Chereads / Virtual Reality : Perang Dunia / Chapter 9 - Kota Kecil Harpen

Chapter 9 - Kota Kecil Harpen

Hamparan tanah tandus dengan tulang-tulang yang berserakan, tanah merah yang berubah karena darah. menunjukan tempat ini adalah medan perang di masa lalu.

Di suatu tempat terdengar suara teriakan yang menggelenggar membuat tanah tandus yang sunyi menjadi riuh seperti dimasa lalu, dimana saat itu teriakan, darah, hentakan dan erangan berada dimana-mana.

"Majuuu" Seorang pria berteriak sambil berlari kedepan di ikuti suara teriakan prajurit yang berada belakangnya.

"Ahhh...!!"

Kai berlari kedepan, dia diikuti oleh prajurit compang-camping.

Musuh pun tak tinggal diam mereka juga berlari kearah kai dan sekutunya.

Mendekati musuh, kai menekan kakinya ditanah kemudian melesat kedepan. dengan melesat, kai menambah kecepatannya dan dalam sekejap dia berada di depan musuh. kai mengarahkan ujung pedangnya kearah jantung musuh dan menusuknya dengan akurat.

Tidak bisa menghindar, musuh tertusuk dan mati dalam sekejap.

Kai tidak langsung menarik kembali pedangnya, dia mengarahkan tubuh miliknya kekiri dan menendang musuh yang berada dikiri dengan kaki kanan, musuh terdorong kebelakang.

Melihat musuh terdorong kai hendak mencabut pedangnya dan menebas musuh yang terdorong, akan tetapi sebuah tebasan datang dari kanan, kai terpaksa harus mengurungkan niatnya dan melakukan pertahanan dengan menaikan sarung pedang keatas dan menahan serangan tersebut.

kai melepaskan pedang miliknya dan memegang sarung pedang dengan dua tangan. dia menghempaskan pedang lawan dan menendangnya sebelum menghantam sarung pedang ke kepala yang menyebabakan lawan terhuyung jatuh.

Kai tidak lagi menyerang meskipun lawan sudah tidak berdaya, dia melihat pedang miliknya dan menariknya kembali.

Kai mengarahkan padangan kemusuh yang dia tendang sebelumnya.

Prajurit compang camping tersebut menatap kai dengan tajam lalu maju kearah kai sambil mengayunkan pedangnya. kai tidak menghindar dan menganyunkan balik pedangnya kearah musuh ' ting' suara benturan besi terdengar. tubuh kai bergerak maju dan melakukan dorongan dengan pedangnya, yang kemudian diikuti dengan tebasan miring ke bawah. musuh yang terdorong kebelakang terkena sayatan pedang, dan kai melanjutkan serangannya dengan menendang kaki musuh yang menyebabkan dia terjatuh dan kai memutar pedangnya kebawah lalu menusuk jantung musuh.

"Dua mati, tinggal delapan" kai bergumam kemudian menarik napas dan melihat sekeliling.

Setiap sekutu mempunyai lawan masing- masing, ada dua lawan tiga, satu lawan satu dan satu lawan dua

Meskipun berbeda jumlah para sekutu tidak kalah, mereka berada dalam keadaan seimbang tapi jika itu berlanjut maka para sekutu akan kalah karena perbedaan jumlah.

Kai melihat lawan yang sebelumnya terhuyung kebawah, dia mencoba bangun dan kai menendangnya di perut, membuatnya berguling. kai lalu memotong lehernya.

Dia berlari kearah sekutu yang sedang melakukan satu lawan dua dan memotong leher musuh dari belakang ketika musuh fokus kedepan lalu menebas yang satu lagi di punggung membuat sekutu bisa membunuhnya dengan mudah.

Kai dan sekutunya berlari menuju 2 lawan 3 dan membunuh mereka dengan mudah, selanjutnya pertarungan menjadi mudah dan berakhir dalam sekejap. kai mengambil 6 musuh sedangkan sisanya berhasil di ambil sekutu.

"Ini terlalu mudah tidak ada tekanan sama sekali" ucap kai.

"Tentu saja, ini adalah tutorial. lanjut atau istirahat ?" jawab pria paruh baya sama bertanya kepada kai.

"Lanjut" ucap kai santai saja seakan-akan pertarungan sebelumnya hanyalah pemanasan.

pria paruh baya mengangguk.

"Tahap tiga !! 20 v 20 di mulai"

Sama seperti sebelumnya partikel-partikel merah muncul dan membentuk prajurit compang-camping.

Kali ini kai tidak menyerang duluan dia menunggu lawan maju. melihat kai tidak maju, prajurit sekutu pun tidak ikut maju. mereka berdiri diam dan melihat musuh yang berlari maju mendekati mereka.

'Jika aku tak maju mereka juga tak maju ya?! Heh.., gamenya benar-benar tak membiarkan pemain menang dengan mudah' pikir kai.

Musuh berlari kearah pasukan kai dengan wajah penuh keganasan. dua puluh mata merah dengan wajah menyeramkan mendekati. hal tersebut membuat rasa ingin bertarung kai naik dan rasanya dia ingin menerjang langsung kearah musuh dan mulai mengayunkan pedangnya.

Tapi kai tidak maju, kai menunggu musuh mendekat kearahnya saat musuh hampir mencapai pasukan baru lah kai bergerak.

Kai kembali menekan kakinya ketanah erat-erat dan mengambil ancang-ancang, kemudian dia meluncur dan saat dia sudah dekat dengan musuhnya kai melompat dan mengayunkan pedangnya kebawah, musuh terkejut dengan serangan teersebut, sebelum musuh sempat menahan pedang kai, pedang miliknya mengenai kepala lawan dan turun kebawah hingga mencapai dada musuh.

Tubuh lawan terbagi dua dan jatuh kebawah.

Prajurit tersebut mati.

Kai tak melihat kearah musuh yang baru saja mati, dia bergerak menuju kearah musuh yang lain dan mulai menebas pedangnya 'one hit one kill' adalah apa yang terjadi ketika kai mulai menebas pedangnya.

Akurasi dan kelincahan adalah kata yang tepat untuk menunjukan aksi kai.

Menebas setiap musuh tepat di leher mereka, lalu menghindar sebelum menebas kembali leher lawan adalah apa yang kai tunjukan pada aksinya. kai terlihat seperti mesin pembunuh yang bergerak kesana kemari seraya membantai lawannya.

Dimana dia lewat musuh terjatuh mati, bagaikan sebuah kematian yang lewat setiap nyawa yang berada di jalan tersebut hilang.

Dengan berkurangnya musuh satu persatu, pertahanan musuh mulai runtuh dan dalam sekejap pertarungan pun menjadi pembantaian. prajurit sekutu mulai membunuh para musuh dengan mudahnya.

Pertempuran berakhir cepat dengan prajurit sekutu kai yang hanya lima orang mati. tapi itu tidak penting karena mereka akan hidup kembali di tahap selanjutnya.

"Huff..." kai mengeluarkan nafas kemudian mulai melompat-lompat siap akan pertempuaran selanjutnya.

"Kerja bagus prajurit muda, tak kusangka kau memiliki skill yang tinggi" pria paruh baya melihat ke arah kai dan mengangguk menunjukan apresiasinya.

Melihat kearah pria paruh baya kai hanya tersenyum dan berkata.

"Aku siap untuk tahap selanjutnya"

Pria paruh baya yang selama ini memasang wajah ketat pun melonggarkan wajahnya dan tersenyum kepada kai.

"Ini adalah tahap terakhir dan aku yakin kau akan sukses. tahap 4 lima puluh lawan lima puluh dimulai"

100 prajurit compang-camping berdiri di tanah tandus. kedua belah pihak menatap satu sama lain kemudian pihak lawan mulai meraung dengan keras dan berlari maju kedepan. mereka terlihat seperti rombongan binatang buas yang maju tanpa takut akan mati.

Melihat musuh yang maju kai tersenyum dengan wajah tenang, matanya bersinar menunjukan gairah, darah di dalam tubuh kai mulai mendidih membangkitkan niat bertarungnya dan tanpa berkata apapun kai berlari menuju ke musuh.

Kai sangat senang dengan pertempuran seperti ini semakin banyak musuh semakin tinggi gairah kai. saat kai masuk ke dunia fantasy dia sering melawan banyak musuh sendirian untuk melampiaskan rasa frustasi dan amarahnya dimana dia berakhir mati tapi kai tidak peduli.

Kai hanya ingin bertarung dan melampiaskan perasaanya setelah melewati banyak pertempuran kai pun menjadi ahli dalam pertarungan dengan banyak musuh dan menjadi terkenal. bahkan setelah kai memasuki guild dia terkadang tetap melawan banyak musuh sendiri tanpa memanggil bantuan.

Spesialis kai adalah bertarung dengan banyak musuh, tapi bukan berarti kai lemah dalam hal 1 lawan 1. hanya saja saat bertarung melawan banyak musuh kai suka dengan tekanan yang diberikan musuh di sekelilingnya, sehingga bisa membuat kai dengan leluasa menggila.

Dan perasaan itu tak bisa di dapatkan dengan 1 lawan 1 dimana kau harus bertarung dengan tenang untuk memprediksikan serangan lawan dan berpikir strategi untuk serangan selanjutnya.

Melihat kai maju para prajurit sekutu pun mengikuti di belakangnya, mereka mengangkat pedang dan meraung seperti prajurit musuh.

Berbeda dengan prajurit musuh yang meraung seperti binatang buas, raungan prajurit sekutu lebih seperti raungan tentara di medan perang yang meningkatkan semangat dalam pertempuran.

Kedua belah pihak bertemu dan menyerang satu sama lain, darah pun mulai bertebaran di mana-mana diringi dengan suara gerangan kesakitan. medan perang pun menjadi tempat yang penuh dengan kekacauan dan kegilaan.

Kai yang seorang spesialis pertempuran seperti ini menjadi seperti ikan yang berada dalam air, dia bergerak dengan leluasa, cepat, dan Menyerang dengan akurat. kontrol tubuh yang sempurna membuat kai menyerang dan menghindari serangan musuh disaat yang tepat. kai melakukan serangan dengan pedang, menangkis lawan dengan sarung pedang dan menggunakan teknik kaki untuk menghindar.

Waktu pun berjalan, mayat-mayat yang terbaring di tanah pun mulai meningkat pertempuran kedua belah pihak mulai mencapai puncaknya.

Kedua belah pihak tidak bertarung menggunakan strategi hanya maju dan menyerang musuh yang ada di depan.

Kai yang menyerang dengan sengit mulai mendapatkan beberapa luka goresan. tapi kai tidak mundur, dia tetap menyerang dan menyerang dengan penuh semangat.

Bau darah yang mengelilingi kai dan tekanan yang berada di sekitarnya membuat kai merasa hidup 'ini dia' gumam kai dalam hati. dengan nafas dan tubuh yang berat gerakan kai sedikit melambat tapi kai tak peduli dia tetap menebas musuh di sekelilingnya.

Saat tidak ada lagi musuh disekilling, kai melihat sekitar dan dia melihat musuh yang terakhir mati.

Kai menarik nafas dalam-dalam kemudian tersenyum dan duduk beristirahat.

Pertempuran berakhir dengan prajurit sekutu tersisa 28. hampir setengah prajurit sekutu mati di pertempuran tapi kai tidak peduli, dia merasa bahagia dengan pertempuran yang baru saja di lewatinya.

Sejak fantasy di tutup kai merasa bosan, tak ada kegiatan di dunia nyata yang membuatnya merasa hidup. sejak kai memasuki dunia fantasy hidup kai mulai bergantung pada fantasy karena disinilah kai bisa dengan leluasa bertarung dan melampiaskan emosinya. tapi meskipun kai bergantung pada fantasy, kai tidak berlebihan sampai menganggap fantasy adalah dunia nyata baginya, karena hanya mereka yang tidak waraslah yang melakukan itu.

Bagi kai dunia fantasy adalah dunia dimana dia hidup hanya untuk bertarung.

Pria paruh baya yang selalu menonton pertempuran dari jauh pun datang menghampiri kai.dia melihat kai dan tersenyum seraya berkata.

"Selamat kamu melewati tutorial. kamu adalah prajurit yang tangguh dan aku melihat bahwa kau sangat menikmati pertempuran ini. tapi karena kau terlalu menikmati pertempuran banyak prajurit yang gugur, jika saja kau menggunakan sedikit strategi pasti pertempuran akan berakhir dengan mudah dan para prajurit pun akan tersisa lebih banyak. sayangnya kau larut dalam dunia mu sendiri" pria paruh baya menghela nafas dan menggelengkan kepalanya

Kai hanya tersenyum diam karena dia tak peduli dengan apa yang dikatakan pria paruh baya.

"Kamu cocok menjadi prajurit tapi tidak komandan" pria paruh baya pun mengambil gulungan kemudian memberikannya kepada kai" ini hadiah mu prajurit muda"

Kai mengambil gulungan dan memutuskan untuk melihat isinya nanti.

"Baiklah prajurit muda ini akhir dari pertemuan kita, sampai bertemu di lain waktu !!" Ujar pria paruh baya.

Kai kemudian menghilang dari tanah tandus.

Pria paruh baya melihat kearah langit dengan mata yang bersinar penuh harapan dan bergumam.

"Aku harap anak dewa bisa menyelamatkan benua malaka"

Sama seperti sebelumnya padangan kai menjadi gelap dan saat kembali normal kai melihat sebuah gerbang dan dinding batu yang tak terlalu tinggi kemudian kai melihat papan nama di atas gerbang yang bertuliskan HARPEN.