entertainment hendak membatalkan kontrak dengan Ye Xingling setelah mengetahui rencana debut duo mereka gagal.
Lagipula, menurut mereka, bakat Ye Xingling biasa saja. Ye Xingfei yang memiliki potensi luar biasa justru terbaring lumpuh. Orang yang bertanggung jawab atas pembatalan kontrak itu merupakan manajer para trainee di Skyart Entertainment, Tan Ying. Lelaki itu telah memiliki nama di industri hiburan dan ahli dalam mencari serta mendebutkan idola berkualitas baik. Ia mempunyai selera yang bagus dan cerdik dalam mencari bakat. Jika ia merasa seorang trainee tidak punya masa depan, maka orang itu tidak akan pernah berhasil di industri ini.
Namun, Ye Xingling enggan membatalkan kontraknya.
Ia begitu dekat dengan saudarinya. Ia sangat membutuhkan uang untuk membiayai perawatan rumah sakit. Sehingga, ia rela berlutut dan memohon kepada Tan Ying agar perusahaan itu meminjaminya uang. Ye Xingling bersumpah akan bekerja keras dua kali lipat untuk mencapai prestasi dan membayar hutangnya.
Harus diakui Xia Ling bahwa Ye Xingling memiliki ketetapan hati yang kuat. Ia berhasil meyakinkan Tan Ying yang dikenal berhati keras untuk memberinya kesempatan. Perusahaan itu memberinya sejumlah uang yang harus ditebusnya setelah ia debut bersamaan dengan bunganya. Jika Ye Xingling tereliminasi sebelum debutnya, ia harus menebus hutangnya dalam setahun. Jika tidak…
Xia Ling memicingkan matanya dan merasa kasihan pada Ye Xingling.
Di kehidupannya dulu, ia mendengar banyak rumor tentang Skyart Entertainment. Perusahaan itu disebut-sebut milik keluarga Li – sebuah keluarga yang diduga memiliki bisnis haram selain bergerak di bidang industri hiburan. Jika ada yang berani berurusan dengan keluarga kejam ini, maka…
Mungkin tidak seharusnya Xia Ling kasihan padanya. Gadis itu telah pergi selamanya dan ia tidak perlu lagi mencemaskan hal semacam ini lagi. Seluruh masalahnya beralih pada Xia Ling.
Jika bukan karenanya, Xia Ling tidak akan pernah mau memasuki industri ini lagi kali ini. Ia sudah pernah menjajaki puncak kepopulerannya, menerima dukungan besar dari para penggemarnya, dan mengalami kejadian yang paling menyeramkan. Dia tidak lagi tertarik pada dunia hiburan. Terlebih lagi, dunia hiburan mengingatkannya akan "lelaki itu"…
Rasa sakit merasuki hatinya ketika ia berusaha memberantas ingatan akan "lelaki itu".
Jika memungkinkan, Xia Ling berharap agar Ye Xingling bisa tereliminasi sekarang dan menjalani kehidupan yang normal. Namun, karena hutangnnya yang banyak dan menumpuk, itu hanyalah sebuah angan. Xia Ling tak tahu bagaimana caranya ia bisa menebus hutangnya karena yang ia tahu hanyalah menyanyi.
Karena itu, dia tidak bisa meninggalkan perusahaan dan harus menetap hingga ia berhasil debut.
Xia Ling menghela napas panjang dan memaksakan sebuah senyum.
Tuhan pasti sedang bermain-main dengannya. Meski hutangnya dirasa cukup besar, uang perusahaan yang dipinjamkan pada Ye Xingling ternyata hanya beberapa juta dollar. Dahulu, apapun yang dibeli oleh Xia Ling harganya setara dengan hutang Ye Xingling. Namun, kali ini ia kebingungan. Ia tidak punya pilihan selain terus bekerja keras dan menderita dalam industri hiburan yang aneh ini.
Ia hidup dalam topeng seorang trainee biasa yang bahkan nasibnya berada di ujung tanduk eliminasi.
Xia Ling perlahan-lahan mulai terbiasa dengan identitas barunya.
Hari-hari yang dihabiskannya di Skyart Entertainment terasa monoton. Setiap hari yang dilakukannya hanyalah rutinitas biasa – dia harus bangun di jam yang sama, berlatih menyanyi dan menari, dan bersih-bersih sebelum tidur. Mungkin bagi sebagian orang, berlatih selama 12 jam setiap hari adalah hal yang menyiksa. Namun, setelah mengalami pengkhianatan dan keputusasaan di kehidupannya dahulu, kehidupan yang sederhana terasa seperti sebuah kenikmatan.
Setelah latihan untuk beberapa waktu dan membiasakan diri dengan tubuh barunya, Xia Ling gembira saat mengetahui tubuh ini sangat fleksibel. Bakat ini bawaan dari lahir, tapi pemilik tubuh ini dulunya tidak dapat memanfaatkannya dengan baik. Justru sebaliknya, dia tidak akan diremehkan oleh siapapun setelah debutnya. Ia malah bisa sukses.
Kemampuan vokalnya indah sekali. Meski kemampuan olah vokalnya terdengar biasa saja, Ye Xingling memiliki keunikan tersembunyi.
Xia Ling gembira dengan temuannya. Dia mungkin sudah dikecewakan oleh dunia hiburan, namun keinginannya untuk menari dan menyanyi telah mendarah daging. Tuhan pasti mengasihaninya hingga ia bisa terlahir kembali dalam tubuh seorang gadis.
Seraya ia membiasakan diri dengan tubuhnya, para pelatih dari setiap departemen terkejut mengetahui Ye Xingling yang menunjukkan perubahan yang pesat setelah dalam seminggu. Ia mampu melakukan seluruh rutinitasnya dengan lancar.
Para pelatih melemparkan pujian padanya.
Namun, pujian-pujian itu menimbulkan iri dengki trainee lain. Menurut mereka, Ye Xingling adalah seorang trainee yang tidak bisa apa-apa. Ia selalu berada di peringkat akhir dan hanya bisa menyoroti bakat trainee lain. Akan tetapi, sekarang mereka dikecewakan dengan kemajuan pesatnya.
Xia Ling merencanakan "kemajuan" pesatnya dengan hati-hati. "Kemajuannya" harus cepat, tapi tidak terlalu berlebihan. Lagipula, tidak akan ada yang dapat mempercayainya jika kemampuan seorang trainee yang nasibnya di ujung tanduk menyerupai seorang diva.
Bahkan, Luo Luo selalu berada di sampingnya tidak menyadari keanehan.
Luo Luo berlari menghampiri Xia Ling dan mencengkram lengannya dengan sayang. Luo Luo menatapnya dengan senyuman polos dan bertanya, "Xingling… Xingling! Haruskah kita makan bersama?"
Xia Ling mengendalikan keinginan untuk memijat pelipisnya.
Luo Luo terus mengganggunya selama beberapa hari terakhir. Gadis yang polos nan enerjik ini melekat terus padanya melebihi sebuah permen karet. Seberapa keras pun Xia Ling berusaha, ia tak mampu untuk menyingkirkan Luo Luo. Mereka bukan "sahabat" tanpa adanya alasan…
Semuanya bermula dari tiga bulan yang lalu.
Kala itu, Luo Luo tiba di sebuah kamp pelatihan setelah lolos audisi. Suatu kali ia pernah salah memasuki kelas dan melewatkan arahan dari pelatih karena masih belum terbiasa dengan segalanya. Di kamp pelatihan itu, semua orang bersaing dan tak ada yang bersedia membantu Luo Luo selain Ye Xingling. Ingatannya mungkin masih samar, namun ia masih berusaha mengingat seluruh informasi tentang Luo Luo.
Sejak saat itu, Luo Luo menganggap Ye Xingling sebagai sahabatnya.
Namun, Xia Ling yang sekarang tidak butuh "teman".
Membuka hati dan menjadi akrab dengan orang lain merupakan hal yang paling bodoh untuk dilakukan di dunia ini. Entah itu hubungan kekeluargaan, persahabatan, atau… percintaan.
Ingatan akan "lelaki" yang tampan namun dingin itu kembali muncul. Setiap adegan mereka bersama menyeruak dalam pikirannya. Tiba-tiba, ia merasakan sesak di dada. "Pei Ziheng…" ucapnya lirih.
"Apa katamu?" Luo Luo menatapnya penasaran. "Cepatlah. Kalau kita datang terlambat, tidak ada makanan lezat yang tersisa untuk kita! Cepat, Xingling. Menu hari ini adalah ikan kod dan kubis kesukaanmu!" Luo Luo terburu-buru sembari tersenyum.
Xia Ling kembali tersadar dan mengikuti Luo Luo ke arah kantin.
Waktunya makan siang. Semua orang juga pergi ke kantin. Xia Ling dan Luo Luo berbincang-bincang sembari berjalan – sebenarnya Luo Luo yang selalu bicara dan Xia Ling mendengarkannya dalam diam.
"Kau tahu?" Luo Luo berjalan sambil melompat-lompat. Rambut pendeknya ikut melambai-lambai. Ia terlihat seperti kelinci. "Ujian akhir bulan yang akan datang ini bukan seperti biasanya! Kudengar Shen Manyao akan hadir dan memilih penari untuk video musik terbarunya!"
"Oh." Xia Ling menjawab dengan acuh tak acuh karena tidak tertarik dengan pembicaraan mereka.
Luo Luo tiba-tiba mendesak. "Xingling! Kau dengar aku? Dia itu Shen Manyao! SHEN MANYAO! Dia benar-benar seorang bintang, bukan seperti kita trainee yang belum debut. Jika kita bisa terpilih untuk bergabung menjadi penari untuk video musiknya, itu akan jadi kesempatan yang sangat bagus. Rekaman video musik sungguhan, dan bukan hanya berlatih saja! "
"Jadi?"
Luo Luo memandangnya seolah-olah ia adalah monster. "Xingling, kenapa reaksimu biasa saja? Kau sama sekali tidak senang?"
Apa yang harus membuatnya senang? Butuh beberapa waktu baginya untuk menyadari siapa si "Shen Manyao" ini. Dahulu, dia tidak punya banyak teman. Bos besar Imperial Entertainment menghujaninya dengan pujian dan juga memberinya perlindungan dari seorang manajer termahsyur, Chu Chen. Xia Ling bisa disebut gadis yang arogan dan mendominasi. Ia tidak menaruh perhatian pada siapapun.
Dulu, ia juga tidak akan mau repot-repot menghabiskan tenaga untuk mengingat bintang lain dari kelas yang berbeda.
Satu-satunya alasan ia mengingat Shen Manyao adalah karena perempuan itu pernah menyakitinya.