Pernikahan di laksanakan tujuh hari tujuh malam. Nyanyian, tarian dan alunan musik mewarnai pernikahan itu.
Para wanita penghibur ada di antara para orang penting dalam istana. Mereka memakai jubah yang minim sambil menuangkan minuman pada para orang penting.
Xing Xing tidak menyukainya. Dia juga seorang wanita. Apalagi banyak para orang istana yang mulai bersikap kurang ajar pada gadis penghibur. Bahkan ada beberapa gadis penghibur yang jubahnya tidak karuan karena rabaan dan tarikan nakal mereka.
Beruntung mereka melakukan hal lebih lanjut pada gadis penghibur itu karena harus menjaga wibawa mereka di depan Ratu dan Raja baru mereka.
Xing Xing harus menahan ketidaksukaannya. Xing Xing tau dia harus menyenangkan orang penting istana. Dia membutuhkan dukungan saat ini.
Makanan dan minuman melimpah ruah. Apa lagi Jiang Ming telah pulang dengan selamat membawa kemenangan beserta semua yang telah di curi. Bahkan jumlahnya berlipat lipat ganda.
Jiang Ming pulang tepat hari pernikahan Xing Xing dan Wei Su.
Semua rakyat bersuka cita. Mereka ikut merayakan pernikahan ratu mereka dengan raja yang baru beserta kemenangan yang kerajaan mereka terima.
Xing Xing memiliki fisik yang lemah. Apa lagi dikarenakan kehamilan Xing Xing, dia harus lebih cepat kembali ke dalam istana untuk beristirahat. Wei Su dan semua orang memahami itu. Apalagi ini adalah waktu mendekati kelahiran.
Ini pula sempat menjadi perdebatan sengit semua orang. Tradisi mengharuskan tujuh hari tujuh malam. Namun, tubuh Xing Xing sangatlah tidak kuat.
Wei Su sebagai Raja Baru harus tetap disana menemani para tamu.
Wei Su mengerti keadaan Xing Xing segera memperbolehkan Xing Xing. Dia tak mau suatu yang buruk terjadi pada Xing Xing.
Kepergiaan Xing Xing dari acara di ikuti Ni Yu beserta beberapa pelayan lain. Pada saat bersamaan, Wei Su sedang memberikan penampilan tarian pedang bersama beberapa prajurit di acaranya.
Ini hari ketujuh sudah pasti Wei Su harus menampilkan sesuatu sebagai raja
Ling Xue sedang duduk di dua tingkat bawah tingkatan singgasana Xing Xing dan Wei Su. Dia memakai jubah hitam bermotif keemasan. Mengenakan mahkota dan aksesoris sederhana berbeda dengan Xing Xing sang ratu.
Dia menggedong Wei Ping yang menangis karena suara bising yang di hasilkan gendang yang mengiringi penampilan suaminya.
Dia tidak memiliki keistimewaan seperti Xing Xing. Dia harus tetap disini menghadiri acara. Bisa saja Wei Ping di bawa oleh pelayan. Namun, dia tak sanggup meninggalkan Wei Ping.
Kedudukannya kini menjadi seorang selir istana. Wei Su bukan lagi seorang Jendral. Dia juga bukan lagi menjadi seorang istri jendral.
Tangisannya tak akan berarti apa apa.
Memanglah karena melahirkan Wei Ping, dia menjadi istri pertama Wei Su. Namun, dia harus menjadi selir karena yang memiliki kedudukan tinggi adalah Xing Xing. Dia harus mengalah karena posisinya.
Xing Xing yang berjalan di iringi para pelayannya, tiba tiba di hadang seseorang