"Ayah " panggil axel sedikit menarik lengan baju yoga, dia ingin ayahnya itu mensejajarkan posisinya dengan tinggi badan axel.
Mereka berdua berdiri diantara kerumunan orang-orang yang masih mengikuti acara pemakaman elsa.
"Ada apa? " suara yoga terdengar pelan oleh axel.
"Ayah ajak saja bubu menunggu di mobil, mungkin upacaranya akan sangat lama. Kalau dia terus berdiri seperti itu kasihan bubu "
Yoga menoleh ke arah nita yang berdiri disampingnya, lalu senyumannya muncul. Melihat sosok istrinya itu tidak seperti yang axel ucapkan, kekhawatiran putranya itu pada nita sangat besar. Terlebih ketika dia harus kehilangan elsa yang menjadi ibu kandungnya dalam hidupnya, sepertinya dia menjadi sangat begitu perhatian pada ibu sambungnya.
"Kamu saja yang ajak bubumu " yoga justru berbalik, "kamu juga harus istirahat setelah semalaman tidak tidur "