'Crack!'
'Clank!'
Suara retakan yang keras terdengar. Kedua mata Tetua Senior terbelalak kaget saat dia melihat pedang yang bercahaya biru di tangan Feng Ji. Sebelum melihat retakan pada pedang yang dia pegang, dia merasa putus asa.
Beberapa saat kemudian, pedang panjang di tangan Tetua Senior terpecah menjadi dua. Pedang itu terkena serangan Qi milik pedang Feng Jiu. Pedang tersebut terjatuh ke tanah dengan suara nyaring. Di saat yang sama, dia tak bisa menghindari Qi kejam yang terpancar dari pedang itu. Tubuhnya terlempar.
"Argh!"
Tetua Senior kehilangan keseimbangan dan terjatuh beberapa langkah ke belakang. Untungnya, Tetua Keempat yang ada di belakang berhasil menahannya. Tetua Keempat menghindarkan rasa malu Tetua Senior karena terjatuh ke tanah.
"Bagaimana mungkin? Tidak mungkin itu Pedang Ujung Biru!"
Tetua Senior menatap dengan tidak percaya. Dia melihat pedang legendaris yang memancarkan cahaya biru di tangan lawannya itu. Cahaya yang terpancar itu sungguh cerah dan cemerlang. Di seluruh negeri, hanya Pedang Ujung Biru legendaris yang bisa memancarkan warna biru secerah itu!
Bukan hanya dia, tapi Tetua Keempat dan Tuan Kedua dari keluarga Xu juga menunjukkan keheranannya pada saat itu. Tetapi selain rasa heran dan terkejut, ada juga keserakahan yang terlihat di mata mereka. Mereka menginginkan pedang legendaris di hadapan mereka.
Pedang Ujung Biru yang legendaris. Itu adalah pedang yang paling legendaris di antara legenda-legenda lain!
Pedang Ujung Biru yang telah menghilang selama bertahun-tahun, tiba-tiba muncul kembali hari ini. Pedang itu tepat berada di hadapan mereka. Bagaimana mungkin mereka tidak bersemangat? Bagaimana mungkin mereka bisa menahan keinginan untuk memiliki Pedang Ujung Biru itu?
Ujung Biru itu diarahkan miring ke tanah. Cahaya birunya terpancar. Pakaian merah itu tertiup oleh angin saat aura haus darah terpancar dari tubuh Feng Jiu.
Feng Jiu menatap wajah-wajah orang yang sedang terkejut. Dia juga melihat keserakahan dalam mata ketiga pria itu. Bibir Feng Jiu menyeringai seram saat dia berkata: "Siapapun yang melihat pedang ini harus mati!"
Saat suaranya terdengar, sosok berpakaian merah itu segera menyerang seperti iblis. Tetapi, dia tidak bergerak ke arah Tetua Senior dan Tetua Keempat. Tetapi sebaliknya, Feng Jiu malah berbalik. Pedang Ujung Biru di tangannya bergerak. Gelombang Qi merobek udara.
"Argh!"
Tuan Kedua dari keluarga Xu benar-benar tidak sadar kalau lehernya sudah tersayat!
Hal itu terlalu mendadak baginya. Itu membuatnya tidak bisa bertahan. Dan itu juga terlalu cepat!
Kedua mata Tuan Kedua keluarga Xu masih terbelalak tidak percaya hingga ajal menjemputnya. Hatinya masih dipenuhi kebencian sampai dia mati...
"Tuan Kedua!"
Tetua Senior dan Tetua Keempat berteriak ketika melihat sosok itu terjatuh dengan badan yang kaku. Hanya dengan satu kedipan, nyawa Tuan Kedua mereka telah melayang tepat di hadapan mereka.
Pedang itu bergerak dengan sangat cepat sehingga darah tidak mengalir keluar dari tenggorokan Tuan Kedua. Sampai tubuh itu terjatuh dan menggerakkan luka sayatan di lehernya, barulah darah menyembur keluar. Darah itu membuat sekelilingnya berwarna merah terang...
Dia adalah saudara yang paling disayangi oleh Kepala Rumah. Sekarang, dia juga telah mati... Mereka benar-benar tidak bisa membayangkan seberapa besar kemarahan Kepala Rumah saat mereka kembali.
Melihat ekspresi pada wajah kedua pria itu, Feng Jiu tertawa dan berkata.
"Apa kalian benar-benar berpikir bisa keluar dari sini hidup-hidup?"
Sejak Feng Jiu menghunuskan Pedang Ujung Biru, dia tidak membiarkan mereka bertiga keluar hidup-hidup dari sini.
[Gang kecil ini akan menjadi tempat peristirahatan terakhir mereka!]
Mata Feng Jiu pun menyipit. Kilatan dingin melintas di dalam mata itu. Aura pembunuhnya terlihat jelas. Sosok berwarna merah itu segera bergerak menuju kedua pria itu. Dia menjentikkan Pedang Ujung Biru dengan tangannya. Qi yang dingin dan tajam dari pedang itu keluar lalu berubah menjadi pedang saat terbang ke depan!
"Bunuh dia!"
Kedua pria itu berteriak penuh dengan amarah. Tetua Senior memegang pedang yang patah di hadapannya sambil maju ke depan. Sedangkan Tetua Keempat menghunuskan pedangnya untuk menyerang secara bersamaan. Kedua pria itu menggabungkan serangan mereka. Aura yang kuat dari Master Warrior menembus gang kecil itu sehingga udara sekitar terasa sesak.
'Clank! Schink! Schink!'
Saat pedang yang berbenturan mengeluarkan aliran Qi tajam, suara pertarungan pedang terdengar tiada henti. Rasa takut merayap ke dalam hati kedua pria itu secara perlahan saat mereka tertelan oleh aura pembunuh Feng Jiu yang haus darah. Ditambah lagi dengan serangannya yang mematikan dan bertujuan untuk membunuh. Semuanya dilepaskan dengan sangat tepat. Itulah yang membuat kedua pria tersebut merasa kewalahan dan sedikit bingung.
"Tidak!"