Lupa dengan tawa itu, sering kali membangunkanku dari lamunan.
Dalam kantuk dan bising suara obrolan dia terpojok asik menikmati layar ponselnya,
wah benar si alis tebal alias Jeon Yun .
Saat pukul 10.30 bergegasan dia meninggalkan kelas
"Hana ngapain ayo cepat ke kantin" sembari ucapnya .
Aku yang tak bisa menolak dan terus mengikutinya dengan luyuh
"mau makan apa"
"Sama in aja" jawabku singkat.
Tak habis pikir selera makannya yang bersemangat membuatku ikut tersadar juga dari sisa begadang semalam.
Kira-kira 1 tahun lalu awal pertemuanku dengan nya saat aku masuk bangku SMA,
dia yang ceria dan tanpa basa-basi mendekatiku dan mencoba berteman
" hay, aku Jun Jeon Yun aku dari SMP 2 SEBOUM senang berjumpa denganmu, semoga kita akur ya " sapaan nya dari bangku sebelah ku.
Aku yang pemalu hanya terdiam.
Selang berapa lama dia terus mendekatiku, dari berjalan ke arah sekolah, makan di kantin, waktu istirahat bahkan mengikutiku pulang. Itu membuatku tak nyamam dan akhirnya mulai meresponnya
"kenapa kau terus mengikutiku" tanyaku
"aku ingin berteman dengan mu lebih dekat, bolehkah?" basa-basi.
Aku yang tidak ingin berfikir pusing kuiyakan saja ajakannya tapi dengan syarat
"jangan membututiku seperti kucing"
"Ok kalau begitu aku akan berjalan disebelahmu sebagai gantinya"
katanya sembari berjalan pulang dengan sumringah.
2 minggu tak terasa setelah berteman dengannya , hal-hal kocak yang terus dia perlihatkan untuk menarik senyumku membuatku nyaman di dekatnya.
Bahkan saat waktu UTS tiba sempat- sempatnya dia mengirimiku materi yang sudah dirangkum sedemikian rupa untuk mempermudah belajarku.
Tak heran dikenal charming oleh teman-teman perempuanku bukan hanya wajahnya yang imut , pintar, dia juga tidak sombong seperti kebanyakan orang cerdas.
Aku yang mendapat banyak bantuan darinya membuatku girang saat pengumuman hasil UTS keluar.
Tak disangka aku yang berada di nomor 86 semester lalu masuk ke 20 besar siswa- siswi yang memperoleh nilai terbaik UTS semerter 2 ini.
Karena senangnya Aku berlari ke taman menghampiri Jeon Yun yang sedang menikmati cemilannya, nafasku tersegal-segal
" Eh eh , yun yun... luh , "
"ada apa duduk dulu napa ambil napas"
"tau gak nilai aku naik ke urutan 20 besar , Jeon Yun" kataku masih tak percaya.
"wah beneran ini Kim Hana, kamu hebat👍🏿 "
"selamat ya😇"
"aku bilang apa kamu tuh berpotensi, asal mau giat belajar aja pasti bisa"
senyumnya merekah menyertai kebahagianku.
Minggu malam untuk merayakan kenaikan nilaiku mama ku membuat syukuran kecil-kecilan bersama tetangga tak lupa Jeon Yun juga diundang, tapi karena syukuran kebanyakan ibu-ibu teman mamaku , setelah menyantap makan malam aku disuruh masuk belajar diruang tengah bersama Jeon Yun dan Ye na ( namanya lengkapnya adalah Kang Yena teman sekolah yang rumahnya disebelahku).
Karena si Ya na anaknya malas dia cepat bosan dan malah tertidur tengkurap di meja, kami yang masih asyik mengerjakan tugas matematika lupa bahwa Ye na sudah tertidur. Karena asiknya belajar penghapus yang kami gunakan terjatuh.
Aku pun berjongkok ingin mengambilnya, namun di sisi lain ternyata Jeon Yun juga ikut berjongkok akhirnya karena sempit kening kita saling terbentur
"ah " kataku kesakitan
"sorry sorry aku gak sengaja, coba ku lihat " Jeon Yun seraya mengecek keningku.
Aku termenung sejenak tanpa kata-kata seolah jantungku berhenti saat dia memegang keningku yang membentur kepalanya.
Dia beranjak berdiri mengambil salep anti lebam untuk mengobati keningku yang kemarahan , dia oleskan sedikit demi sedikit.
"udah gak papa udah gak sakit ko" kataku malu
"udah diam dulu bentar lagi kelar" sahutnya.
Aku yang dari tadi gak karuan terburu-buru berdiri sehingga gelas yang disebelahku tersenggol
"sett" tumpah ke baju Jeon Yun.
aku yang panik mengambil handuk untuk mengeringkannya
"aduh gimana nih basah semua" panik ku.
"udah gak papa"
Jeon Yun sembari memegang tanganku yang sedang mengeringkan bajunya , tanpa ragu-ragu
"Hana aku suka kamu" katanya sembari menunggu responku,
aku yang kaget cuma melongo
"A"
"Gimana na, aku tau kamu juga suka aku"
Bingung mau jawab apa karna udah ketebak juga persaaanku aku hanya mengangguk.
Melihat respon positif dari aku, dia tersenyum
"Boleh ya na" ucapnya seri
Aku yang bingung dengan maksud ucapannya hanya diam
Lama kelamaan wajahnya mulai mendekatiku lebih dekat lagi dan lagi dan bibirnya medarat dibibirku aku kaget (yah ini yang dia maksud) aku pertamanya tak merespons tapi lumatan halus itu membuat ku terpejam dan mengikuti suasana, kurang lebih 10 menit kami berciuman membuat ku terbawa arus sendiri. bunyi klakson mobil menyadarkan kami , kami pun beranjak duduk ketempat semula, kami sama-sama canggung usai kejadian itu pertama kalinya berciuman setelah saling mengetahui perasaan masing-masing, tak selang lama Ye na terbangun " apa aku ketiduran", "ah ya" jawab kami gugup. Untung Ye na tidak tahu dan tak merasa ada yang aneh dengan kami dia hanya meminta maaf karena ketiduran dan tak membantu menyelesaikan tugas Matematika. Jam dinding menunjukan pukul 22.40 WIB, ibu memangilku dan teman-teman yang lain, menyarankan Ye na dan Jeon Yun untuk pulang karena sudah malam.