Mereka berdua berjalan-jalan sambil bersebelahan, menyusuri pusat jajanan untuk membeli teokbokki kesukaan Yoongi.
"Little Bun, apa kau punya kakak atau adik?" tanya Liu Yu penasaran.
"Hmm.. ya aku punya satu kakak laki-laki dan satu adik perempuan," jawabnya.
"Wah senangnya, pasti kau akur dengan mereka berdua," ucap Liu Yu senang.
"Tidak, kak," ucap Yoongi sedikit terkekeh.
"Aku hanya akur pada kakak laki-lakiku, sedangkan dengan Chaerin adik perempuanku, aku tak akur. Dia sering mengata-ngataiku playboy, padahal cewek-cewek itu yang mengejarku," ucap Yoongi.
"Hahaha, memang mukamu seperti playboy, Little Bun," goda Liu Yu pada Yoongi.
"Ah, kakak, sama saja seperti Chaerin," gumam Yoongi sedikit merajuk.
*puk puk*
Liu Yu menepuk punggung Little Bunnya agar tak ngambek lagi. Rayuan Liu Yu pada Yoongi cukup mempan dan sukses.
Mereka sudah sampai di tempat teokbokki kesukaan Yoongi. Yoongi memesan dua porsi untuk mereka berdua, dan meminta agar tak terlalu pedas.
"Tolong, aku pesan dua porsi, jangan terlalu pedas," ucap Yoongi pada pramusaji.
Pramusaji segera menyiapkan dan memberikannya pada Yoongi, Yoongi menyerahkan uang untuk membayarnya.
"Little Bun, biar aku yang bayar," sela Liu Yu sambil mengeluarkan dompet.
"Tidak, tidak, aku yang akan mentraktir kakak hari ini," paksa Yoongi pada Liu Yu.
Liu Yu hanya menurut dan menerima teokbokkinya dari tangan Yoongi.
"Kakak, kita duduk disana saja," ajak Yoongi menarik tangan Liu Yu.
Orang-orang melihat mereka seperti kakak perempuan yang sedang berkencan dengan adik laki-lakinya, satu wanita pekerja dan satunya anak laki-laki SMA. Mereka sangat serasi seperti
Liu Yu sedikit ragu pada pandangan orang-orang. Jangan-jangan mereka berpikir bahwa Little Bun adalah kekasihnya, dan dia terlihat seperti tante-tante yang terlihat suka pada anak SMA.
"Kakak, jangan pikir yang tidak-tidak, hahaha," Yoongi memperhatikan Liu Yu yang gelisah pada pandangan orang-orang pada mereka.
"Tidak, hahaha memang aku terlihat seperti itu?" tanya Liu Yu balik.
"Hahahaha kakak terlihat gugup dan khawatir pada pandangan orang," ucap Yoongi menjelaskan raut wajah Liu Yu.
"Tenanglah kak, mereka memandang kakak seperti kakakku sendiri. Penjual teokbokki tadi sempat bertanya, ia mengira kakak adalah kakak kandungku, hahaha," Yoongi tertawa terus sambil mengatakan apa yang didengarnya dari penjual teokbokki tadi.
"Hei, Little Bun, berhentilah tertawa. Makan ini," Liu Yu memintanya berhenti tertawa dan menyuapkan teokbokki pada Yoongi.
Yoongi menurut dan memakannya.
"Kakak, kau baik sekali, coba kakak adalah kakak perempuanku," ucap Yoongi dengan wajah imut.
"Kenapa kau sebegitu inginnya aku jadi kakakmu?" tanya Liu Yu keheranan pada pernyataan Yoongi.
"Kak, andai kau tahu kakak laki-lakiku belum menikah. Aku ingin kakakku mendapatkan kekasih yang seperti kakak. Yang baik, cantik, anggun, multitalenta, bahkan bisa menemaniku berjalan-jalan saat kakakku tak punya waktu untuk ngedate denganku," Yoongi yang memelas mukanya semakin mirip dengan kelinci yang menginginkan wortel.
"Hahaha, kau imut sekali saat merajuk, Little Bun," ucap Liu Yu menggoda Yoongi.
"Lain kali, kenalkan aku pada kakakmu, hahaha," lanjut Liu Yu.
Yoongi yang mendengarnya sangat senang dengan perkataan Liu Yu. Sepertinya kakaknya akan senang jika Liu Yu menjadi kekasihnya. Tapi bukankah kakaknya si Daijun, juga akan mengenalkannya pada seorang perempuan sebagai kekasihnya.
"Kak, ini sudah hampir jam 9, mari kita pulang," Yoongi mengajak Liu Yu pulang.
Liu Yu mengangguk dan setuju bahwa mereka harus segera pulang. Mereka berjalan menyusuri jalan-jalan hingga sampai ke halte bus terdekat.
"Kakak, bolehkah ku antar kakak pulang?" tanya Yoongi sedikit berharap Liu Yu mau diantarnya pulang.
"Tidak perlu, Little Bun, lagi pula dari halte disini bus yang harus kita naiki menuju rumah punya jalur yang berbeda," ucapnya meyakinkan Yoongi.
"Ah, baiklah, kakak," ucap Yoongi murung saat melihat bus yang menuju rumah Liu Yu sudah datang.
"Lain kali, kita harus bertemu lagi, kak," ucap Yoongi sebelum Liu Yu naik ke bus.
"Iya, Little Bun. Aku duluan, ya. Kau hati-hati saat pulang," ucap Liu Yu, sambil berjalan masuk ke dalam bus.
Di dalam bus, setelah mendapatkan tempat duduk di sebelah kaca, Liu Yu melambaikan tangan pada Yoongi, mengisyaratkan agar membuka handphonenya.
Yoongi membuka handphonenya dan tertulis pesan.
"Hati-hati, Little Bun. Aku akan menghubungimu setelah sampai rumah."
Dia tersenyum sambil melihat bus yang ditumpangi Liu Yu melaju menuju rumah. Yoongi segera menyeberang dan menunggu bus di halte seberang jalan, karena rumah mereka berbeda Jalur.
---
Daijun penasaran, siapa orang yang akan ditemui Liu Yu sepulang bekerja. Secara sembunyi-sembunyi dia mengikuti Liu Yu dari belakang. Tapi tetap saja dia tidak dapat melihat muka anak laki-laki yang ditemui Liu Yu.
"Sebenarnya kau bertemu dengan siapa, Liu Yu," gumamnya mengikuti dari jauh di belakang Liu Yu.
Daijun mengikuti mereka berdua yang masuk ke pusat jajanan dan membeli teokbokki.
"Sepertinya dia sedang berkencan," gumamnya lirih. Siapa laki-laki yang berani mengajak calon tunangannya berkencan.
Daijun melihat dari salah satu meja, setelah membeli beberapa jajanan. Daijun melihat mereka sangat akrab dan sepertinya sudah lama kenal.
"Berani-beraninya dia bercanda dengan Liu Yu milikku," ucap lirih dengan perasaan gemas dan cemburu.
Daijun cemburu dengan Liu Yu, meremas jajan berbentuk ikan di tangannya. Hingga sedikit muncrat isi ikannya. Dia buru-buru mengelap tumpahan selai isi jajanan ikan yang diremasnya, sebelum Liu Yu dan laki-laki itu curiga.
Daijun terpaku pada baju seragam yang dikenakan anak laki-laki itu, dia seperti mengenal seragam yang dipakainya.
"Sepertinya baju itu, mirip seragam sekolah milik Yoongi," pikirnya.
"Jangan-jangan itu salah satu teman Yoongi, kenapa mereka bisa kenal? Sampai terlihat akrab begitu," ucap Daijun lirih.
Setelah mereka berdiri dan pergi, Daijun kembali mengikuti mereka sambil sembunyi-sembunyi.
"Sepertinya mereka akan segera pulang," gumamnya.
Daijun melihat mereka masih berbincang di halte bus, dan melihat Liu Yu melambaikan tangan setelah masuk ke bus dan pergi.
Sepertinya Liu Yu naik bus untuk pulang. Dan anak itu menyeberang menuju halte di seberang jalan. Dan anak itu langsung naik bus, saat ada bus datang.
Daijun yang masih cemburu segera mengambil mobilnya dan melaju di jalanan menuju apartemennya.
Dia masih terus bergumam, sebenarnya siapa yang tadi Liu Yu temui. Mereka terlihat akrab dan sudah kenal satu sama lain. Bisa bercanda dan bergurauan sejak tadi bertemu.
Dia melesat di jalanan dan tiba di apartemennya. Daijun memarkir mobil dan masuk. Ia merebahkan diri di sofa panjang setelah menengguk air dari dalam kulkas, untuk menenangkan perasaan cemburunya.
*tiriring drrtt drrtt tiriring drrtt drrtt*
Handphone Daijun tiba-tiba berbunyi. Dia meraih saku celananya dan mengeluarkan handphonenya. Dia langsung terduduk saat melihat yang menelfonnya adalah Liu Yu. Dia berusaha tenang agar tak kelihatan cemburu saat menerima telfon dari Liu Yu.
"Halo, ya," jawabnya pelan. Dia menekan tombol loudspeaker dan menaruh handphonenya di meja. Kemudian merebahkan dirinya kembali di sofa.
"Sayang, aku sudah sampai rumah," ucap Liu Yu dibalik telfon.
"Iya, aku tahu," jawab Daijun cuek.
"Kenapa kau ketus sekali, apa aku berbuat kesalahan?" ucap Liu Yu yang penasaran dengan Daijun.
"Aku tak apa-apa kok, sayang," ucap Daijun.
"Aku mau mandi dulu, ya," lanjut Daijun pada Liu Yu.
"Baiklah, dahh," ucap Liu Yu sebelum Daijun mematikan handphonenya dan bergegas menuju kamarnya untuk mandi.