Awan gelap mengelilingi sekitar pegunungan Green paradise, beberapa dari mereka berlarian menuju camp, ada juga yang berlari masuk kedalam rumah, mungkin kalian mengira bahwa akan turun hujan disana, tapi tanah bergetar sebab hentakan kaki dan bunyi ketukan tongkat di setiap langkah diantara jejeran pohon cemara dan rumah-rumah.
"Penyambutan macam apa ini?" Teriaknya menggelegar, hingga seorang anak muda keluar dari sebuah rumah mungil beratap bunga-bunga baugenvil.
"Haruskah ku nyalakan kembang api, lalu terompet yang di tiup? Atau pedang yang menghunus menunjukan perlawanan?"
Ia tertawa keras hingga dinding bergetar.
"Oh, Joseph, berhenti, berapa umur mu hingga tertawa sangat keras?"
"Kira-kira setengah umur bumi ini," jawabnya lalu masuk kedalam rumahnya.
Cuaca kembali normal, beberapa dari mereka berhamburan keluar dan berkerumun di depan rumah Joseph.
Joseph, tetua bagi kaum vampire, sekaligus kakek bagi Danial.
Ya, Green paradise adalah kota mistis di dunia pararel lain yang bisa berhubungan dengan dunia manusia, tapi tidak sembarang bangsa vampire bisa keluar masuk ke dunia manusia.
Mungkin, Green paradise adalah tempat tinggal sisa vampir baik atau lebih tepatnya dunia persembunyian dari vampir jahat.
Joseph menghela nafas, "ada beberapa kasus mengerikan di dunia manusia."
"Maksudmu?" Danial terdengar antusias.
"Di kepolisian aku menangani kasus pembunuhan berantai, ya ... aneh dan membuatku berfikir itu perbuatan, Zero," ia berbicara dengan berbisik.
"Zero?" mengernyit.
"Ada gigitan tepat di sekitar pembuluh darah leher, siapa yang berani melakukan itu kalau bukan, Zero?"
Danial mengangguk mengerti, "tapi, kenapa mereka melakukannya?"
"Ku rasa sengaja membuat resah kaum kita."
Danial menghela nafas berat, mungkin sudah saatnya ia keluar dari persembunyian dan menampakkan diri pada Zero serta mencari siapa pemimpin mereka.
Berabad-abad lalu, zero, vampire jahat yang juga mendominasi para vampire bangsawan membantai Royal Vampir, vampir baik.
Perbedaan keduanya sangat jauh, sebab cara mereka hidup juga sangat berbeda biasanya Royal vampire bertahan hidup dengan darah hewan liar atau mendapat pasokan darah mayat dari vampire Royal yang berkerja di rumah sakit di dunia manusia.
Sedangkan, Zero, mereka lebih brutal terhadap manusia dan satu yang selalu mereka impikan menguasai dunia adidaya dengan kaumnya, bahkan ada zero yang bertempat di samping orang-orang terpandang untuk menguasai pikiran mereka, sebab Zero punya kekuatan mengendalikan pikiran siapapun yang ditujunya.
Bukan hanya zero yang berada ditengah kehidupan manusia, Royal vampire juga hidup berdampingan dengan manusia bahkan mereka hampir tidak dapat dibaca oleh mata awam kalau mereka vampire.
Seperti Joseph yang berkerja di kantor polisi sebagai kepala detektif divisi kriminal.
Sesaat, Danial teringat bagaimana kaumnya dibantai, ia mengepal tangannya menahan amarah yang selama ini menguncang dirinya.
Selama itu pula ia mencari Mahler's casteel tempat pemimpin Zero tinggal.
Ia menghela napas menatap peti mati didepannya, ia mengetuknya dengan sangat keras, "bangun, Immanuel, waktunya bertugas," teriaknya sangat keras, membuat yang di dalam peti terbangun dan melompat.
"Kau ini, bisakah sopan sedikit?" Ia menuding Danial dengan ujung busurnya.
Danial duduk di sebuah kursi, menatap Immanuel dengan menyilangkan tangannya di dada, "wah, kau bahkan tidur membawa busur kekasihmu."
Immanuel memeluk busur tersebut, ia menangis, "kau tahu, aku sangat kehilangan dia, aku sangat ... merasa bersalah dia mengorbankan nyawanya demi aku," ia terisak.
Namun, membuat Danial merasa kesal hingga ia memukul kepala Immanuel.
"Kau," ia menunjuk wajah Danial.
Danial memeluknya, "menangislah," ucapnya sambil menepuk pungung Immanuel.
Immanuel melepas pelukannya, "tugaskan aku, aku, Immanuel Luzrige, siap menjalankan tugas, Lord," ia meletakan tangan kanannya di dada.
Danial berbisik, Immanuel mengangguk.
"Aku meninggalkan tanda di telapak tanganmu, ini sinyal diantara kita," Danial menyentuh telapak tangan kiri milik Immanuel.
Immanuel menatap simbol seperti bulu burung merpati, terlihat sangat lembut, " ini lebih seperti pernyataan cinta, " ucapnya.
"Usahakan jangan membuatku repot," Danial memberi peringatan.