Nita dan dokter edwin masih terus berdiri saling memandangi satu sama lain. Ketika dokter edwin merasa seperti sebuah mimpi dapat melihat nita dari dekat. Justru sebaliknya dengan nita, dia merasakan ketidaknyamanan karena harus bicara dengan laki-laki yang walaupun adalah sahabatnya tapi yoga sendiri yang sengaja mengantarnya agar mereka bisa bicara.
"Duduklah " dokter edwin akhirnya bicara lebih dulu.
"Kalau kamu terlalu lama berdiri nanti bisa-bisa partus hari ini! " ucapnya kembali.
Kedua mata nita membulat, "ucapan itu doa dokter! "
"Jahat sekali mendoakan aku seperti itu! " dia merubah wajahnya menjadi kesal.
Tawa dokter edwin muncul, "ayo duduk "
Nita terduduk di kursi yang berjajar rapi di samping dokter edwin, kedua tangannya memainkan pensil yang dia beli dari anak laki-laki bernama kai tadi. Dia sengaja memegangnya supaya tidak terlihat gugup.
"Terima kasih sudah mau mengantarku " ucap dokter edwin.