Hanya ada mereka bertiga di dalam kamar.
Yu Yuehan dan Xiao Liuliu tertidur dengan lelap. Nian Xiaomu juga merasa lelah karena semua pekerjaan yang dilakukannya sepanjang hari itu.
Tapi, ketika dilihatnya pria yang ada di tempat tidur, ia memaksa dirinya untuk mengumpulkan energinya seketika.
Nian Xiaomu tidak dapat membiarkan dirinya tertidur.
Ia tidak bisa membiarkan dirinya tertidur apa pun alasannya!
Detik berikutnya, ia tidak tahan untuk tidak melirik wajah yang luar bisa menarik itu.
Ketika mata pria itu tertutup, ia tidak terlihat sebegitu terselubung aura sedingin es itu - yang membuat orang menjauh darinya dalam jarak bermil-mil - tapi malah terasa hangat.
Wajah tampan dengan garis yang unik itu; setiap sudut wajahnya seperti karya seni yang dibuat dengan cermat.
Ini adalah pertama kalinya Nian Xiaomu memandangnya sedekat ini. Saat memandangi wajah pria itu, Nian Xiaomu seperti tersedot ke dalamnya ….
Ketika ia menyadari apa yang dilakukannya, wanita itu segera menepuk keningnya.
Dan mengumpat diam-diam.
Mengapa ia bersikap seperti orang bodoh yang sedang jatuh cinta pada saat yang penting seperti ini?
Bahkan jika Yu Yuehan adalah titisan dari surga, pria itu bukanlah seleranya!
Jika Nian Xiaomu tidak sengaja menyentuhnya, ia mungkin akan mati!
Jelas ia tidak boleh tidur di tempat tidur itu sekarang, tapi ia juga tidak bisa tidak tidur sepanjang malam.
Ketika Nian Xiaomu sedang melihat ke sekeliling ruangan itu, pandangannya mendarat di sofa di samping tempat tidur. Matanya berbinar!
Dengan hati-hati ia memindahkan tangan Xiao Liuliu yang sedang memegang ujung kemejanya. Yakin bahwa gadis kecil itu masih tertidur pulas, Nian Xiaomu berbalik dan menuju ke sofa.
Ia meraih sebuah guling dan mengatur posisinya.
Posisi yang cukup baginya untuk melihat Xiao Liuliu.
Setelah sepanjang malam yang penuh cobaan, cahaya putih menerobos samar-samar melalui jendela. Nian Xiaomu sangat lelah sehingga ia tertidur pulas begitu ia menutup matanya.
Segera, kamar yang tenang itu dipenuhi suara mendengkur yang seirama.
Dalam suasana yang sunyi dan tenang ini, pria yang kelihatannya tertidur itu membuka matanya.
Detik berikutnya, sesosok bayangan yang ramping bangkit dan duduk di tempat tidur.
Menopang dirinya di atas lutut yang ditekuk, pria itu memiringkan kepalanya. Matanya sejernih kristal, tanpa tanda-tanda kantuk yang biasanya ada sewaktu baru bangun tidur.
Menatap dengan pandangan menyala ke arah Nian Xiaomu, yang dengan cepat terlelap di sofa, matanya dipenuhi pertanyaan ….
Pengingat dari asistennya terus-menerus melewati pikirannya.
Bahkan orang-orang di sekitarnya tahu bahwa seseorang yang tidak jelas latar belakangnya tidak diperbolehkan tinggal di Vila Yu.
Yu Yuehan telah memecat wanita itu, tapi tidak disangka, Nian Xiaomu kembali bekerja di Keluarga Yu di malam yang sama.
Yu Yuehan menarik pandangannya, melangkah ke sofa, dan menatap wajah tertidur Nian Xiaomu yang tenang dengan kelopak mata tertutup.
Alis mata wanita itu mengerut bahkan ketika ia sedang tidur. Yu Yuehan tidak dapat menahan diri ingin mengulurkan tangannya dan membelai alis Nian Xiaomu ….
"Nian Xiaomu, siapa kau sebenarnya?" gumam Yu Yuehan samar-samar.
"Hmm …." Nian Xiaomu seperti mendengar ucapannya. Ketika ia membalikkan badan, ia hampir jatuh dari sofa.
Yu Yuehan secara naluriah mengulurkan tangannya dan menahan tubuh Nian Xioamu yang jatuh.
Menghela napas lega, pria itu menyadari ada yang salah.
Di dalam genggaman tangannya ada dua bola yang lembut dan bulat; ia tidak dapat mengabaikan apa yang ia rasakan di tangannya ….
Yu Yuehan membeku.
Walaupun ia belum pernah menyentuh wanita mana pun dalam hidupnya, Yu Yuehan tahu persis apa yang telah disentuhnya.
Belum sempat pria itu melepaskan tangannya, orang di dalam pelukannya kelihatannya kedinginan; Nian Xiaomu meraih lengan pria itu ketika ia merasakan kehangatan dari lengan Yu Yuehan.
Yu Yuehan, yang biasanya menunjukkan wajah tanpa perasaan, pada saat ini ekspresinya terlihat berbeda.
Dengan cepat, ia melemparkan Nian Xiaomu ke tempat tidur.
Menatap pada wanita yang tertidur seperti balok
Dengan alis berkerut, Yu Yuehan mendekatinya ketika ia melihat Nian Xiaomu gemetar kedinginan.
Saat pria itu hendak menyelimutinya, wanita itu berbalik tiba-tiba dan mulai mengigau dalam mimpinya.
"Aku akan bertahan hidup …."
Mendengar hal itu, Yu Yuehan dengan kasar menghentikan apa yang sedang dilakukannya, membiarkan tangannya tergantung di udara.
Dan perlahan menyipitkan matanya!