Chereads / Moonsun: Lost in Joseon / Chapter 29 - 11. Siapa Pemilik Wajah ini?

Chapter 29 - 11. Siapa Pemilik Wajah ini?

Soobin berjalan di tengah Kota Jeonju bersama Yeori.

Ia sangat menikmati udara Kota Cheonju yang amat sejuk. Ia merasa sudah lama tak menemukan udara sesejuk ini.

Sebagai Wanita dengan status bangsawan, tentunya Soobin harus keluar rumah menggunakan jagot yang menutupi kepalanya. Ia memakai atasan atau Jegori biru dengan bawahan chima merah yang sangat mengembang. Ramput panjangnya dikelabang model daenggi seperti halnya para gadis lajang.

Soobin merasa agak kaku berjalan menggunakan rok selebar ini, maklum saja dalam kehidupannya di abad 21, Dia pakai hanbok modern saja merasa ribet, apalagi sekarang ini yang dipakainya adalah hanbok tradisional yang bagiannya lebih rumit dari hanbok modern yang Ia gunakan untuk keperluan festival atau acara- acara besar Korea saja. Dalam hatinya. Hebat sekali orang- orang di jaman ini, Mereka bisa terbiasa mengenakan pakaian seribet ini sehari- harinya.

"2013 versus seribu empat ratus...?" Soobin menengok ke Yeori.

"Delapan puluh lima, Agashi..." jawab Yeori mengisyaratkan dengan tangannya.

Soobin pun melihat- lihat ke kanan dan ke kiri keadaan sekitarnya dimana keadaan Korea abad 15 ini jauh berbeda dengan abad 21. Ia masih tak percaya jika kini Ia tinggal di abad 15.

Soobin dan Yeori berjalan ke arah pasar.

Soobin melihat apa saja yang diagangkan oleh para penjual tersebut di pasar.

Ada berbagai macam jenis makanan jajanan pasar tradisional yang diperjualbelikan di pasar tersebut seperti tteokpokki, yaksik, dan bukkumi.

Soobin pun ikut menjadi tergoda selera makannya melihat seorang yang berpakaian compang- camping di pinggir jalan makan jajanan pasar murah tersebut dengan lahapnya.

"Aku mau beli... Yeori, Kau punya uang?" tanya Soobin.

Yeori menggeleng. "Agashi, yang punya uang kan Agashi..." wajah Yeori tampak kebingungan.

"Na?"

"'Agashi, Kau kan biasa menyimpan kantong uangmu di balik chima di pinggangmu!"

Soobin pun berpikir sejenak. Ia pun memegang pinggangnya dan meraba apakah benar ada kantung uang di pinggangnya.

"Eh... sepertinya ada!" Soobin pun menemukan ada sesuatu di pinggang kanannya.

Ia pun mengambil kantung uang yang benar ada di pinggangnya.

"Wah, ini uang perak dan emas?"

Soobin terkejut melihat emas asli pada uang.

"Agashi, kue itu hanya bernilai 1 sen, jangan keluarkan emasnya karena bahaya ini Kita di pasar!" ujar Yeori.

Soobin pun menyimpan kembali kantong uangnya di tempat semula.

Ia pun ikut nimbrung di kerumunan Orang yang membeli jajanan tersebut.

Soobin pun berhasil menyelinap di antara kerumuman orang dan ingin mengambil satu tusuk tteokpokki.

"Silahkan diambi Agashi, satu sen saja!" ujar sang Penjual.

Soobin pun menghitung jumlah koinnya dan Ia pun memberikan 8 koin agar Ia dapat memiliki 8 tusuk.

Soobin harus berebutan mengambil makanan tersebut dengan yang lainnya.

Namun yang tersisa ternyata tinggal beberapa tusuk saja saat Soobin mencoba mengambilnya.

Saat tangan Soobin sudah memegang satu tusuk terakhir tiba- tiba.

"Agashi... saya yang memegang terlebih dahulu tusuk ini!" ujar Pria yang berdiri di samping Soobin.

Soobin menengok ke sebelahnya melihat ke arah Pria yang mencoba merebut tusuk tteokpokkinya.

"Ini punyaku! Aku duluan loh yang ambil!" ujar Soobin tak ingin kalah dalam perebutan tteokpokki tersebut. Pria tersebut memasang tatapan tajam kepada Soobin.

Penampilan Pria dengan hanbok biru tua tersebut ternyata cukup menarik perhatian Soobin.

Dalam hati Soobin. Tampan juga Dia, Aku tak percaya jika di jaman ini Aku bisa menemukan Pria setampan ini... Tetap saja enggak banget mau seganteng apapun Dia! Udah beda jaman dan nggak relate sama hidupku di abad 21.

"Aku tak pernah ingin bertengkar dengan wanita, namun karena masalahnya sangat genting dimana Aku dan teman- temanku perlu makanan, mohon Agashi mengikhlaskan makanan ini untuk saya!" pinta Sang Pria.

Soobin pun memasang wajah berusaha tetap cool. "Ya sudah ambillah!"

"Terima kasih Agashi!"

Soobin yang hendak memberikan tteokpokki kepada Pria tersebut tiba- tiba terpeleset kulit pisang di depannya. Ia yang aslinya tak terbiasa memakai hanbok itu pun terserimpet dengan chimanya sendiri, Pria tersebut menangkap Soobin di pangkuannya.

Soobin tepat terbaring di kedua tangan Pria tersebut.

Sang Pria pun sadar dan mencoba membuat Soobin agar berdiri kembali.

Soobin pun juga sadar.

Alhasil semua tteokpokki yang dipegang oleh Soobin dan sang Pria pun jatuh semua ke tanah.

Soobin pun menyayangkan. "Tteokpokkiku.... andwae..." protes Soobin.

Sang Pria juga seperti tak kalah frustasi karena makanannya terjatuh ke tanah.

Tiba- tiba ada seorang pemulung memakai pakaian compang camping mendekati Mereka. "Ini dibuang begitu saja? Kalian tak ada yang mau?" tanya sang pemulung yang tanpa basa- basi memungut tteokpokki yang sudah kotor karena terjatuh ke tanah.

Soobin hanya bisa menelan ludah saja.

Sang pemulung tampak sangat bahagia karena mendapatkan makanan gratis.

Pria yang berebut makanan dengan Soobin tersebut lantas mengeluarkan kantung dari lengan bajunya.

"Tolong, jangan ambil makanan yang sudah kotor ini... Gunakan uang ini untuk membeli makanan yang bersih!" ujar Sang Pria.

Sang Pemulung pun tanpa basa- basi mengambil uang pemberian tersebut.

"Terimakasih Naeuri! Tapi, Saya tetap akan memungutnya... Ini masih bisa dimakan jika dibersihkan lagi!" ujar pemulung bersikeras.

Sang Pria ingin melarang kembali namun Soobin melarangnya.

"Sudahlah, biarkan Dia memungutnya!"

Pria tersebut menyetujui perkataan Soobin.

Sedangkan sang Pria dan juga Soobin pun harus menerima kenyataan jika makanan Mereka sudah tak bisa kembali.

Sang Pria pun berjalan berlalu begitu saja meninggalkan Soobin.

Soobin merasa kesal.

Batin Soobin. Ada juga Pria angkuh di zaman Joseon? Tunggu... kenapa wajahnya seperti tidak asing ya?

Soobin berjalan sembari memikirkan Pria tersebut. Ia menengok ke sebelah kirinya dan menadapati penjual bando pita hiasan rambut yang dipakai oleh gadis- gadis yang belum menikah.

Ia pun menghadap ke cerminnya. Ia memegangi wajahnya.

"Wajah Soobin ini, bukanlah wajahku... Aku rasa, apabila reinkarnasi itu benar ada, Aku terlahir di abad 20 dengan fisik berbeda. Aku merasa jika gadis yang bernama Soobin ini pasti juga hidup di abad 21. Tunggu... kenapa Aku merasa jika wajah Soobin ini juga pernah kelihat di abad 21?"

Teka- teki siapa Soobin di abad 21 ini seperti sebuah puzzle yang harus dipecahkan olehnya.

"Kalau begitu, apakah Aku akan bertemu dengan Gadis yang smirip seperti diriku juga di zaman ini? Menarik sekali!"

Tiba- tiba Yeori memanggil Nonanya tersebut. "Agashi..."

Soobin mengenali suara Yeori.

"Yeoriya..." ujar Soobin.

Yeori pun berlari menuju ke arah Soobin. Ternyata Yeori membawa sebakul nasi.

"Kau dari mana?" tanya Soobin.

"Ini Aku barusan dikasih nasi bimbibap oleh Ibunya Yoon Naeuri."

Soobin terkejut. "Ibunya Yoon?"

"Nae... calon Ibu mertua Anda, Agashi..." ujar Yeori.

"Sekarang dimana Beliau?"

"Sudah pergi lagi, mungkin sudah kembali ke rumah! Tadi Aku bertemu di jalan, Dia kebetulan mau ke rumahmu namun Dia bertemu denganku di jalan sehingga Dia menitipkan ini kepadaku!"

Soobin pun melihat isinya. "Wah... niat sekali Dia membuat bimbibap yang dihias secantik ini."

Yeori menyipitkan matanya. "Agashi... Kau harus memakannya, ini kan pemberian calon mertuamu!"

Soobin pun mengangguk.

Ia pun memilih kembali ke rumahnya sekarang.

**

* Jagot: hanbok atasan yang panjang berfungsi menutup kepala dan wajah wanita