Chereads / Everything Passed / Chapter 4 - Moment

Chapter 4 - Moment

Sesampainya dikantor polisi, kami ditanya lebih detail tentang kejadian barusan.

Jeon Yun menjelaskan spesifik kejadian dari awal hingga akhir keributan itu sampai terjadi.

Petugas pun mengerti tentang keterangan Jeon Yun, petugas meminta kami untuk berdami dan membayar denda atas fasilitas yang dirusakan.

Karena tidak ingin memperkeruh masalah paman itu pun setuju dan kami berdamai.

Kami langsung pergi dan mampir ke apotik terdekat membeli salep.

Dalam arah pulang kami terhenti di dekat taman.

"ayo duduk dulu"

ajakku untuk beristirahat sejenak

"Jeon Yun , apa terlalu sakit , sini biar aku obatin "

mukanya penuh dengan lebam

"Gak papa aku bisa sendiri ko"

"sudah gak usah keras kepala, sini" marah ku khawatir .

Tapi dia kekeh karena dia merasa ini salah dia juga, dia menyesal tak bisa mengontrol emosinya.

"Hana maafin aku ya, gara-gara aku kamu kena masalah. harusnya tadi aku gak kelewatan"

"sudah jangan dibahas lagi"

"Kamu sudah benar ko, berkat kamu juga aku sangat terlindungi"

Lalu oleskan sedikit demi sedikit ke bagian yang biru itu

"aw" rintihnya kesakitan

"Oh maaf maaf aku akan lebih pelan lagi"

Melihat dia babak belur gitu membuat aku tak kuasa menahan tangis ku.

Bendungan kolam pun akhirnya tumpah sehingga air mataku pun mengalir deras.

"Hana kamu kenapa" tanyanya?

"Kenapa harus menyakiti dirimu" terbata-bata

"bagaimana ini kamu terluka"

"apa yang harus ku lakukan ini pasti akan membekas "

makin lama aku pun tangisku bersuara

" huhuhu😭😭".

😭😭😭😭😭

Jadinya Jeon Yun kebingungan dengan Histeris nya aku.

" udah Hana jangan nangis" menenangkan ku

" aku udh gpp beneran suer" menunjukan kelingkingnya ( berjanji)

"Beberan"

"iya...😁"

jawab nya sembari mengusap air mataku.

"Hana kalau kamu terlalu begini terus gimana aku bisa nahan diri aku" dia melanjut pembicaraannya .

" hmm" aku bingung?????

Dielusnya rambutku, aku merasa kasih sayang lembutnya dari seorang kekasih yang membuatku merasa aman.

"Hana " pangilnya

"hmm, iya "

"Hana "

" iya "

" aku gk mau kamu pulang "

"hmm " aku benar-benar kebingung kali ini

Lama kelamaan aku gugup dan serasa disambar petir dengan ucapan nya barusan.

Aku pun berdiri dan hendak pergi, tapi dia menarik tanganku sehingga posisiku kembali duduk lalu mengecup bibir ku mesra.

sontak aku berfikir ah apa an ini.

Apa ini ajakan yg ditunjukan tadi, ( menghabiskan malam bersama)

Akupun kacau " Jeon Yun " sontak ku menjauh

Dia terlihat kecewa

"maaf Hana"

Dia menjauh pergi tapi aku yang bimbang langsung mengejarnya dan meyakinkannya bahwa aku siap

"Jeon Yun , ayo " ajakku pergi

Sampailah aku didepan motel.

Aku tak Lupa mengirimkan pesan ke mama ku agar mereka tak khawatir

aku berbohong lagi!!!

"ma aku nginap di rumah Ye na ya dia sendirian orang tua nya sedang ke luar kota , aku ingin menemaninya"

" Ye na ? "

" iya " jawab ku singkat

" yaudah temani dia , tadi ibunya juga berpesan pada mama nitip Ye na, tapi besok pulang ke rumah dulu ya ajakin sarapan sekalian sebelum ke sekolah "

" Ok ma , makasih 😘"

Kembali ke Jeon Yun kami pun akhirnya masuk dan memesan kamar , sesampainya dikamar no 301 aku ragu-ragi untuk membuka pintunya. Jeon Yun melihat keraguan ku, namun karna aku sudah menetapkan pilihan aku pun mengajaknya masuk.

Kami sama-sama terdiam canggung, Jeon Yun memulai obrolan

" Hana aku mau , mandi dulu "

" oh " sahut ku terkejut

" ahh ya " jelasku

Jeon Yun pun mandi dan aku masih terpaku di sofa merah itu

5 menit belalu Jeon Yun keluar dilihatku dagu yang tegak itu di dalam handuk putih yang ia kenakan

Seakan jantungku ikut copot dibikin grogi oleh pesonanya

" Hana kamu gk mandi " tanyanya?

" ohh iya , iya mandi ko mandi " gugupku.

Dia hanya menyeringai melihat ekspresiku.

aku pun masuk kamar mandi, setelah lama aku gak keluar- keluar karena masih bimbang dengan keputusan ku.

Dari luar Jeon Yun mengetok pintu kamar mandi

" Hana Kamu gak papa "

" ah iya aku gak papa" sahut ku.

" oh syukur lah kalo gk ad ap apa "

cemasnya dikira aku pingsan di dalam kamar mandi .

" udah " aku keluar membuka pintu

Dia masih tenang di dekat jendela memandangi suasana malam ini

Akupun punmenghampiri nya dan memeluknya dari belakang.

" Jeon Yun " senyumku

Jeon Yun berbalik ke arahku

" hmm , hana kamu bener gak papa "

anggukku pelan mengiyakan.

Aku bisa melihat keganasan Jeon Yun dari raut wajahnya,

Dia pun lalu menyodotkanku ke tembok dan mengecup lembut hidungku, terus ke dahi , pipi, dan kebibir ku, diulangi nya kecupan itu dan menjadi ciuman panas yang belum pernah dia ekspresikan sebelumnya .

Aku yang tak bisa mengimbangi nafsunya dan tersengal- segal kehabisan nafas

Ciuman nya yang beralih ke leher dan bagian sensitifk (belakang telinga) membuat ku geli sendiri.

Di naikkan nya handuk ku hingga paha ku terlihat sedikit

Namun ditengah- tengah, dia terkejut dan berhenti

" ada apa " tanyaku .

" sepertinya aku tidak bisa melakukannya "

" kenapa?"

" Hana " kedua tangan nya menegaskan pelan pada pundakku

" sepertinya aku tidak bisa mengotorimu"

" aku pikir bukan sekarang saatnya "

" ayo pake baju kamu , kita pulang "

ketarik tangan nya dan kuyakin dia bahwa aku bener-bener siap

" ***mahhah "

Ku kukecup bibirnya yang sudah basah, mungkin karena aku tidak ingin berhenti sehingga keputusanku bulat

" JeonYun , ayolah "ajak ku ganit

Kembali kucuim bibirnya sehingga ciuman maut pun berlangsung amat lama.

Jam dinding menunjukan angka 01.37 sehingga tak memungkinkan untuk kami pulang karena terlalu larut.

Dia merebahkan ku ketempat tidur " good nigt Hana"

Karena silau cahaya matahari aku tarbangun dan menemukan Jeon Yun di pelukanku. Perlahan dia membuka matanya

"apa kau tidur nyenyak" tanyanya

"ehamm" jawabku mesem.

Sepertinya tak terjadi apapun antara kami Jeon Yun yang tak ingin merusak masa depan ku hanya ingin menemaniku tidur dengan aman di dekatnya🙏

Latest chapters

Related Books

Popular novel hashtag