Chereads / Lahirnya kembali sang bintang / Chapter 3 - Keributan di Studio Rekaman

Chapter 3 - Keributan di Studio Rekaman

Dahulu, Pei Ziheng sangat mencintainya.

Terkadang, kemarahan Xia Ling meledak dan bertengkar dengannya.

Setelah pertengkaran hebatnya dengan Pei Ziheng hari itu, ia melampiaskan kemarahannya di ruang tata rias. Bahkan, rekamannya telah dimulai ketika ia dengan arogan memasuki studio. Lalu, ia melihat seorang wanita dengan riasan tebal menduduki tempat duduknya. Wanita itu bercengkrama dengan seorang pembawa acara dan dua orang bintang tamu. Papan nama miliknya telah disingkirkan dengan tak acuh.

Xia Ling marah.

Sang sutradara melemparkan tawa ketakutan dan meminta maaf. "Nona Xia Ling, kukira kau tidak mau datang rekaman lagi. Tidak bagus jika tempatnya dibiarkan kosong, jadi..."

Xia Ling mengabaikan sutradara itu dan menghampiri wanita yang menduduki tempatnya. "Menyingkir," Perintahnya.

Wanita yang mengenakan atasan merah menggoda itu tak bergeming dengan tingkahnya yang menggairahkan. Ia memain-mainkan kuku jemarinya dan menatap Xia Ling dari sudut matanya. "Oh! Si bintang terkenal, Xia Ling! Ck, semua orang mengira kau tidak datang. Kuberitahu kau. Kau tidak seharusnya menyia-nyiakan kesempatan bagus ini. Semua orang di sini melewatkan jam makan mereka hanya untuk menunggumu. Kau tidak punya rasa malu? Untungnya aku ada di sini untuk menolong. Kalau tidak, acaranya mungkin berantakan..."

Shen Manyao terang-terangan mengejek Xia Ling. Ia tidak memedulikan tatapan orang-orang dan peringatan dari sutradara serta pembawa acara.

Xia Ling yang dulu berada di puncak karirnya -- kapan ia pernah diacuhkan seperti ini? Ia bisa merasakan paru-parunya hampir meledak. Suaranya meninggi. "Memangnya kau siapa beraninya bicara begitu padaku? Menyingkir dari tempatku!"

Shen Manyao membalasnya dengan berani. "Kau berani menghardikku?" Shen Manyao hampir saja mencakar wajah Xia Ling dengan kukunya yang dicat warna merah darah. "Memangnya kau siapa berani menghardikku? Kau hanyalah sebuah boneka yang menghangatkan ranjang Pei Ziheng! Jangan kau kira kau hebat karena dia membantu karirmu! Lagu-lagu yang kau nyanyikan jelek dan..."

Shen Manyao melanjutkan ejekannya, akan tetapi Xia Ling tak dapat mengingat sisanya dengan jelas.

Lagipula, perkataannya terdengar tidak enak di telinganya.

Chu Chen, manajer Xia Ling, mengirim pengawal untuk menyeret Shen Manyao keluar dari studio. Chu Chen juga melakukan sesuatu yang tak dapat dimengerti Xia Ling hingga Shen Manyao muncul di ambang pintu rumah Xia Ling beberapa hari kemudian dan meminta maaf.

Kalau diingat-ingat, kepopulerannya dulu telah mengubah dirinya. Ia terlalu dimanjakan oleh Pei Ziheng hingga ia menjadi arogan dan keterlaluan.

Kemudian, ia berselisih dengan Pei Ziheng. Akibatnya, ia dimasukan ke daftar hitam dan dikurung di sebuah bungalo yang besar.

Xia Yu pernah mengunjunginya sekali dan melemparkan seringai. "Kak, apa kau menganggap dirimu hebat? Apa kakak kira orang-orang di industri ini menghormatimu? Apa kakak tahu kalau mereka semua sudah membencimu sejak lama? Tapi siapa yang berani macam-macam denganmu? Tanpa Ziheng, kakak bukanlah apa-apa. Sama sekali!"

Xia Yu membawa hasil rekaman dari berbagai artis, sutradara, produser, dan reporter yang membicarakannya dalam beberapa pesta yang mereka hadiri. Mereka semua, termasuk juga sebagian yang dikira Xia Ling menjalin hubungan baik dengannya, merasa senang dengan nasib sialnya. Mereka lega akhirnya Xia Ling mendapat balasan dan masuk ke dalam daftar hitam. Lebih baik lagi kalau Xia Ling sama sekali tidak punya kesempatan untuk berkarir lagi.

Saat itu juga, ia menyadari betapa ia telah menghancurkan karirnya.

Xia Ling perlahan kembali tersadar saat Luo Luo melanjutkan ocehannya yang tak ada hentinya dan tak dapat dimengerti Xia Ling. Ia mendapati bahwa tidak biasanya Luo Luo seriang ini. Untuk menenangkannya, Xia Ling berkata, "Baiklah, Luo Luo. Meskipun Shen Manyao memilih di antara kita semua untuk bergabung dalam video musiknya, dia tentu tidak akan memilih kita berdua. Tidak usah terlalu bersemangat. Berperilakulah secara normal dan lakukan apa yang harus kau lakukan."

Luo Luo tersentak kaget mengetahui Xia Ling sama sekali tidak tertarik. Ia mengulangi perkataannya lagi dengan gemas sambil membuat gerakan isyarat dengan kedua tangannya. "Mereka mencari 12 orang penari! Jumlah trainee di kamp ini kurang dari 100 orang. Kemungkinan untuk terpilih tinggi sekali! Kau sama sekali tak tertarik, Xingling? Aku bersemangat sekali!"

Xia Ling menggelengkan kepalanya. Apanya yang harus membuatnya bersemangat? Toh tidak seperti mendapat penghargaan.

Luo Luo mulai merasa jengkel. "Aku tahu. Gerakan dasarku tidak terlalu bagus. Meskipun pelatih bilang aku punya potensi, tapi aku baru masuk kamp ini tiga bulan yang lalu; aku bahkan belum menguasai sebagian besar keahlian dasar. Tidak mungkin aku bisa bersaing dengan senior…"

Luo Luo berhenti sejenak sebelum melanjutkan, "Tapi, Xingling, kau sudah berlatih di sini selama lebih dari setahun! Bahkan sebelum kau… em..." Ia menggaruk kepalanya seraya memikirkan cara untuk mengungkapkannya dengan hati-hati. ".... Meski kondisimu sedikit lemah, tapi perkembanganmu akhir-akhir ini sangat bagus, kan? Semua pelatih bahkan memuji gerakanmu!"

Mata Luo Luo berbinar-binar seraya berkata, "Jadi kalau kau tidak mencobanya, bagaimana kau bisa tahu? Jika kau menarikan tarian yang disukai Shen Manyao saat audisi, kau akan beruntung dan terpilih!"

Beruntung...

Xia Ling harus mengendalikan keinginannya untuk menarik Luo Luo dari ruangan itu. Lucu sekali. Sejak kapan ia bergantung pada keberuntungan untuk mendapatkan sebuah posisi? Oh ya, dulu ia pernah punya seorang bos besar bernama Pei Ziheng yang mendukungnya. Ia diharuskan punya bakat yang kuat sehingga ia lebih penting dari segalanya. Xia Ling tidak ingin menyombongkan diri, namun Imperial Entertainment masih menaunginya. Tidak ada yang berani menempati posisi pertama jika Xia Ling diharuskan menempati posisi kedua meskipun mereka memiliki bakat, keahlian, ataupun ketekunan.

"Luo Luo, jangan terlalu berharap pada keberuntungan." Xia Ling menjawabnya dengan kasar.

"Kenapa kau serius sekali?" Luo Luo memonyongkan bibirnya, merasa bersalah.

Xia Ling menghela napas. Ia menatap wajah Luo Luo yang polos dan berkata dengan lebih lembut, "Keberuntungan hanya bisa membantumu sejenak saja, bukan selamanya. Jika kau memperhatikan perputaran industri ini, kau akan melihat orang-orang yang datang dan pergi. Kau tidak sadar kalau orang-orang yang bertahan sangat lama di industri ini punya satu atau dua bakat? Tidak ada yang bergantung hanya pada keberuntungan. Luo Luo, kompetisi di dalamnya sangat ketat. Setiap hari selalu ada idola baru. Idola senior lainnya kehilangan kejayaan mereka dan lihatlah betapa kesuksesan mereka hanyalah sementara. Aku tidak ingin kau jadi seperti itu."

Luo Luo sedikit terkejut. Ia menyesali sikapnya dan menundukkan kepalanya sambil merenung.

Xia Ling memandangnya. Ya, ia tampaknya mudah mengerti.

Sejak reinkarnasinya, Xia Ling tidak ingin berurusan dengan banyak orang. Akan tetapi, kebaikan dan kepedulian Luo Luo membuatnya merasa berhutang pada gadis itu. Mungkin jika ia bisa memberinya nasihat, itu bisa jadi balas budinya. Tentu saja Luo Luo harus menerimanya. Xia Ling bukanlah Bunda Theresa yang punya kebiasaan mengkhawatirkan orang lain. Ia tidak akan mengulangi perkataannya dua kali.

Sejenak kemudian, Luo Luo tampak memahaminya. Ia mengangguk, mengangkat kepalanya, dan tersenyum lebih cerah pada Xia Ling dari sebelumnya seraya berkata, "Xingling, aku memahaminya. Jangan khawatir. Aku akan berlatih dengan sungguh-sungguh tanpa mengambil jalan pintas. Luo Luo menghampiri Xia Ling dan memeluknya. "Kau baik sekali! Tidak pernah ada yang menasihatiku sepertimu..."

Xia Ling termenung kebingungan.

Pikirannya melayang saat Luo Luo masih memeluknya. Haruskah aku bersikap lebih dingin pada Luo Luo?

Hari berganti dengan cepat seiring dengan kesibukan mereka. Akhirnya, ujian akhir bulan telah tiba.