Chereads / The Playboy's Baby [Sudah Terbit] / Chapter 32 - Chapter 10

Chapter 32 - Chapter 10

Semoga kalian suka

***

Unedited

Gangnam.

Siapa yang tak tahu dengan salah satu kawasan teramai dan terpopuler di Korea Selatan itu? Kawasan yang menjadi inspirasi dari terciptanya lagu Oppa Gangnam Style yang dinyanyikan oleh Psy, yang pernah booming dan nge-trend di tahun 2012 kala itu, merupakan salah satu kawasan yang patut dikunjungi jika sedang berada di negara yang kini terkenal dengan teknologi dan operasi plastik mereka.

Selain terkenal dengan kehidupan mewah, glamor, serta fashion yang tinggi, Gangnam juga merupakan distrik di mana perusahan-perusahan  ternama seperti Samsung, Hyundai, S.M Entertaiment dan beberapa perusahan lainnya berdiri.

Dan alasan itulah yang membuat Brandon cs memilih Gangnam sebagai tempat penginapan mereka. Mereka memilih distrik tersebut, karena selain ingin melihat seperti apa distrik yang terkenal dengan distrik yang tak pernah tidur itu, alasan lainnya juga karena Sarah. Ya, Sarah. Sarah mengusulkan, ah, lebih tepatnya, setengah memaksa mereka untuk memilih Gangnam sebagai tempat penginapan mereka.

Yup, itu semua karena Sarah adalah penggemar berat dari sebuah boyband Kpop yang berada dinaungan S.M Entertaiment. Sarah berharap jika mereka menginap di Gangam, siapa tahu saja mereka bisa berjodoh dam bertemu dengan idolanya itu. Brandon yang tak ingin mengecewakan istrinya pun memilih setuju. Dan ia juga memaksa Daniel, Angga, dan Ferrel untuk ikut setuju dengannya.

Setelah selesai sarapan, Brandon CS dengan segera bergegas kembali ke lobby karena supir yang akan mengantar dan menemani mereka seharian ini, kini sedang menunggu mereka di lobby. Mereka sengaja memesan mobil dan supir dari hotel tempat mereka menginap karena memikirkan Brayden. Sebagai orang tua, Brandon dan Sarah tahu bahwa Brayden yang masih bayi, bisa tiba-tiba rewel kapan pun dan di mana pun ia suka. Takut anak mereka takkan merasa nyaman saat mengendarai kendaraan umum, Brandon lantas memilih menyewa sebuah mini van dengan 9 kursi.

Selesai mendudukan Brayson dan Bryden di kursi mereka, pada sopir mereka, yang diketahui bernama Hyun Joon, Sarah mengatakan tempat tujuan mereka yang pertama. Hanok village.

Sewaktu mereka masih di Jakarta, mereka sudah membuat daftar kegiatan yang akan mereka lakukan selama satu minggu berada di Korea Selatan.  Setelah hari pertama mereka kemarin yang mereka pakai sepenuhnya untuk beristirahat, hari kedua mereka di Seoul, Brandon CS sepakat untuk melihat Hanok village. Sebuah desa yang bernuansa tradisional di tengah-tengah moderennya kota Seoul.

Hanok village terletak di kawasan Bukchon. Kira-kira membutuhkan waktu sekitar 12 menit untuk Brandon CS sampai di tempat tujuan mereka itu.

"Wih, mereka pake apaan tuh?" Celetuk Angga penasaran melihat pakaian yang dikenakan oleh beberapa gerombolan turis saat memasuki kawasan hanok village.

"Lo hidup di jaman peradaban mana, Ga? Majapahit atau dinosaurus?"

"Eh setan, lo ngejek gue, ha?"

"Ding dong deng... 100 buat Angga..."

"Sialan lo, Dan!" Maki Angga. "Emang lo tau itu apa?"

"Yailah, Gangga." jawab Daniel kepedean sembari meledek Angga. "Bukannya itu hambok? Ya kan, Sar?" Daniel menoleh ke arah Sarah masih sangat yakin dengan jawabanya.

"Kamu bilang apa tadi, Dan? Hambok?"

"Iya. Hambok. Bener gak jawaban gue?"

Sarah dan Ferrel  saling melirik begitu mendengar ucapan Daniel. Dan tak lama kemudian, suara tawa pun keluar dari mulut mereka. Di antara ke empat pria tersebut, Ferrel lah yang lebih banyak pengetahuantentang Korea. Itu dikarenakan karena adik perempuannya kini sedang menyelesaikan sekolahnya di Korea.

Daniel sedikit kebingungan melihat reaksi mereka. Sementara itu, Angga yang diledeknya tadi tiba-tiba tersenyum licik begitu menemukan kesempatan untuk membalas dendam.

Meski tak tahu alasan Sarah dan Ferrel menertawai Daniel, perasaan Angga mengatakan bahwa ada yang tak beres dengan jawaban Daniel. Percaya akan intuisinya, dengan percaya diri ia pun membuka mulutnya.

"Sotoy banget lo, Dan. Lo salah kan? Makannya jangan suka sok tahu. Wong kita berdua sama kok, sama-sama berasal dari jaman Arling darma, eh lo-nya malah sok-sokan jadi anak gahool gitu."

"Setan lo, Ga. Jangan samain gue sama elo yang kudet dong. Gue ini beda derajat sama elo." ucap Daniel tidak terima.

"Ih najis, bawa-bawa derajat segala. Kalo salah gak usah malu, Dan. Jujur apa susahnya sih?"

"Dan... Dan... Itu tuh bukan hambok. Tapi hanbok. H, A, N, B, O, K. Hanbok." seru Ferrel menyebutkan huruf demi huruf.

"Cuma beda dikit doang, Fer. Sama aja."

"Lo berdua udah selesai berantemnya, gak? Kalo gak, silahkan terusin aja. Tapi jangan halangin jalan gue. Gue sama Sarah mau liat-liat dulu." sahut Brandon menimpali percakapan mereka lantas mulai berjalan sembari mendorong kereta bayi Brayden yang disusul Sarah dan Ferrel dari belakang.

"Jangan tinggalin gue."

"Eh, tungguin gue."

Teriak Angga dan Daniel secara bersamaan menyusul Brandon. Belum lama mereka berjalan, sebuah toko di pinggiran jalan menarik perhatian Sarah. Dari manikin yang berada di depan toko yang kini sedang memakai sebuah hanbok, ia yakin bahwa tempat itu menyewakan pakaian tradisional korea.

"Babe, kayaknya yang itu deh." ucapnya pada Brandon.

Setelah Sarah menunjukan tokonya, tanpa meragukan Sarah, mereka berempat pun dengan segera langsung mengikuti langkah.

Dan dugaannya benar.

"Annyeong haseyo..." Begitu masuk ke dalam toko tersebut, seorang wanita berusia sekitar 30 tahun lebih menyapa mereka.

"Annyeong haseyo..." Balas Sarah memberi salam.

Berkat drama, film dan variety show yang ia tonton, Sarah jadi sedikit mengetahui beberapa kata Korea. Salah satunya yaitu salam yang baru saja ia ucapkan.

"Aneong haseyoo..." celetuk Angga salah, mencoba mengikuti Sarah.

Setelah memberi salam, wanita yang menerima mereka pun sambil tersenyum ramah mengatakan sesuatu dalam bahasa korea pada mereka. Dan mereka sama sekali tidak tahu apa yang dikatakannya. Dari gelagatnya yang seperti mencoba mengajak mereka mengikutinya, Sarah berasumi bahwa wanita itu ingin menunjukan sesuatu pada mereka.

Ketika ia menonton drama atau film korea, Sarah bisa sedikit mengerti apa yang sedang dikatakan mereka. Tetapi ketika diperhadapkan langsung dengan warga Korea asli, Sarah sama sekali tidak bisa menangkap apa yang diucapkan wanita yang kini sedang mengatakan sesuatu padanya dengan begitu cepat dalam bahasa korea. Ucapannya terlalu cepat sampai Sarah kewalahan mendengarnya. Ia sesekali menganggukan kepala pura-pura mengerti dengan ucapan wanita itu.

Untungnya, ketika wanita itu melihat raut wajah Angga dan Daniel yang seperti hilang arah, ia pun mulai berbicara menggunakan bahasa inggris, dicampur bahasa korea dengan mereka. Setidaknya kini mereka bisa sedikit paham dengan apa yang dikatakan wanita itu.

"Babe, yang ini kayaknya cocok buat kamu." Ucap Sarah sambil memegang sebuah jubah berwarna dengan gambar naga berwarna keemasan.

Brandon menerima pakaian itu lalu menelitinya.

"The king wear this." jelas wanita itu pada mereka.

Ya, Sarah memilih pakaian yang biasa dipakai raja untuk Brandon. Baginya warna merah sangat cocok jika digunakan suaminya itu.

"Gue mau yang ini. Kayaknya keren. " seru Daniel memegang baju pilihanya.

"Beneran lo mau yang ini, Dan?"

Sebelum Daniel menjawab Sarah, wanita yang diketahui mereka bernama Miss Kim itu menimpali percakapan mereka.

"This's for eunuch."

"What?"

"Kamu tau eunuch kan, Dan? Kasim? Itu yang biasa jadi pelayan raja di istana."

"Wah, coock banget sama elo tuh, Dan." Kekeh Angga.

Dengan cepat Daniel mengembalikan baju tersebut di tempat semula ia ambil. "Gak jadi, gue pilih yang lain aja."

Akhirnya Daniel memilih pakaian tradisional yang biasa digunakan pangeran. Sedangkan Angga memilih pakaian tradisional pengawal. Dan untuk Ferrel, lelaki itu lebih memilih menggunakan pakaian pejabat pemerintah. Tak lupa, Sarah juga membuat Brayson mengenakan pakaian hanbok. Sementara Brayden, anak bungsunya itu lebih memilih tertidur lelap daripada memakai pakaian tradisional Korea.

***

Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan.