"Entah harus berapa kali aku bilang pada kalian, bahwa aku adalah seorang wanita yang menjadi korban rayuan gombal pria," ujar Else di teras rumahnya ketika didatangi seoarang tamu wanita yang merupakan istri dari pria yang ia cintai.
Else si wanita mandiri yang terbelenggu dengan cinta hampa dari pria bersuami tetangganya satu komplek 9 tahun lalu. Entah apa yang ada di benak Else. Mau berteriak sekencang kencangnya, agar dunia tahu dia bukanlah pelakor. Bukan perebut suami orang.
Namun gosip dari mulut satu hingga dua mulut tak dapat dicegah untuk bicara. Akhirnya dia memutuskan angkat kaki dari komplek tempat tinggalnya 5 tahun silam. Namanya wanita yang lemah dan sudah terpedaya, akhirnya harus menerima resiko dituduh menjadi orang kedua di dalam rumah tangga.
Else menjauh dari komplek itu dan berusaha menjauh dari pria yang setengah hati ia cintai. Namun faktanya berkata lain, pria yang merupakan suami orang ini terus mengejar dan semakin beringas mengejar. Yang ia tahu cintanya tetap berlabuh di hati Else. Kemanapun Else pergi tetap dicari. Sempat diputus beberapa kali dan menghilang beberapa saat, pria yang suami orang ini tifak henti-hentinya mengejar dan terus mengejar.
Sudut rumah kontrakan berukuran 6x8, Else berguman sendiri. Sampai kapan aku harus menelan pahit hidup ini, sampai kapan aku harus menjadi simpanan. Namun hidup adalah pilihan, mau tidak mau dan suka tidak suka, harus aku jalani penuh dengan kesabaran. Biarlah tuhan yang menilai dan memberi doa atau pahala dari apa yang sudah aku lakukan," ujar Else bertemankan sepi di sudut kontrakan.
Sekarang usia cinta hubungan gelap Else dan pria suami orang itu sudah 9 tahuh lamanya. Bila dicap sebagai perebut laki orang, baginya itu salah besar. Karena dalam hatinya tidak pernah merebut siapapun. Yang jelas cintanya tumbuh sebagai simpanan dan tetap abadi sebagai simpanan.