Kini, Xia Ling perlahan semakin "berkembang" dan gerakan tariannya menunjukkan kemajuan pesat.
Luo Luo tidak lagi takut Xia Ling berada di posisi bawah, justru ia penuh dengan ambisi. Gadis itu sangat berharap jika Xia Ling akan terpilih.
Namun, Xia Ling sama sekali tidak tertarik. Shen Manyao membuat perasaannya tidak enak. Meski dulunya ia arogan, bagaimana bisa bintang biasa seperti Shen Manyao mengkritiknya? Jika ada penggemar Xia Ling yang mendengar ucapannya, mereka pasti menghabisinya. Apa yang membuat Shen Manyao berpikir ia berhak untuk mengkritik Xia Ling? Memangnya video musik apa yang diproduseri oleh gadis tidak punya otak seperti Shen Manyao? Xia Ling tidak akan pernah mau terlibat dalam produksi rendahan seperti itu meski nasibnya menyedihkan.
Seluruh trainee yang ada di dalam aula berpencar membentuk kelompok kecil. Mereka berdiskusi tentang proses seleksi ini dengan riangnya.
Xia Ling berdiri di pojok ruangan seorang diri. Ia merasa sedikit jengkel. Tiba-tiba, ia mendengar suara yang memanggilnya dengan gembira dari kejauhan dan semakin mendekat. "Xingling, Xingling! Kau di sini. Aku mencarimu kemana-mana~"
Seseorang dengan busana merah muda menyala memeluknya erat.
Aroma sabun Calendula merasuki hidungnya. Tanpa melihat, Xia Ling sudah tahu orang itu Luo Luo. "Luo Luo," Xia Ling menghela napas dan berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukan erat Luo Luo. Ia berkata, "Mengapa kau mencariku?"
Luo Luo melambai-lambaikan amplop kertas tersegel yang dibawanya dan menjawab, "Pelatih meminta kita untuk mengambil amplop ini. Aku sudah mengambilkannya untukmu."
Ia menyerahkan amplop itu ke tangan Xia Ling seraya menjelaskan.
Xia Ling membukanya dan mendapati ada sebuah kertas bertuliskan nomor 68.
"Oh, kau dapat nom 68! Sayang sekali kita tidak satu kelompok," ujar Luo Luo kecewa. Melihat raut wajah Xia Ling yang bingung, Luo Luo menjelaskan, "Pelatih tadi mengumumkan akan ada pengelompokan secara acak untuk pengujian ini. Tujuh puluh dua peserta akan mengambil amplop secara bergiliran untuk membentuk sebuah kelompok berisi enam orang. Nomor 1-6 adalah kelompok pertama, 7-12 adalah kelompok kedua, dan seterusnya."
Luo Luo tertunduk sedih dan berkata, "Aku dapat nomor 57, tentu aku tidak bisa sekelompok denganmu. Kau masuk kelompok akhir. Aku tidak yakin Shen Manyao bisa melihat penampilanmu dengan seksama nanti."
Xia Ling menghela napas lega. Ia sangat bersyukur sekali jika itu terjadi. Lagipula, ia tidak akan tahan mendengar ocehan dari gadis ini selama proses seleksi. Itu sangat… bagus.
Xia Ling mengasihani peserta lain yang sekelompok dengan Luo luo.
Xia Ling mengusap ubun-ubun Luo Luo sembari tersenyum, "Tak apa. Lakukan yang terbaik."
Luo Luo mengangguk dengan tegas. "Tentu saja!" Ia melompat dua kali dan menambahkan, "Xingling, kau juga! Kau harus dipilih Shen Manyao!"
Wajah Xia Ling menjadi suram.
Shen Manyao akhirnya tiba. Proses seleksi dimulai.
Setiap kelompok berjalan memasuki ruang seleksi dengan gugup. Begitupun saat mereka keluar ruangan. Namun, mereka mencoba untuk saling menggoda satu sama lain. Setiap ada yang bertanya tentang penampilan mereka, mereka dengan sengaja akan memberi jawaban seperti "Aku tidak melakukannya dengan bagus. Aku mungkin tidak terpilih..." Tapi, suara mereka penuh dengan antisipasi.
Luo Luo mulai terpengaruh dengan suasana tegang. Ia sangat gugup hingga tangannya yang memegang tangan Xia Ling bergetar.
Meski Luo Luo berkata pengalamannya sedikit, kemampuan dasarnya lemah, dan harapannya untuk dipilih Shen Manyao kecil, peserta mana yang enggan menjadi bagian dalam video musiknya?
Oh, kecuali Xia Ling.
Awalnya Xia Ling tidak ingin mengkhawatirkannya, tapi Luo Luo mencengkram lengan Xia Ling hingga terasa sakit. Meskipun Luo Luo tampak seperti gadis imut, namun cengkramannya sangat kuat. Xia Ling akhirnya menyerah dan berkata, "Tenanglah. Kuajari kau teknik bernapas."
Sibuk bekerja di dunia hiburan membuat Xia Ling pernah merasakan ketidakstabilan emosi. Dalam kondisi seperti ini, setiap artis mempunyai cara untuk menenangkan emosinya. Dulu, Xia Ling punya beberapa cara yang efektif dan efisien. Cara yang paling sederhana dan mudah diterapkan adalah dengan teknik bernapas.
Luo Luo mempelajarinya dengan cepat. Tanpa Xia Ling harus mengulanginya, Luo Luo sudah mengetahui teknik bernapasnya.
Setelah mencoba beberapa saat, Luo Luo mulai merasa lebih tenang. Ia mengangkat kepalanya dan tersenyum, "Xingling, kau hebat sekali," Ujarnya.
Xia Ling tidak tahu harus berkata apa seraya ia menarik lengannya yang sakit dari cengkraman Luo Luo.
Kelompok demi kelompok memasuki ruangan, dan tibalah giliran Luo Luo.
Luo Luo dengan pandainya mengingat teknik bernapas yang diajarkan Xia Ling. Ia terlihat tenang saat berbaris dengan anggota kelompok lain di depan ruang seleksi. Peserta lainnya terlihat sangat gugup hingga mereka tidak bisa merasakan tangan dan kaki mereka, berbanding terbalik dengan Luo Luo.
Ia memang seorang gadis dengan potensi besar.
Xia Ling melihatnya masuk ruangan sebelum menyandarkan kepalanya di dinding pojok. Ia menutup matanya sejenak untuk beristirahat. Selang beberapa waktu kemudian, ia merasa tubuhnya berat. Ia tidak tahu apa yang menggelayutinya. Ia membuka mata dan menemukan Luo Luo.
"Kau sudah selesai?" Tanya Xia Ling.
"Ya!" Luo Luo bersemangat. "Xingling, sepertinya penampilanku bagus. Semua berkat teknik bernapas yang kau ajarkan. Kau tidak tahu betapa kakunya anggota kelompok lain. Mereka lupa gerakan tarinya setelah melihat Shen Manyao, tidak seperti penampilan mereka biasanya. Aku juga pasti begitu kalau bukan karenamu, Xingling!"
Luo Luo mengusap ubun-ubunnya ke leher Xia Ling.
Xia Ling merasa pusing. Gadis ini… apa dia lahir di tahun anjing?
Suara seorang pelatih yang memanggil menyelamatkannya dari Luo Luo. "Nomor 67, Zhou Yu; Nomor 68, Ye Xingling..."
"Aku masuk dulu." Ia buru-buru melepaskan tubuh Luo Luo darinya dan berlari ke arah ruang seleksi seolah-olah ia ingin kabur.
"Xingling, kutunggu ya!" Luo Luo melambaikan tangannya dengan riang "Lakukan yang terbaik!"
Xia Ling berusaha mengacuhkan gadis itu dan berbaris dengan lima peserta lainnya di depan ruangan. Semua anggota kelompoknya memiliki proporsi tubuh yang bagus dan penampilan yang menarik. Tapi, ada beberapa yang berusaha menyembunyikan kecemasan mereka. Mereka saling menilai kemampuan masing-masing seolah ingin menilai persaingan di antara mereka.
Saat melihat Xia Ling datang, mereka melihatnya dengan tatapan meremehkan. Siapa yang tidak mengenalnya? "Ye Xingling" telah berada di kamp pelatihan selama lebih dari setahun dan semua orang tahu dia payah. Memangnya kenapa kalau ia bisa meningkatkan kemampuannya? Isyarat bahwa ia "tidak pantas" tersirat di mata mereka.
Seandainya ia adalah Xia Ling, ia pasti akan memberi mereka pelajaran. Namun, sekarang ia tidak ingin terpilih ikut dalam video musik Shen Manyao ataupun mencari keributan. Karena itu, ia menahan amarahnya dan menganggap mereka tidak ada.
Mereka saling menilai sejenak, merasa tidak tertarik, dan mengalihkan pandangan.
Saat pintu ruangan perlahan terbuka, Xia Ling mengikuti trainee lain memasuki ruangan.
Ruangan itu memiliki pencahayaan yang terang dan terdapat sebuah meja panjang yang terbuat dari kayu di seberangnya.
Xia Ling langsung mengenali Shen Manyao. Ia mengenakan riasan tebal seperti biasanya dan memakai atasan merah yang menampakkan belahan dadanya. Tanpa malu-malu, Shen Manyao menyandarkan tubuhnya ke arah pria yang duduk di sampingnya. Ia sadar akan apa yang sedang dilakukannya, namun ia tidak ingin aksinya tampak berlebihan.
Shen Manyao sama sekali tidak melirik kelompok peserta yang baru saja masuk.
Xia Ling agak terkejut saat melihat Shen Manyao tidak duduk di kursi utama yang berada di tengah meja panjang. Kursi utama justru ditempati oleh seorang pria yang belum pernah Xia Ling lihat. Pria itu mengenakan kaos putih sederhana dan memakai kacamata dengan bingkai berbahan platinum. Ia tidak memakai perhiasan apapun kecuali sebuah arloji di pergelangan tangannya – Arloji keluaran Patek Phillipe yang langka.
Cocok sekali dengannya. Penampilannya bersih dan kharismanya kuat.
Xia Ling mengamatinya dari atas hingga ke bawah sejenak sebelum mengalihkan pandangannya. Shen Manyao jelas sekali sedang berusaha merayu pria itu.
"Apa kau ada waktu nanti malam untuk makan malam bersamaku? Aku tahu sebuah restoran Perancis yang bagus… "
Pria itu menoleh pada pria di sampingnya dan mengabaikan Shen Manyao. Xia Ling mengenali pria yang satunya – manajer kamp pelatihan, Tan Ying.
Siapa pria yang dapat menaklukkan Tan Ying itu?