Nita memperhatikan setiap gerakan ibu mertuanya mengaduk masakannya dalam kuali yang berada di hadapannya, dia dengan begitu hebatnya menabur setiap bumbu dengan takaran yang sepertinya sudah dihitung oleh tangannya dengan begitu ajaib.
"Kenapa melihat seperti itu? " tanyanya, dia memandangi nita yang hanya berdiri di belakangnya.
"Kamu tidak mau membantu ibu memasak? "
Nita tersenyum kecil, "saya bantu memotong sayuran atau mengambilkan sesuatu yang dibutuhkan ibu saja, tidak akan membantu memasak "
Jawaban nita itu membuat kening ibu mertuanya itu berkerut, "kenapa tidak membantu memasak? kamu tidak takut aku sebut menantu yang malas? "
"Karena kalau ibu sudah memasak, apapun yang bisa saya masak akan jauh jika dibandingkan apa yang dimasak ibu. Semua masakan seorang ibu itu lebih enak dari makanan hebat manapun " jawab nita dengan senyuman, "pasti pak dokter sudah lama merindukan masakan ibu "