Chapter 8 - Gua Goblin

"Hemm kemampuan ku untuk membaca gerakan lawan masih sama" Gumam Rifki sembari beristirahat di bawah pohon tempat latihan pasukan. Rifki dan Poseidon berlatih hingga sinar matahari menghilang, Poseidon sama sekali tak bisa menyentuh Rifki, dan Rifki tak bisa menembus pertahanan Poseidon.

Mungkin karena Lvl Poseidon yang masih kecil yang membuat dia tak dapat bahkan menyentuh Rifki. Kenyataannya meskipun Poseidon berada di Lvl 100 sekalipun, jika dia tak mengeluarkan skill AOE sekala besar dia tak akan pernah bisa menyentuh Rifki dengan kecepatan seberapapun. Karena apa yang di lakukan Rifki termasuk kedalam membaca masa depan.

Rifki bisa melihat semua apa yang akan di lakukan lawannya. Rifki mempunyai kekutan akan seluruh indranya, dimana dia bisa melihat dan merasakan gerakan sekecil apapun yang berubah dari lingkungan sekitarnya. dia bahkan bisa merasakan aliran darah dari lawan yang tengah di lawannya. saat manusia melakukan gerakan tertentu, ada bagian bagian otot dari tubuh yang mengencang merespon gerakan yang akan di lakukan orang tersebut. dengan memperhatikan hal ini Rifki bisa memprekdiksi gerakan apa yang akan di lakukan orang tersebut, namun meski begitu sederhana hal itu tak bisa di lakukan semudah itu. hal yang mendasari bagaimana Rifki bisa melakukannya adalah karena dia memiliki indra yang akut. dia bisa melihat dan merasakan setiap perubahan yang ada dalam tubuh lawannya bahkan sampai dari perubahan paling kecil sekalipun.

Setelah dia selesai membersihkan dirinya Rifki berjalan ke ruang utama, dia memikirkan pertarungannya hari ini, meski dia bisa menghindari semua serangan Poseidon tapi dia juga tak bisa sekalipun menembus pertahanannya. Itu membuatnya sadar jika kekuatannya masih sangat di rendah di dunia ini. jika saja dia memiliki setengah kekuatan dari Poseidon dia memiliki sedikit kesempatan untuk setidaknya membuat beberapa luka pada Poesidon tanpa melukai dirinya sendiri. Dengan kenyataan ini yang perlu di lakukannya hanyalah meningkatkan kekuatan tubuhnya dan meningkatkan lvlnya secepat mungkin.

Tak lama setelah itu Pandora masuk ke dalam ruangan, dia sedikit membungkuk ke arah Rifki dan melaporkan.

"Tuan saat tentara melakukan pembersihan di sekitar desa, di sebelah barat desa tepatnya di kaki gunung, kami menemukan sebuah gua yang di huni oleh goblin. Mungkin mereka adalah para goblin yang menyerang desa para pengungsi" Lapor Pandora.

Mendengar laporan ini Rifki lalu berkata.

"Lalu apa pendapatmu tentang hal ini?."

"Kita harus menyelidiki kekuatan dari kelompok ini dan jika memang mereka lebih lemah dari kita maka kita harus segera menyerang mereka sebelum mereka menyadari keberadaan kita." balas Pandora.

Mendengar penjelasan Pandora Rifki memikirkan sesuatu kembali. Bagaimana jika ada "Item pemanggil (Goblin)" bukankah dia bisa memiliki penduduk goblin. Saat dia memikirkan ini dia juga membayangkan bagaimana jika ras-ras lainnya juga memiliki hal serupa, maka sistem game ini akan menjadi sangat OP (Over Power) bahkan bisa di sebut Cheat.

"Baiklah suruh Poseidon menyiapkan semua pasukan, kita akan mengintai Gua itu" Perintah Rifki.

"Baik yang mulia"

Setelah itu Pandora pergi keluar ruangan dan mengatur pesanan Rifki. Rifki lalu pergi ke kamar tidur dan beristirahat, menyiapkan tenaganya untuk keesokan hari.

Keesokan paginya pasukan dari desa Tempest telah bersiap siap, mereka di lengkapi dengan baju yang terbuat dari kulit hewan-hewan buruan mereka, meski tak sebaik baju besi setidaknya itu lebih baik dari pada baju standart sistem yang di berikan oleh barack karena perubahan pekerjaan mereka.

Sedangkan untuk Rifki pakaiannya sekarang adalah sesuatu yang terbuat dari kulit ular bermata ganda yang dia tangkap saat dia berburu bersama empat penduduknya kala itu.

Baju ular bermata ganda, rare.

Efek : kekebalan terhadap racun korosif dan serangan benda tajam.

Keterangan : Terbuat dari kulit Ular bermata ganda yang memiliki racun korosif.

Poseidon tak memakai apapun, dia tetap dengan kain putih bersihnya dan sebuah trisulanya.

"Semua sudah siap tuan" Lapor Poseidon.

"Baiklah mari berangkat"

.

Saat itu di sebuah gua di kaki gunung ada sebuah mahluk mirip manusia kerdil, Mereka memiliki mata yang besar sedikit merah, Hidung besar, telinga runcing besar dan gigi gigi yang tajam, sedangkan warna kulit mereka adalah hijau.

"Jadi itu Goblin" Fikir Rifki, apa yang di jelaskan dalam cerita cerita fiksi di dunianya dulu sangat mirip dengan apa yang di lihatnya saat ini.

"Laporkan"

"Setelah pengintaian tadi malam, ada sekitar 40 goblin normal, dan ada 4 hob goblin"

"Hob goblin?."

"Lapor, hob goblin adalah spesies goblin yang sudah berefolusi, kekuatan, kecepatan, dan daya tahan tubuh mereka sangat meningkat daripada goblin normal"

"Oooh jadi begitu" Rifki mengangguk menandakan pengertian.

"Lalu selain itu mereka akan selalu bergiliran berburu, saat ini di gua itu hanya ada sekitar 15 goblin normal dan 1 hob goblin, para goblin yang lainnya sedang berburu keluar"

"Baik kalau begitu ini adalah kesempatan kita untuk menyerang" Jelas Rifki.

.

Goblin itu sedang beristirahat saat tiba-tiba terdengar suara dari balik semak semak tak jauh dari tempat mereka beristirahat.

krasaaak.

sesosok manusia tertatih tatih keluar dari balik semak semak menuju ke arah kelompok goblin. saat para goblin melihat sosok ini mereka terkejut karena dia adalah seorang manusia, manusia itu terlihat penuh dengan darah dan berpakaian compang camping, terlihat seperti dia baru saja lolos dari sebuah malapetaka. Goblin yang memiliki indra penciuman sedikit di atas rata rata merasakan bahwa darah yang ada di tubuh manusia di depan mereka adalah darah dari manusia lain. Melihat kemunculan tiba tiba manusia yang terlihat lemah ini para goblin menunjukkan seringai mengerikan dan bergegas ke arah manusia itu. Melihat ini manusia yang baru saja keluar dari semak semak itu terkejut dan berlari kembali ke arah semak semak di belakangnya. Para goblin yang berlari ke arah sosok yang menghilang di balik semak semak itu mempercepat pengejaran mereka untuk menyusul manusia bodoh itu.

Dalam bahasa goblin.

"Manusia, haha manusia kita menemukan manusia" kata salah satu goblin yang membawa sebuah pedang pendek yang memiliki karat di berbagai bagian pedang itu.

"cepat tangkap dia" jawab goblin lainnya dengan seringai yang mengerikan, dia berfikir bahwa dia akan makan daging manusia enak hari ini.

dengan sangat cepat para goblin memasuki semak semak tempat manusia itu menghilang dan ikut menghilang di balik semak semak tersebut.

melihat hal ini beberapa goblin yang masih beristitahat di tempat semula hanya tertawa sinis dan merasa kesenangan karena teman teman mereka akan membawakan makanan ke hadapan mereka. Namun anehnya setelah beberapa saat para goblin yang mengejar manusia itu tak kunjung kembali. Normalnya untuk menangkap manusia yang terlihat lemah seperti itu seharusnya ke 3 goblin yang mengikuti manusia itu bisa menangkap manusia yang lemah itu dengan cepat, karena goblin memiliki mobilitas yang sangat cepat di karenakan tubuhnya yang kecil dan gerakan lincahnya. Namun sampai sekarang mereka bertiga bukannya kembali tapi seperti menghilang tak kunjung kembali. Beberapa goblin merasakan ada hal aneh yang terjadi dan mengirim beberapa 5 goblin lagi untuk menyusul ketiga goblin itu. namun setelah waktu yang sedikit lebih lama dari yang pertama goblin yang menyusul goblin pertamapun tak kunjung kembali juga. merasa ada yang aneh beberapa goblin masuk ke dalam gua dan sisa dari goblin yang tidak ikut mengejar manusia mengambil berbagai senjata seadanya mereka.

Mendengar cerita dari para goblin yang melihat beberapa kelompok goblin pergi ke balik semak semak untuk mengejar manusia dan tak kunjung kembali setelah beberapa lama sang hobgoblin memerintahkan untuk memanggil semua sisa dari goblin yang berada di luar gua, dia memerintahkan mereka untuk mengambil senjata senjata mereka yang mayoritas adalah pedang pedang patah atau rusak. dia lalu memimpin 7 goblin yang tersisa dan menuju ke arah dimana para goblin menghilang.

.

Sraaat

Suara daging terbelah terdengar di sebuah hutan yang di tumbuhi pohon pohon yang besar dan tinggi, darah berwarna kebiru biruan berceceran di sekitar tempat itu yang menandakan bahwa di tempat ini baru saja terjadi pertempuran. Di tanah terlihah 8 mayat mahluk berwarna hijau yang sudah tak bernyawa.

Manusia yang terlihat berlumuran darah dan berpakaian compang camping adalah salah satu pasukan dari Tempest yang di pimpin Rifki. Mereka memancing goblin dengan cara sengaja menunjukkan diri dan menarik goblin dari tempat mereka berada. setelah goblin terpancing ke tempat yang telah di tentukan, para pasukan langsung mengepung dan membunuh goblin yang terpikat tersebut.

setelah membunuh para goblin yang terpikat oleh rencana mereka para tentara desa Tempest membiarkan bekas pertempuran tetap di tempatnya semula, mereka lalu berlari dan mulai bersembunyi di tempat tempat yang dekat dengan daerah bekas pertempuran itu dan menunggu kelompok sisa dari para goblin untuk masuk ke jebakan mereka.

Tak lama setelah itu beberapa goblin datang ke tempat yang berantakan itu, melihat ke dua kelompok goblin yang mengejar manusia sebelumnya sudah berbaring di tanah tak bernyawa mereka merasa amarah yang kuat menyebapkan lingkungan sekitar menjadi lebih sunyi.

Shua shua shua.

Lima anak panah tiba-tiba menembak lima goblin dari atas mereka dengan sangat tepat. Lalu dari atas juga beberapa sosok tiba-tiba turun. Manusia, itu adalah beberapa manusia yang membawa persenjataan. Melihat ini para goblin panik dan mencoba untuk berlari, namun bagaimana hanya 7 goblin melawan ke 50 pasukan Rifki?

Rifki sendiri langsung menghadapi hobgoblin yang dirasa paling kuat, meski hobgoblin adalah yang terkuat bagaimana bisa dia melawan Rifki?

Dengan tubuh tinggi hampir 2 meter dan membawa pedang satu tangan panjang

Dia menyerang dengan ganas, Shuaa shuaa mengayunkan pedangnya dia berusaha memangkas Rifki yang terus menerus menghindari seranganya, meski begitu dia tetap menyerang Rifki terus menerus tanpa lelah.

Setelah beberapa saat tiba-tiba dia tanpa sengaja tersandung pangkal pohon, saat dia kehilangan keseimbangannya, tanpa membuang bahkan sedikit nafas, Rifki bergeser ke sebelah tubuh hobgoblin yang terhuyung huyung dan melambaikan senjata yang di pegangnya.

Swooss

Kepala hobgoblin terpisah dari badannya yang saat ini jatuh ke tanah. Kepalanya juga ikut jatuh ke tanah meski tak lagi bersatu dengan tubuhnya. setelah jatuh kepala itu bergelinding sedikit sebelum ahirnya berhenti tak terlalu jauh dari tubuhnya, dalam kepala itu terdapat wajah yang masih tak percaya bagaimana dia bisa mati.

Setelah para prajurit membereskan para goblin yang tak bisa melawan karena kalah jumlah sangat banyak, Rifki memerintahkan para prajuritnya untuk mengumpulkan mayat goblin, setelah itu dia meminta pasukannya untuk memasuki gua goblin. Rifki berencana untuk melakukan penyergapan terhadap pasukan goblin yang masih berburu di hutan. Rifki juga memerintahkan para prajurit untuk menaruh beberapa mayat di pintu masuk gua. untuk memancing kemarahan para goblin yang baru pulang berburu nanti.

Setelah memasuki Gua itu Rifki memeriksa gua goblin itu dengan seksama, ingin menemukan sesuatu yang mungkin akan memiliki kegunaan untuknya seperti batu penciptaan atau batu pemanggil goblin. setelah sedikit pengamatan Rifki tersadar bahwa ternyata gua itu cukup dalam. Rifki memutuskan untuk terus menjelajah semakin dalam dari gua tersebut berharap menemukan sesuatu yang menarik.

Saat Rifki tengah asik menjelajah kedalaman Gua para prajurit yang bersembunyi di mulut gua mendeteksi pergerakan dari arah hutan, tak lama setelah itu segerombolan goblin sekitar 60 goblin keluar dari hutan terdekat dari desa, mereka di pimpin oleh 5 hobgoblin yang tingginya sekitar 2 meter. melihat ini para prajurit desa Tempest sedikit terkejut, menurut laporan para pengintai di gua ini hanya ada sekitar 50 goblin dengan 4 hobgoblin sebagai pemimpin, namun kenyataannya para goblin lebih banyak dari yang di laporkan dan bahkan para hobgoblin juga lebih banyak dari yang di laporkan. Melihat hal ini Poseidon yang bertugas untuk memimpin pasukan yang bersembunyi memerintahkan mereka untuk menyiapkan senjata dan bersiap untuk serangan kejutan.

Para Hobgoblin dan rombongannya yang baru saja pulang dari berburu terkejut melihat gua markas mereka penuh dengan mayat teman teman mereka, mereka lalu bergegas berlari menuju gua untuk memeriksa gua mereka. Saat mereka semua sampai di mulut gua dan memeriksa mayat teman teman mereka tiba-tiba panah dan sihir menembaki ke arah mereka, untuk para hobgoblin mereka dengan mudah menghindari panah dan beberapa sihir yang mengarah ke arah mereka, namun para goblin normal terkena serangan dan terluka parah.

Setelah serangan menyelinap mereka berhasil pasukan Tempest bergegas ke arah para goblin yang sebagian terluka karena serangan menyelinap mereka, para prajurit perisai yang di lengkapi dengan perisai sederhana dari korik langsung memposisikan diri mereka di depan para penyihir dan pemanah, melihat para manusia yang di lengkapi dengan perlengkapan yang cukup baik ini para Hobgoblin sedikit terkejut, lagipula daerah ini adalah daerah yang cukup terpencil, bagaimana bisa ada kelompok manusia yang memiliki banyak peralatan yang baik ini. meski begitu para Hobgoblin sebagai pemimpin langsung pergi ke arah para prajurit perisai dan mencoba menembus hadangan prajurit perisai, saat mereka akan bertabrakan dengan pasukan manusia itu mereka tiba-tiba berhenti di tengah jalan, mereka tiba tiba merasakan sebuah kehadiran yang merengerikan di antara manusia ini. dari dalam formasi para manusia tiba tiba ada sesosok manusia yang mengenakan pakaian setengah telanjang yang hanya menutupi bagian bawah tubuhnya. dia membawa sebuah tombak yang memiliki 3 mata tombak di ujungnya, orang ini tak lain adalah Poseidon yang membawa tridennya.

Poseidon berjalan perlahan ke luar formasi. saat Poseidon berjalan, para prajurit membuka jalan untuknya lewat. dia melihat ke 5 hobgoblin yang hanya terdiam di tempat mereka berdiri menatapnya dengan ketakutan terpancar dari tatapan mereka, setelah beberapa lama para Hobgoblin menatap Poseidon mereka mulai masuk ke postur bertempur mereka. mereka mengambil senjata masing masing dan bersiap melawan Poseidon. melihat hal ini Poseidon hanya sedikit tersenyum dan mengangkat Tridentnya dan mengarahkannya ke arah ke 5 Hobgoblin, sembari tersenyum dia melambaikan tangannya ke arah para Hobgoblin sebagai tanda profokasi untuk menyerangnya. mendapat Profokasi Poseidon para Hobgoblin marah dan berlari untuk menyerang Poseidon, namun Poseidon menghindari serangan ke 5 Hobgoblin dan berlari ke arah luar gua. Meski dia akan mendapat kerugian akibat dari keluar gua karena lokasi yang luas mengakibatkannya bisa di kelilingi para Hobgoblin dan bisa menyerangnya dari semua sisi, tapi Poseidon tak terlalu memikirkannya. Dia keluar hanya agar para prajuritnya bisa membantai para Goblin yang tersisa.

Sementara itu di kedalaman gua Rifki sedang memeriksa setiap sudut dari gua tersebut, saat dia memasuki sebuah ruangan dia terkejut melihat apa isi dari ruangan tersebut.

Dalam ruang itu ada sekitar 9-10 orang wanita yang telanjang bulat, dan ada beberapa yang perutnya membesar, melihat ini Rifki tercengang. "Kau pasti bercanda" fikirnya. Rifki lalu mencoba untuk mendekati wanita-wanita itu dan memeriksa keadaan mereka.

"Hai kau tak apa-apa?" Tanya Rifki kepada seseorang wanita yang masih sadarkan diri meski dengan kondisinya yang menyedihkan.

"Selamatkan aku, kumohon selamatkan aku" Sambil terisak isak, wanita itu merintih meminta pertolongan Rifki.

"Baiklah aku akan menyelamatkan kalian, tunggu di sini." Rifki tak langsung membawa para wanita ini keluar dari tempat mereka, dia lalu keluar dan memeriksa daerah sekitarnya untuk memastikan bahwa tak ada jebakan atau hal berbahaya lainnya.

Namun betapa terkejutnya Rifki bahwa ternyata tidak hanya wanita manusia yang di tawan, tapi juga ada beberapa laki-laki tampan yang di kurung di sebuah ruangan.

"Apakah mereka juga memeras sperma manusia?" Pertanyaan itu muncul di fikirannya.